Bagian 9•A

169K 10.6K 985
                                    

Percuma gue ada yang baru kalau gue masih sayang yang lama.
Aga_

Teriknya matahari tak membuat siswa kelas XII.IPA 1 menghentikan permainan basketnya. Sekarang adalah jam olahraga untuk kelas XII.IPA 1. Sebelum olahraga dimulai sudah menjadi rutinitas mereka untuk melakukan pemanasan agar tidak terjadi sesuatu buruk yang menimpa otot maupun tulang dan sendi mereka.

Berhubung pak Amir guru olahraga belum juga memunculkan batang hidungnya, anak kelas XII.IPA.1 belum juga melakukan pemanasan.

Kebiasaan cowok yang emang lebih aktif dari pada cewek, mereka bermain basket sambil menunggu kehadiran Pak Amir, guru olahraga mereka. Kebanyakan cowok menyukai olahraga, jadi tak heran meski tidak disuruh untuk olahraga, cowok biasanya berolahraga dengan sendirinya. Terbukti dengan mereka yang kini tengah bermain basket sesaat setelah mereka sampai di lapangan.

Beda seratus delapan puluh derajat dengan cewek yang kebanyakan tidak suka berolahraga. Mereka lebih memilih berteduh di bawah pohon rindang sembari ngomongin hal apapun yang bisa diomongin, kebanyakan sih ngrumpiin kejelekan orang lain. Cewek lebih suka olahraga ngoceh daripada capek-capek kepanasan, keringetan. Biasanya mereka membentuk kelompok kecil saat ngrumpi. Mending ngrumpi sambil berteduh di bawah pohon yang udaranya adem, daripada harus lari ngejar-ngejar bola, kepanasan dan itu merugikan wajahnya. Percuma membeli berbagai produk yang bisa menyulap wajahnya jika ujung-ujungnya harus kena cahaya matahari lagi.

Kebanyakan cewek kalau ketemu matahari alias kepanasan itu udah kayak di kejar malaikat maut yang bawa tongkat besar mirip garpu. Bawaannya pengen lari menghindar.

"Ehh kok Aga ganteng banget yah," celetuk Lena yang terfokus menatap Aga yang tengah berlari sembari mendrible bola basket ditangannya, melewati beberapa musuh yang menghalangi langkahnya. Wajah tampan Aga terlihat semakin tampan saat bulir-bulir keringat membanjiri wajahnya.

"Mantan gue tuh!" ucap Fara dengan bangga.

"Yeuuu!" sorak teman-teman Fara, Putri, Andin dan Lena.
Fara terkekeh geli.

"Udah mantan aja bangga," sinis Putri.

"Bangga lah, punya mantan kayak Aga itu suatu kebanggaan bagi gue. Hanya beberapa cewek yang bisa dapetin Aga, salah satunya gue, Fara Oktaviani he he,"

"Blur!" ketus yang lainnya. Teman-teman Fara memang dibuat heran dengan Fara. Pasalnya Fara berbeda, jika kebanyakan cewek jelek-jelekin cowok pas udah jadi mantan, ini si Fara malah masih suka muji Aga secara terang-terangan meskipun kadang gelap-gelapan.

"Far! Lo masih suka yah sama Aga?" pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Putri.

"Menyimak," ujar yang lainnya selain Fara dan Putri sambil menopang dagu menunggu Fara menjawab pertanyaan Putri.

Fara berfikir sejenak.
"Jujur aja sih kalau ditanya masih suka apa enggak? Jelas masih lah, cuma gue gengsi aja kalau Aga ngajakin balikan. Gue pengen bikin Aga uring-uringan alias gagal move on dan melihat gue yang seolah-olah move on dari dia. Biar dia ngerasain sakit juga," ucap Fara bersemangat.

"Hati-jati loh Far, entar Aga nya digebet sama yang lain. Secara Aga populer loh di sekolah. Gak menutup kemungkinan kalau banyak yang naksir sama Aga," ujar Andin.

"Iya Far, bisa aja kan Aga suka sama cewek lain karena lo yang gengsi balikan sama dia," sambung Lena mendukung pemikiran Andin.

MANTAN [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang