Yara terlihat begitu antusias, sedari tadi tak henti-hentinya ia pergi mendatangi stan-stan yang menjual buku-buku islami. Aul pun hanya mampu mengikuti kemana langkah sahabatnya itu pergi, ia tidak menyangka bahwa ternyata masih ada rasa keingintahuan akan islam dalam diri sahabatnya itu, ia fikir setelah kembalinya Vano yang membawa dampak buruk bagi imannya Yara, maka rasa cinta akan islam pun turut pudar dalam diri sahabatnya itu.
Terlalu asyik mereka berkeliling stan, hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Mereka berdua pun memutuskan untuk pergi ke Masjid di dekat situ, sekedar untuk beristirahat sambil menunggu waktu maghrib tiba.
"Oiya nanti kita pulang bareng sama abang gue ya, tadi gue udah minta jemput sama Bang Alif."
"Gue juga ikut sama lo dan Bang Alif gitu Ul?"
"Iyalah, emangnya lo mau pulang sendirian? Ini jaraknya jauh loh Yar, udah malem pula. Masa iya gue tega ngebiarin lo pulang sendiri, lo pasti ikut gue lah."
"Oalah okeoke."
Masih ada cukup waktu untuk menunggu adzan maghrib berkumandang, maka Aul menyarankan Yara untuk kembali melatih bacaan Al-Qur'annya setelah cukup lama ia hampir melupakan Al-Qur'an.
***
Yara dan Aul pun menunggu Alif, Aul bilang abangnya itu sudah sampai dan kebetulan sholat di masjid yang sama dengan yang mereka tempati tadi. Mereka berdua memilih untuk menunggu di pelataran masjid, agar lebih mudah dicarinya nanti.
"Bang Alif!" panggil Aul setelah ia melihat sosok abangnya yang berdiri tak jauh dari tempat mereka berdiri tadi.
Di samping Alif, berdiri sosok laki-laki yang sepertinya tidak asing bagi Yara. Mereka berdua memakai gamis, kompak sekali. Yara masih berusaha mengingat siapa laki-laki di samping bang Alif itu.
"Hey! Abang cariin juga." Ujar Alif sambil berjalan mendekat kearah Yara dan Aul.
"Eh, ada Bang Akram? Assalamu'alaikum bang." Aul menyapa laki-laki di sebelah abangnya. Ah ya, ternyata Akram. Pantas saja Yara merasa tidak asing dengan laki-laki ini, mereka pernah bertemu pada saat kajian waktu itu.
"Wa'alaikumsalam." jawab laki-laki yang bernama Akram itu.
"Oh iya, kenalin ini teman ku, Ayara." Aul mengenalkan Yara kepada Akram, Yara yang merasa kaget karena tiba-tiba sahabatnya itu mengenalkan dirinya pun langsung terdiam karena tidak tahu harus berbuat apa.
"Kalau Bang Akram ingat, kalian berdua pernah bertemu pas di acara kajian aku."
Yara hanya mengangguk kecil sebagai tanda salam darinya, dan Akram pun sama.
Mereka bergegas ke mobil yang dibawa Alif tadi, takut keburu semakin malam dan macet di jalan. Kali ini Akram lah yang membawa mobil dengan Bang Alif duduk di kursi depan. Sedangkan Yara dan Aul, mereka duduk di kursi belakang. Sepanjang perjalanan, mereka berdua asyik membicarakan kejadian demi kejadian yang mereka lalui di acara tadi.
"Kalian sudah makan?" tanya Alif di sela-sela keasyikan bercerita mereka berdua.
"Sudah tadi jam satu," Jawab Aul cepat. Mereka memang sudah makan, tapi itu siang tadi, kalau makan sore sih belum.
"Makan dulu yuk. Abang teraktir." ajak Bang Alif.
"Boleh. Yara ikut ya," jawab Aul semangat sambil mengajak Yara agar ikut makan malam bersama mereka.
"Iya." Jawab Yara malu-malu
"Mau makan di mana?" Tanya Aul.
"Kita ke mall aja. Di sana baru kita pilih mau makan apa." saran Alif.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILAMAR(?) [TAMAT]
SpiritualAyara : Berawal dari keisengan belaka, hingga suatu peristiwa tak terduga berhasil mengubah hidupku kedepannya. BELUM DIREVISI Rank : #1 in Motivasi (20-05-18) #38 in spiritual (11-05-18) #47 in spiritual (25-04-18) #51 in spiritual (09-03-18) #52...