Part 24

4.5K 223 8
                                    

Seluruh anggota paskibra terlihat sibuk sekali, tentu saja mereka sibuk untuk menyambut hari besarnya anak paskib, yaitu Hari Kemerdekaan Republik Indonesia atau biasa di sebut tujuh belas Agustusan.

Sudah seminggu ini Yara dan teman-teman paskibnya pulang malam terus, akibat sibuk latihan untuk upacara tujuh belasan nanti. Selain sibuk menyiapkan pasukan serta formasi untuk pengibaran nanti, mereka juga sibuk untuk menyiapkan acara serah terima jabatan yang akan di lakukan setelah pengibaran di sekolah.

"Ayo...ayo satu kali latihan lagi abis itu kita pulang." seru Davi selaku komandan pleton pasukan tujuh belas.

Mereka membuat tiga pasukan, yaitu pasukan tujuh belas, pasukan delapan dan pasukan empat lima. Dimana pada pasukan tujuh belas di dominasi oleh anak kelas 10 dan 11, sedangkan di pasukan delapan di isi oleh anak kelas 12, dan terakhir di pasukan empat lima di isi oleh beberapa kelas 10 11 dan 12.

Aul yang bertugas sebagai pembawa bendera pun sudah terlihat lelah karena sejak tadi ia harus selalu memegang baki dan tersenyum layaknya pembawa bendera di istana negara.

Dengan sisa tenaga yang ada, seluruh pasukan pun kembali berjalan menuju gerbang depan sekolah untuk melakukan latihan yang terakhir kali di hari yang panjang ini.

Suara bariton terdengar menggema di seantero sekolah, itu suaranya Davi yang sedang mengambil aba-aba untuk membawa seluruh pasukan menuju tengah lapangan.

Selang beberapa detik setelah Davi mengambil aba-aba, terdengar derap langkah kompak yang memenuhi sekolah. Sekolah sudah sepi sejak tadi, hanya tersisa anak paskibra yang masih sibuk latihan untuk upacara nanti. Tentu saja tinggal mereka, karena sekarang sudah pukul 18.50 yang artinya sudah hampir lewat 4 jam dari waktu pulang sekolah.

Hari ini merupakan hari terakhir mereka latihan menjelang upacara hari besar itu, sebenarnya masih tersisa 4 hari lagi menjelang hari H. Namun mereka menyisakan tiga hari untuk mereka beristirahat dan melakukan perawatan, agar pas hari H mereka tidak terlihat dekil dan kucel sama sekali.

Mungkin bagi para anggota kelas 10 akan memanfaatkan waktu tersebut dengan benar-benar beristirahat atau perawatan, namun hal itu tidak berarti bagi mereka yang kelas 11 dan 12. Mereka masih harus menyiapkan acara serah terima jabatan itu, mulai dari menyiapkan tempat yang akan di gunakan untuk berlangsungnya acara itu, makanan yang akan di sediakan pada acara itu, hingga perintilan-perintilan lainnya.

***

Yara dan teman-teman seangkatannya terlihat sibuk sekali hari ini, mereka sibuk mengecek dan mendata apa-apa saja yang sekiranya masih kurang atau belum ada untuk acara serah terima jabatan yang akan diadakan besok setelah upacara selesai.

Mereka memutuskan untuk menggunakan gedung aula sekolah sebagai tempat berlangsungnya acara itu, dan saat ini mereka masih mempersiakan segala kebutuhan yang akan diperlukan esok.

Keringat membanjiri tubuh gadis itu, meski ruangan ini memiliki pendingin ruangan, namun aktivitas yang dilakukan gadis itu sejak tadi membuat keringat bercucuran di tubuhnya.

"Kak Yara, tadi kakak dicariin sama kak Rara. Katanya kak Rara, kakak jadi nggak ke toko kuenya? Kalo jadi biar kak Rara siap-siap." ujar Sasa, salah satu angkatan 30 (satu tahun dibawah Yara)

"Jadi dek, sekarang mana Raranya?" jawab Yara dengan nafas tersenggal-senggal akibat berlarian kesana-kemari sejak tadi.

"Itu kak, kak Rara tadi lagi di belakang nyiapin barang-barang buat besok."

"Oalah okeoke, saya ke sana. Makasih yaaa dek." Yara pun segera menuju ke tempat Rara berada.

Sebenarnya kondisi tubuh Yara sudah mendekati kata waspada, ibarat rambu lalu lintas, tubuhnya itu sudah berada di lampu kuning. Yang artinya ia bisa saja tumbang kapan pun, namun ia sama sekali tidak memperdulikan kondisinya itu.

DILAMAR(?) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang