Part 30

3.9K 185 7
                                    

Sesuai janjinya siang tadi, sore ini Vano kembali mengajak Yara jalan-jalan keliling taman kota. Menikmati suasan sore hari, tertawa bersama, merasakan hembusan semilir angin yang menerpa kulit, hingga melihat indahnya senja di langit kota Jakarta.

Yara berjalan berdampingan dengan Vano, laki-laki itu menggenggam erat tangan Yara seakan takut kehilangan gadis itu untuk yang kedua kalinya.

"Tunggu sini bentar Yar, gue punya sesuatu buat lo." ujar Vano sebelum berlalu meninggalkan Yara.

Laki-laki itu berjalan ke arah taman bunga yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat Yara berdiri tadi, ia memetik beberapa tangkai bunga mawar merah dan di rangkainya bunga itu hingga berbentuk seperti sebuket bunga yang indah dan cantik sekali.

Ia kembali menghampiri Yara yang sejak tadi terus memusatkan perhatian nya kepada dirinya, Yara tersenyum senang begitu melihat apa yang diperbuat laki-laki yang tengah melangkah mendekat ke arahnya itu.

"Bunga cantik buat gadis cantik." ucap Vano dengan senyum manis yang membuat laki-laki itu menjadi lebih tampan dibanding biasanya, ia menyerahkan sebuket bunga yang di rangkainya tadi sambil terus menatap penuh puja gadis di hadapannya.

Yara tersenyum senang, ia mengambil sebuket bunga mawar merah itu dan menghirup aroma bunga itu yang benar-benar membuat perasaannya jauh lebih bahagia dibanding sebelumnya. Ternyata seperti ini rasanya dicintai oleh laki-laki yang memang kita cintai, dulu, selama ia dekat dengan Vano mereka hanya sering pergi berdua dan perhatian yang diberikan Vano tidak seperti sekarang ini. Vano jauh lebih perhatian dan lebih romantis dibanding dirinya yang dulu, dan hal ini tentu saja membuat Yara jauh lebih bahagia.

Laki-laki itu menggenggam erat tangan gadis di hadapannya, ia berlutut sambil terus menggenggam jemari gadis itu dan menatap dalam manik mata Yara, "Ayara Zameena, gue sayang sama lo. Gue nggak bisa jauh dari lo, gue janji nggak akan nyakitin lo dan akan selalu ngelindungin lo kapan pun dan dalam keadaan apa pun Yar. Gue tau gue pernah salah karena udah nyakitin lo dulu, dan sekarang gue nyesel Yar. Gue bener-bener nyesel pernah nyakitin lo dan ngebuat air mata lo jatuh hanya karena kebodohan gue, gue nggak mau kehilangan lo untuk kedua kalinya Yar. Lo mau nggak terima gue jadi pacar lo?"

Tidak menyangka bahwa Vano akan berlaku demikian untuknya pun membuat Yara terdiam di tempatnya, senang? Bukan main. Ia merasa sangat-sangat bahagia, jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya hingga ia khawatir akan terkena serangan jantung dadakan. Ribuan kupu-kupu berterbangan di perutnya, euforia yang benar-benar tidak pernah ia rasakan sebelumnya setelah sekian kali ia harus merasakan sakit hati, kini ia benar-benar dapat merasakan suatu kebahagiaan yang tiada tara.

Lidahnya terasa kelu, sedangkan senyum masih tercetak jelas di wajah gadis itu hingga akhirnya ia mengangguk menerima pernyataan cinta dari Vano. Laki-laki itu mengecup lembut punggung tangan Yara sebelum berdiri dan memeluk erat gadis yang disayanginya itu. Pernyataan cinta yang begitu indah ditemani senja di sore hari di taman kota dengan sebuket bunga mawar merah yang dirangkai langsung oleh laki-laki itu membuat Yara tidak akan pernah melupakan momen indah itu seumur hidupnya.

***

Sabtu pagi yang cerah secerah senyum Yara kali ini, waktu sudah menunjukkan pukul 08.43 yang artinya sebentar lagi Radit akan tiba untuk menjemputnya dan pergi melatih bersama seperti biasa. Jika biasanya Radit selalu tiba sebelum gadis itu siap, kali ini berbeda. Justru Yara yang sudah siap terlebih dahulu dan menunggu laki-laki itu dengan sabar juga perasaan yang bahagia.

Dan tepat pukul 08.45 pagi laki-laki itu tiba dengan sepeda motor andalannya, melihat kehadiran Radit di depan rumahnya pun membuat gadis itu bergegas menghampiri laki-laki itu dengan senyum yang masih setia menghiasi wajah manis gadis itu. Radit mengernyit heran melihat tingkah aneh gadis kesayangannya itu, namun ia tidak mau menunjukkan rasa aneh itu dan memilih untuk menutupinya dengan memasang wajah datar seperti biasanya.

DILAMAR(?) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang