Part 38

4.2K 194 4
                                    

Pernah mendengar istilah mayat hidup? Atau istilah kerennya adalah Zombie?

Kira-kira seperti itulah penampilan Ayara sekarang, tidak makan, tidak minum, kantung mata melebihi kantung cucian, bagian bawah mata menghitam lebih hitam dari pantat panci gosong.

Ia terlihat begitu menyeramkan, bahkan dirinya sendiri takut melihat bayangannya di cermin. Pergi ke sekolah pun tak ada bedanya, kerjaannya hanya tidur dan melamun sepanjang hari.

Vano yang mendengar kabar tentang Ayara pun merasa sangat-sangat bahagia, begitupun dengan Gita, mantan teman dekat Yara. Niat Vano untuk membalaskan dendam Gita terhadap Ayara sudah berhasil dilaksanakannya, dan semua rencana yang sudah ia bangun pun berhasil tanpa ada cacat sedikitpun.

Sahabat-sahabat dekat Yara pun sudah berusaha untuk menghiburnya, namun usaha mereka sia-sia. Radit marah besar terhadap Vano, ia yang sudah menyebabkan semua ini kepada Ayara. Ingin sekali Radit meremukkan badan laki-laki sialan itu, andai saja ia tidak terlibat janji kepada Yara untuk tidak menyentuh Vano seujung kuku pun.

Dika yang sedang berlayar juga ikut uring-uringan, semua pekerjaannya di kapal jadi berantakan karena fokusnya dia saat ini untuk sahabatnya yang jauh di Jakarta, bukan pekerjaannya yang di depan mata.

"Udah apa Yar... Jangan begini terus... Badan lo itu udah setipis kapas, nggak usah sok-sok mau nyaingin badannya model-model Victoria Secret deh, nggak cocok." kata Aul berusaha menghibur sahabatnya.

"Tau Yar... Makan yaaa.. Dari kemaren makan lo dikit banget.." Sesil menimpali, "Lo diet? Nggak usah sok-sok diet kenapa Yar, badan udah kurus begitu juga pake diet-diet segala. Nanti kalo lo sakit lagi gimana?" lanjutnya.

Yara hanya terdiam sambil memandang lesu kedua sahabatnya, sakit di hatinya tak kunjung reda. Padahal sudah seminggu lebih kejadian itu berlalu, namun sakitnya masih membekas hingga ke dasar jiwa.

Ia menghela nafas lelah, sudah cukup baginya semua sakit hati yang dialami selama ini. Ia tidak ingin kembali menjadi wanita bodoh yang mudah terpedaya pada cinta semu, cinta yang salah karena bukan di jalan Allah.

"Dari pada lo bengong-bengong nggak jelas, mending sabtu ini lo ikut kita berdua pergi ke kajian." tawar Sesil yang langsung diberi anggukan semangat oleh Aul.

"Kajian? Kajian dimana?"

"Di daerah Pusat sana, materinya bagus. Yuk dateng, sekalian ngisi kekosongan iman lo." jawab Aul.

Gadis itu tampak menimbang sebentar sebelum akhirnya ia mengangguk lemah, mengiyakan ajakan kedua sahabat tersayangnya.

***

Sabtu pagi masih berjalan seperti biasanya, dan aktifitas yang dilakukan pun masih tetap sama. Hanya saja hari ini Ayara berpakaian serba biru, mulai dari kerudung, gamis, bahkan kaus kaki yang dikenakannya pun berwarna biru.

Meski dari segi pakaian terlihat seperti orang yang tengah berbahagia, namun raut wajah Yara menunjukkan sebaliknya. Pandangannya masih saja kosong, tak ada keceriaan sedikit juga di wajahnya. Sepanjang latihan pun dirinya hanya banyak duduk diam sambil memperhatikan, berbeda dari biasanya.

Radit yang melihat itu menjadi geram sendiri di tempat nya berdiri, ia mengeratkan kepalan tangannya hingga terdengar bunyi tulang-tulang nya yang saling beradu di dalam sana. Bahkan raut wajahnya ikut mengeras seraya terdengar suara gemelutuk gigi karena ia mengencangkan rahangnya.

Ia marah.. Sangat marah terhadap laki-laki bajingan itu, namun apa daya, ia tak bisa berbuat apa-apa. Dirinya sudah terikat janji kepada gadis itu agar tidak menghabisi Vano, tetapi janjinya itu hanya berlaku ketika dirinya seorang diri. Maka saat ini, ia sangat-sangat menanti kepulangan Dika agar mereka bisa bersama-sama menghabisi bajingan satu itu.

DILAMAR(?) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang