Part 28

4.3K 189 12
                                    

"Aku sayang kamu Ra." kalimat itu terus terngiang di benak Yara. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat itu, lidahnya kelu, otaknya tidak mampu mencerna apa yang sedang terjadi.

Alhasil, ia hanya mampu terdiam di tempatnya dan membiarkan Arya memeluknya. Tidak lama memang, hanya sekedar pelukan singkat, namun memiliki berjuta makna di dalamnya.

Segala kerinduan, keresahan, serta kasih sayang yang tak pernah tersampaikan, kini dapat tersalur secara langsung kepada gadis yang selama ini masih setia mengisi ruang kosong di hatinya.

Bersyukur pelukan itu hanya sebentar, dan orang tua Yara akhirnya tiba. Sehingga ia tidak perlu berlama-lama terjebak di awkward moment bersama Arya, sang MANTAN kekasihnya.

Selama perjalanan pulang pun, Yara hanya terdiam di kursi penumpang mobil yang dikendarai oleh ayahnya. Ia masih harus menelaah isi hatinya, apakah masih ada nama Arya di sana, atau memang sudah terganti oleh sosok lain yang tengah dekat dengannya selama ini.

Entahlah, yang jelas ia merasa senang bisa bertemu secara langsung dengan laki-laki yang pernah mengisi ruang kosong di hatinya dahulu kala.

***

"Gimana yang abis di rawat sama mantan? Jadi lebih baik kah?" ujar Sesil sambil meletakkan tas sekolah yang dibawa, ia baru saja tiba dan melihat sahabatnya tengah terdiam di kursi kelasnya.

Yara menghela nafas, dan menoleh menatap sahabatnya dengan pandangan nelangsa. Aul belum tiba, mungkin sebentar lagi ia baru sampai ke sekolah.

"Boro-boro makin baik kondisi gue Sil, makin puyeng yang ada."

Sesil mengernyit mendengar penuturan sahabatnya, dan Aul pun datang bertepatan saat cerita Yara hendak di mulai.

Aul meletakkan tas sekolah dan binder yang selalu ia bawa, lalu duduk menghadap kedua sahabatnya. Ia melihat wajah lesu Yara dan kernyitan di dahi Sesil.

"Kalian berdua lagi bahas apa?" tanya Aul.

"Nih temen lo, abis di rawat sama mantan bukannya makin baik, eeehhh malah makin puyeng katanya." jelas Sesil, sedangkan Yara hanya mampu menghela nafas lelah. Lelah dengan semua permasalahan yang silih berganti menghampiri nya.

"Lo kenapa lagi Yar?" Aul bertanya sambil membuka sekotak bekal yang di bawanya, ternyata isinya tiga buah donat gula.

Aul mengambil satu diantara tiga donat itu, diikuti Sesil dan terakhir Yara. Aul memang sengaja membawa tiga donat itu untuk sarapan mereka bertiga, sebelum makan siang di waktu istirahat nanti.

"Jadi kemaren sebelum gue balik dari rumah sakit, Arya sempet bilang kalo dia sayang sama gue." jelas Yara sebelum ia memasukkan donat tadi ke mulutnya dan mulai mengunyah sambil menikmati rasa manis yang mulai menjalari indera perasanya.

Aul dan Sesil terbatuk akibat tersedak donat yang sedang di makan, buru-buru mereka mengeluarkan botol minum dari dalam tas masing-masing dan meminumnya hingga hampir setengah botol. Di saat kedua sahabatnya hampir mati tersedak, Yara malah asyik dengan donat yang memenuhi mulutnya. Memang tipe teman yang kurang ajar si Yara ini yaaaa.

"Elo itu ya, temen udah mau mati gara-gara keselek donat, eeeh lo malah asyik sendiri sama tuh donat." omel Aul begitu melihat respon sahabatnya yang berkepala batu itu ketika ia dan Sesil sedang tersedak tadi.

Yara mengedikkan bahu, "lo berdua aja yang bego, makanya kalo makan tuh hati-hati biar nggak keselek donat." ujar gadis itu dengan santainya.

Aul mendelik tajam dan Sesil langsung memukul pelan telapak tangan kiri Yara yang berada di atas meja dekat dengannya.

DILAMAR(?) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang