Bagian 16

121K 8.2K 469
                                    

Gue bakal lakuin apapun demi lo, Far. Tapi kalau lo nyuruh gue buat jauhin lo, antar gue ke kelurahan. Gue mau bikin surat keterangan tidak mampu.
Aga_ 💋💋
**

Semilir angin sore menerpa rambut Fara pelan. Fara terduduk di bangku panjang yang terbuat dari kayu dengan cat berwarna putih. Bangku yang letaknya cukup strategis, di bawah pohon mangga yang tidak terlalu tinggi namun begitu rindang. Saat ini Fara tengah duduk manis di bangku taman samping rumahnya. Taman kecil yang ditumbuhi beberapa jenis bunga aneka warna yang ditanam oleh Siska, bunda Fara.

Kedua tangan Fara tak berniat melepas sedetik pun ponsel berwarna gold di tangannya meski ponselnya tidak ia pakai. Senyum tipis terbit begitu saja dari bibir Fara. Mengingat momen bersama Aga membuatnya tersenyum layaknya orang gila. Fara sendiri heran, hanya perhatian kecil yang Aga tunjukan mampu membuat kesan kengan tersendiri bagi Fara. Memang perhatian kecil yang sering di lupakan bisa membuat siapa saja merasa terbuai.

Fara meraba rambutnya yang dibiarkan tergerai menutupi punggung dan dadanya. Di sana sebuah jepit rambut berbentuk pita bertengger manis di rambut Fara. Ia masih ingat persis, siapa yang telah membelikan jepit rambut tersebut.

Saat istirahat kedua tadi, Aga mengajak Fara ke kantin bersama. Hanya ada Aga dan Fara yang duduk saling berhadapan menikmati bakso yang menjadi menu favorit pengunjung kantin. Rambut Fara yang tergerai membuat Fara sedikit risih dengan rambutnya yang beberapa kali menghalau pandangannya. Sialnya, Fara tidak membawa ikat rambut atau semacamnya membuat ia beberapa kali menghentikan makannya untuk menyelipkan rambutnya ke belakang telinga agar tidak menutupi wajah terutama pandangannya saat ia menunduk menikmati bakso miliknya.

Aga yang melihat Fara kewalahan karena rambutnya terus menyusup berusaha menganggu Fara, ikut membantu Fara. Sesekali Aga memegangi rambut Fara saat Fara tengah memasukan bakso atau mie ke dalam mulutnya.

Aga yang saat itu tak sengaja menoleh ke kanan dan melihat sebuah jepit rambut yang terpampang jelas di etalase kantin, bergegas Aga membeli jepit rambut tersebut untuk Fara.

Dengan penuh kehati-hatian, Aga berdiri di samping Fara dan menjuput sedikit rambut Fara lalu menarik ke belakang sebelum memakaikan jepit rambut tersebut di rambut hitam panjang Fara.

Sampai saat ini, Fara belum mengubah tatanan rambut yang dibuat oleh Aga. Sentuhan lembut Aga saat memakaikan jepit rambut bahkan masih terasa begitu jelas oleh Fara. Di tambah pujian Aga bahwa Fara terlihat semakin cantik saat mengenakan jepit rambut yang Aga belikan semakin memperkuat alasan Fara untuk tidak mengubah tatanan rambutnya sejak tadi.

Ponsel yang ia genggam bergetar membuat Fara tersentak kaget. Buru-buru Fara melihat ke arah ponselnya. Sebuah line masuk dari Aga beberapa detik yang lalu. Entah mengapa tubuh Fara bereaksi berlebihan saat mengetahui Aga mengirim pesan lewat line. Padahal ini bukan line pertama dari Aga, namun tetap saja reaksi Fara selalu begini. Wajah yang memanas, di barengi dengan irama detak jantungnya yang berpacu lebih cepat lalu tiba-tiba keringat dingin menyelimuti kedua telapak tangannya.

"Sumpah ya Ga, cuma lo yang bisa buat gue berlebihan kayak gini,"gumam Fara lirih. Segera Fara mengarahkan ibu jarinya untuk membuka line dari Aga.

Aga_ kangen sm siapa aja boleh kan? Sama lo misalnya :)

Fara_ behaha kangen apanya? Baru jg ketemu td di sekolah

MANTAN [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang