Part 35

4K 181 18
                                    

Bagai tersambar petir begitu Radit mendapat kabar bahwa Yara dilamar oleh laki-laki lain, ia baru saja mendapat kabar itu dari salah satu orang suruhannya yang bertugas selalu mengawasi Yara kemanapun gadis itu pergi.

Ada sedikit kelegaan ketika ia tahu bahwa Yara menolak lamaran itu, namun tetap saja itu artinya dia sudah dua kali kecolongan dalam menjaga gadis itu.

Yang pertama dia kecolongan karena Vano berhasil kembali masuk dan mengusik kehidupannya Yara dan yang kedua adalah kabar bahwa gadis itu dilamar oleh laki-laki lain.

Kemana saja dirinya selama ini sampai-sampai bisa kecolongan, padahal seingatnya dia sudah sangat ketat menjaga Yara. Orang suruhannya pun bukan hanya satu dua, tetapi lebih dari itu untuk selalu mengawasi gerak-gerik Yara dimana pun gadis itu berada.

Ia kesal, ia marah pada keadaan yang tidak pernah berpihak kepadanya. Ingin ia menunjukkan perasaannya kepada Yara, namun ia urung karena takut bila Yara mengetahui perasaan laki-laki itu yang sebenarnya maka hubungan mereka akan menjadi buruk.

Ia tidak ingin berada jauh dari Yara, namun ia juga tidak ingin berada diposisi seperti ini terus menerus.

Susah sekali sepertinya bagi Yara untuk menyadari hadirnya Radit disisi gadis itu selama ini, terkadang Radit berfikir, sedingin itukah dirinya sampai-sampai Ayara sulit untuk melihat rasa cintanya untuk gadis itu.

Entah memang dirinya yang terlalu dingin atau memang gadis itu yang terlalu bodoh untuk tidak menyadari kehadiran Radit selama ini.

***

"Yar, sabtu ini kamu nggak ada acara kan selain ngelatih paskib?" Vano bertanya kepada Yara, saat ini mereka sedang ada di rumah Vano.

"Iya nggak ada, kenapa emang?" jawab gadis itu sekenanya, pasalnya saat ini ia tengah disibukkan dengan tugas presentasi dari Bu Nisa.

"Sabtu malem kita jalan ya, nonton gitu." tawar Vano, mendengar kata jalan membuat Yara mengalihkan perhatian nya dari laptop tadi dan menatap laki-laki itu dengan senyum.

"Mauuuu..." pekik gadis itu kegirangan, sudah beberapa hari ini ia disibukkan dengan berbagai tugas. Sehingga sudah beberapa hari ini pula ia dan Vano jarang pergi berdua, kebetulan sekali bukan laki-laki itu mengajak nya pergi, itung-itung refreshing lah istilahnya.

"Oke, jam 7 aku jemput kamu." kata Vano sambil mengelus puncak kepala Yara sebelum gadis itu kembali berkutat dengan tugasnya.

***

Sabtu pagi kesibukkan Yara masih sama seperti sabtu-sabtu sebelumnya, yaitu kembali berkutat dengan paskibra dan terjebak bersama laki-laki menyebalkan sekaligus menyenangkan bernama Radit Putra Pratama.

Saat ini mereka sedang berkumpul untuk membahas acara pelantikan paskib bulan depan, mereka berkumpul di dekat lapangan lebih tepatnya di depan ruang Tata Usaha.

Seluruh anggota kelas 8 duduk di lantai, sedangkan Yara dan Radit duduk di atas meja yang kebetulan ada di sana. Memang tipikal senior sekaligus pelatih kurang ajar sih, namun seperti itulah mereka.

Disaat semua sedang sibuk membahas agenda apa saja yang akan mereka buat, Yara tengah asyik sendiri dengan ponselnya.

Hal ini membuat Radit geram dan menegur gadis itu hingga Yara merajuk.

Merasa kesal dengan Radit, ia iseng untuk memfoto lengannya yang kebetulan berada dekat dengan lengan Radit.

Sebetulnya, dulu Yara pun pernah memfoto lengannya dengan lengan Radit. Hanya sekedar untuk membandingkan perbedaan warna kulitnya dengan kulit laki-laki itu yang ternyata bak kopi susu, sangat kontras.

DILAMAR(?) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang