"Lo tuh bisa nggak sih jadi orang gausah bego-bego banget! Ngapain coba lo baikan lagi sama Vano." Ujar Radit penuh emosi kepada Yara.
"Trus juga tuh, kemana cowo sialan yang namanya Ardi Ardi itu?!" Tanyanya.
Saat ini mereka sedang diperjalanan pulang menuju rumah Yara, mereka baru saja mengambil uang di ATM gadis itu. Angin malam berhembus menerpa lembut kulit gadis itu, cuaca saat ini lumayan dingin karena hujan sempat mengguyur ibukota sore tadi. Yara mengernyit mendengar Radit menyebut nama Ardi, tahu dari mana laki-laki ini soal Ardi, padahal seingatnya gadis itu tidak pernah bercerita apapun tentang Ardi kepada Radit.
"Lo kok tau soal Ardi sih?" Yara balik bertanya, sedangkan Radit sudah mulai keringat dingin karena pertanyaan bodohnya.
Tentu saja ia tahu soal Ardi bukan dari Yara langsung, melainkan dari orang suruhannya yang bertugas selalu mengawasi gadis itu selama di sekolah.
Radit meneguk salivanya. "Ehmm...gue tau dari..." Jawabnya terbata sambil mencari alasan yang tepat untuk kebohongannya.
"Oh waktu itu gue nggak sengaja baca chat masuk dari yang namanya Ardi di ponsel lo." Ujarnya tak sepenuhnya berbohong.
"Oh.." Hanya itu reaksi yang diberikan Yara
"Gue nggak suka ya Yar lo baikan lagi sama Vano, gue gamau nanti lo disakitin lagi sama dia."
"Please deh Radit, gue cuma temenan sama dia. Lagian, nggak baik tau sesama muslim saling memutuskan tali silaturahmi." Yara melakukan pembelaan diri atas pernyataan Radit barusan.
"Oh cuma temen.. trus lo pikir waktu dia nyakitin lo dulu, status lo sama dia itu udah pacaran?!" Yara terdiam mendengar penuturan Radit, biar bagaimanapun apa yang dikatan Radit memang benar.
"Dari dulu pun lo sama dia cuma temenan Yar, cuman lo liat akibatnya, elo sakit hati kan karena dia. Gue nggak mau ngeliat lo kayak gitu lagi Yar, udah cukup dia nyakitin lo sekali itu, dan udah cukup juga lo sakit hati karena si Ardi Ardi gajelas itu."
"Lo kenapa jadi nggak suka gitu deh sama Vano? Bukannya dulu waktu kelas 7 lo sama Vano sekelas? Trus duduknya sebangku pula." Tak tahan mendengar ocehan sepihak dari Radit, akhirnya gadis itu bertanya alasan ketidaksukaan laki-laki itu kepada Vano yang notabennya pernah menjadi teman dekat Radit.
Radit, Vano, Dika, dan Yara berasal dari SMP yang sama. Vano dan Radit pernah menjadi teman sebangku semasa kelas 7 dahulu, sedangkan Yara dan Radit pernah berada di kelas yang sama pada saat kelas 8, dan Vano serta Dika pernah sekelas sewaktu mereka kelas 9. Mereka berteman baik semasa SMP, namun entah mengapa kini seperti ada jarak diantara ketiga laki-laki itu. Bahkan Vano dan Dika bisa dibilang bersahabat semasa mereka sekelas di kelas 9 dulu. Setelah lulus, Vano dan Yara melanjutkan pendidikannya di sekolah serta jurusan yang sama, Dika melanjutkan pendidikan dengan mendaftar taruna pelayaran, dan Radit melanjutkan pendidikannya di SMK.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILAMAR(?) [TAMAT]
SpiritualAyara : Berawal dari keisengan belaka, hingga suatu peristiwa tak terduga berhasil mengubah hidupku kedepannya. BELUM DIREVISI Rank : #1 in Motivasi (20-05-18) #38 in spiritual (11-05-18) #47 in spiritual (25-04-18) #51 in spiritual (09-03-18) #52...