Bagian 9•C

124K 9.3K 175
                                    

Happy reading 👇👇

Fara dan yang lainnya berjalan menyusuri koridor menuju kelas nya setelah pertandingan usai dan jam istirahat sudah dimulai sejak lima belas menit yang lalu. Pertandingan berakhir dengan selisih nilai yang tipis, hanya selisih tiga angka saja dan beruntung kelas Aga yang berhasil memenangkan pertandingannya.

Aga berjalan di depan Fara bersama dengan Ricky sambil meneguk minumam dingin di tangannya. Melihat Aga yang terlihat dari belakang saja sudah membuat Fara menelan salivanya dengan payah.

Begitu sampai di kelas, Aga melepas kaos olahraga nya yang sudah basah oleh keringat. Ia duduk di lantai, bersandar di dinding. Tangannya yang memegang kaos olahraga di kipaskan di wajahnya.

Beberapa cewek yang melihat ke arah perut Aga dibuat tertegun. Mereka serasa terhipnotis tak mau beranjak dari perut Aga yang menggoda.

"Gila panas banget!" seru Bayu yang napasnya masih putus-putus. Kaos yang tadi ia kenakan sudah tersampir di pundak kanannya.

Ricky berbaring di hadapan Aga dan Bayu, kaos nya juga sudah ia lepas, punggungnya bersentuhan langsung dengan lantai yang dingin.

"Capek gue, kayak ngejar dan kodein doi yang gak peka," ujar Ricky yang memejamkan mata.

"Yah, malah curhat," sini Bayu.

Aga mendongak menatap Fara yang sudah duduk di kursinya. Tangan Fara naik ke atas untuk membenarkan ikatan rambutnya yang terlepas atau mungkin sengaja di lepas.

"Fara!" panggil Aga.

"Apa?" sahut Fara tanpa menatap Aga, ia menatap kosong ke arah kedua kakinya dan tangannya masih sibuk mengikat rambut panjangnya.

"Pantes aja gue kepanasan, gak taunya itu karena lo yang jauh-jauh dari gue. Sini Far! Kalau di deket lo pasti sejuk, gak kepanasan kayak sekarang ini," ucap Aga dengan suara lantang membuat sorakan teman-temannya terundang.

Fara menutup wajahnya yang memanas dengan kedua telapak tangannya. Aga benar-benar, selalu membuat Fara salah tingkah dan merona malu.

"Permisi Kak!" ujar seorang cewek anak kelas sebelas yang tiba-tiba saja berdiri di ambang pintu. Aga berdiri, berhegas memakai kaos olahraganya kembali saat melihat siapa yang datang.

Dia adalah salah satu anak OSIS, jika ada anak OSIS datang ke kelasnya, pasti ada sesuatu hal yang harus disampaikan pada Aga, selaku ketua yang masa jabatannya akan segera berakhir.

"Cari siapa dan ada apa La?" tanya Aga begitu ia berdiri di hadapan cewek berkacamata yang rambutnya dikucir satu di belakang.

Cewek yang memiliki nama Lala itu menatap Aga. Tangan kanannya terangkat membenarkan letak kacamatanya.

"Cari kak Aga, pembina nyuruh semua anak OSIS untuk rapat sepulang sekolah membahas tentang acara untuk ulang tahun sekolah. Ka Aga ditunjuk sebagai pemimpin rapat nanti. Sekalian nanti disuruh untuk bahas pemilihan ketua OSIS baru karena ka Aga sudah kelas tiga, harus fokus ke UN," ujar Lala.

"Oke, nanti gue kumpulin semua anak OSIS, lo bantuin kumpulin OSIS kelas sebelas yah! OSIS kelas dua belas biar gue yang urus."

"Iya udah, gue permisi yah ka," Pamit Lala.

"Oh oke, hati-hati di jalan, kalau ada yang godain Lo, bilang gue aja," ujar Aga yang membuat Lala menjadi gugup.

Begitu Lala berlari meninggalkan kelas Aga, Aga kembali menghampiri sahabatnya.

"Ada apaan Ga? Itu Lala yeye Lala yeye kan? yang penonton alay di acara musik?" tanya Bayu begitu Aga kembali duduk di tempat semula.

"Mulut lo! Dia Lala sekretaris OSIS."

"Gue tahu kali Ga, lo lupa kalau gue juga anak OSIS?"

"Ngapain Ga dia ke sini? Mau rapat atau ngabarin kalau lo udah di pecat jadi OSIS? Secara lo kan masa tenggang nya udah hampir habis. Bentar lagi pasti hangus tuh jabatan lo, gak bisa di perpanjang meskipun lo beli pulsa. Atau mau ngajakin kita semua jadi penonton alay? Bolehlah sekali-kali kita jadi alayers," cerocos Ricky.

Aga menendang pelan tulang kering Ricky, "Lo kira jabatan gue kayak kartu perdana yang bisa di perpanjang seenak jidat lo? Nanti sepulang sekolah kita disuruh rapat buat bahas acara ulang tahun sekolah. Mending lo berdua siapin ide buat lomba, nanti sampaikan di rapat."

"Oke, gue udah ada ide buat lomba. Di jamin OK, gak garing dan pasti banyak yang suka."

"Yang penting jangan panjat pinang, kasian para cewek, kalau cewek udah dipanjat baru di pinang, gue gak bisa bayangin itu kalau yang dipanjat Fara terus gue baru pinang Fara, setelah gue panjat dia," ucap Aga mulai ngawur.

"Besok ikut gue ya, Ga!" ujar Bayu serius.

"Ke mana?"

"Meikarta, ya ke tukang sedot WC lah, mau sedot otak Lo, biar pikirannya rada waras."

Aga mencebikkan bibirnya kesal.
"Sialan Lo, Lo kira otak gue apaan? Main sedot segala? Mana sedot di tukang sedot WC pula, Lo kali yang otaknya perlu di sedot. Otak kok kayak menara condong," omel Aga.

Bayu dan Ricky sudah memejamkan mata, pura-pura tidur.

"Kampret," maki Aga menendang kaki Bayu dan Ricky.

**
TBC
Sampai jumpa hari Kamis ya 👋


SitiUmrotun 💕

MANTAN [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang