Sinar matahari sudah mulai terasa panas di kulit saat posisinya kian meninggi, membuat beberapa siswa siswi kelas XII.IPA.1 yang tengah melakukan pemanasan sebelum jam olahraga dimulai mengeluh kepanasan. Harusnya mereka tidak mengeluh dengan sinar matahari pagi yang menyengat kulit mereka, karena saat seperti itulah cahaya matahari bermanfaat bagi kesehatan tulang.
Ricky dan Lena yang merupakan seksi olahraga dalam struktur organisasi kelas XII IPA 1 berdiri di barisan terpisah, dengan posisi berlawanan arah dengan teman-temannya. Mereka berdua berdiri terpisah untuk mencontohkan gerakan pemanasan yang nantinya akan diikuti oleh teman yang lain sembari menghitung dengan semangat dari satu sampai delapan sebanyak dua kali sebelum berpindah ke gerakan pemanasan yang lain.
Sudah menjadi kebiasaan para cewek, melakukan sesi pemanasan dengan malas. Mereka sibuk mengeluhkan panas yang membuat polesan di wajah mereka luntur dan membuat wajah mereka nampak hitam dan kusam oleh keringat bercampur minyak di wajah.
Fara mengusapkan punggung tangannya di sekitar dahi dan pelipis untuk menghilangkan bulir peluh yang menghiasi wajahnya. Hari ini menurutnya sangat panas meskipun masih pagi sinarnya sudah terasa sangat membakar kulit. Apalagi kaus olahraganya yang panjang membuat tubuhnya semakin merasakan gerah.
Tangan kanannya ia gerakan cepat di sekitar wajahnya, menjadikan tangannya sebagai pengganti kipas untuk menciptakan angin yang bisa sedikit mengurangi rasa panas terutama di bagian wajah. Ia terus melakukan itu dan mengabaikan Lena yang tengah mencontohkan gerakan pemanasan. Tubuhnya sudah sangat kepanasan, jadi Fara pikir sudah tidak perlu pemanasan lagi yang ada nanti gosong karena terlalu lama dipanaskan.
Aga yang berdiri dengan jarak tak lebih dari satu meter dari posisi Fara, menoleh dan mendapati Fara yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri disaat teman-temannya sibuk meniru gerakan pemanasan yang dicontohkan oleh seksi olahraga.
"Fara! Disuruh pemanasan malah sibuk sendiri" ucap Aga yang membuat Fara menolehkan kepala cepat."Udah panas, hampir gosong malah" sahut Fara menghentikan aktivitasnya.
Aga menggeser tubuhnya semakin dekat ke arah Fara. Ia mendongak ke atas, memastikan arah datangnya cahaya matahari. Saat itu juga Aga memposisikan dirinya sedemikian rupa agar tubuh jangkungnya bisa menghalau cahaya matahari yang membuat Fara kepanasan dari tadi. Dengan tubuhnya yang tinggi, Aga berhasil membuat Fara tidak terkena cahaya matahari seperti tadi, karena cahaya kini dihalau oleh tubuh Aga."Masih panas gak?" tanya Aga memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat menjadi berhadapan dengan Fara.
"Enggak sih, tapi gak enak diliatin sama yang lain. Balik aja sana ke barisan Lo" usir Fara pada Aga karena merasa tak enak hati pada puluhan pasang temannya yang menatap ke arahnya. Entah tatapan seperti apa yang mereka tunjukkan, namun itu semua membuat Fara cukup risih dan berpikir yang tidak-tidak.
"Santai aja kali sama temen kelas sendiri. Kita kan udah bukan temen lagi, udah kayak keluarga malahan" ujar Aga santai.
"Iya juga sih. Eh--udah selesai pemanasannya" ujar Fara melihat Ricky dan Lena yang berbalik badan lalu bubar barisan diikuti yang lainnya.
"Iya udah, kita ke Pak Amir yuk" ajak Aga yang langsung menggandeng tangan Fara tanpa meminta persetujuan. Keduanya berjalan ke arah pinggir lapangan mengikuti teman yang lainnya menuju ke arah pak Amir yang tengah berdiri di pinggir lapangan sembari membawa absensi dan peluit yang menggantung di lehernya.
"Itu Aga tolong gandengannya dilepas dulu, banyak jomblowan jomblowati yang menyaksikan takut mereka makin nyesek" ujar pak Amir dengan nada jenaka. Aga terkekeh pelan, pak Amir memang sering menggoda siswa-siswinya dengan bahasa anak muda mengingat umur pak Amir masih terbilang muda, dua puluh tiga tahun. Wajar saja jika tingkah dan tutur kata pak Amir mengikuti arus perkembangan anak zaman sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN [Sudah Terbit]
Teen Fiction[Sudah Terbit] Kalau masih sayang yang lama, kenapa harus nyari yang baru? Bagaimana rasanya dihantui mantan yang udah mutusin di malam minggu, disaat sudah siap berdandan cantik, berharap diajak dinner romantis? Namun harapan kandas hanya...