Yara merebahkan dirinya di kasur kesayangannya, pacar setia yang selalu sulit untuk di tinggalkan. Ia baru saja sampai di rumah setelah tadi ketiduran di koridor sekolahnya, beruntung Sesil dan Aul membangunkannya. Jika tidak, sudah jelas ia seperti gelandangan yang ngemper di lantai sekolah.
Ddrrrttt...dddrrrttt
Yara mengeluarkan ponselnya yang bergetar dari dalam saku. Ia mengernyit melihat pesan yang masuk barusan.
My Robot💩💩
(Keluar cepet!)_16.42
Ayarazi
16.42_(Hah? Maksudnya?)
My Robot💩💩
(Lo keluar rumah lo cepet.)_16.42
Yara bangkit dari tempat tidurnya, ia berjalan ke arah jendela kamarnya dan mengintip dari celah kaca. Di sana, ia menemukan Radit tengah memegang ponselnya lengkap dengan seragam sekolah juga tas sekolah yang bertengger di punggungnya.
Yara berlari keluar kamar bergegas menghampiri Radit di luar sana, hampir saja ia terjatuh akibat terpeleset lantai yang licin karena masih megenakan kaus kaki.
Radit menoleh, ia tersenyum tipis begitu melihat sosok yang di tunggunya tiba. Dia itu baru pulang apa gimana deh? Kok tumben masih pake seragam lengkap? Masih pake kaus kaki pula, tapi kenapa dia jadi keliatan manis gitu sih pas pake kerudung panjang. Bikin hati adem aja ngeliatnya. Pikir Radit tanpa sadar.
Yara mengernyit begitu melihat Radit yang terdiam memperhatikannya. Merasa risih di perhatikan begitu oleh Radit, ia mengecek penampilannya dari atas hingga kebawah. Nggak ada yang aneh ah, kenapa dia malah bengong begitu sih? Batin Yara.
"Radit." Panggil Yara. Namun Radit tetap diam dan terus memperhatikan Yara. Hal ini membuat Yara takut, takut kalau-kalau Radit kerasukan setan atau jin yang membuat Radit diam seperti ini.
"Radit ih, lo kenapa si ngeliatin gue begitu amat."
Radit masih terdiam dan terus memperhatikan Yara.
"Radit lo lagi nggak kesurupan kan?" Tanya Yara khawatir sambil mengguncang lengan Radit pelan.
Radit mengerjap, sadar dari lamunannya.
"Hah? Lo kok ada di sini?" Radit bertanya, lalu ia meringis mengingat betapa bodohnya pertanyaan yang ia ajukan barusan.
Inilah hal yang di takuti Radit ketika berhadapan dengan gadis itu, ia takut bahwa ia akan bertindak memalukan. Semenjak Yara mengubah penampilannya, entah mengapa Radit selalu memikirnya ketika mereka sedang terpisah.
"Lah lo yang ngapain di sini? Kan tadi lo yang nyuruh gue keluar." Ujar Yara.
"Oiya lupa gue." Kemudian Radit mengambil plastik berisi boks khusus menyimpan makanan dingin, ia menyerahkan plastik itu kepada Yara. "Nih buat lo. Tadi pas gue balik dari rumah temen, nggak sengaja ngelewatin kedai eskrim kesukaan lo. Trus yaudah sekalian aja mampir bentar buat beliin lo ini." Ujar Radit mengenai maksud dan tujuannya datang kemari.
Senyum Yara terukir lebar, dengan sangat tidak sabar ia mengambil boks berisi ice cream kesukaannya itu dari tangan Radit. Namun, saat ia hendak mengambil boks itu, Radit menjauhkan boks tersebut dari jangkauan Yara.
Yara cemberut, sedangkan Radit tersenyum. "Tapi inget, sebelum lo makan ini, lo harus makan nasi dulu biar maagh lo nggak kambuh. Gue tau, lo pasti belom makan sore kan. Palingan juga terakhir lo makan itu tadi pas jam istirahat ke 1 sekitar jam 10 an." Jelas Radit. Ia tidak mau Yara sakit nantinya, karena itu ia kerap kali memarahi Yara karena gadis itu kurang peduli dengan jadwal makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILAMAR(?) [TAMAT]
SpiritualAyara : Berawal dari keisengan belaka, hingga suatu peristiwa tak terduga berhasil mengubah hidupku kedepannya. BELUM DIREVISI Rank : #1 in Motivasi (20-05-18) #38 in spiritual (11-05-18) #47 in spiritual (25-04-18) #51 in spiritual (09-03-18) #52...