Part 23 a

4.5K 244 13
                                    

Tak henti-henti nya Yara menatap pantulan bayangannya di cermin, sudah hampir 10 menit ia berdiri di depan cermin dan terus memperbaiki penampilannya, mulai dari dalaman kerudung, hand sock, kerudung, dan lainnya.

"Hmmm sebenernya tuh gue aneh nggak sih pake baju kek gini? Kok gue ngerasa agak aneh gitu ya? Apa karena ini pertama kalinya gue pake gamis panjang dan kerudung sepanjang ini?" oceh gadis itu sambil terus memperhatikan penampilannya di depan cermin besar yang terletak di kamar Yara.

"Emang siih gue udah mulai pake kerudung panjang-panjang sama pake rok, tapi ini pertama kalinya gue pake kerudung sepanjang ini wooyyy..."

Ddddrrrrtttttt Dddddrrrrrttttttt

Sebuah pesan masuk ke ponsel Yara, ia pun segera mengambil ponsel tersebut yang berada di nakas sebelah tempat tidurnya.

"Ah gila udah otw aja nih orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ah gila udah otw aja nih orang."

Segera Yara membereskan barang bawaan yang sudah di persiapkannya sejak semalam dan bergegas keluar rumah menunggu kedatangan Radit, laki-laki itu kan seperti jailangkung, nggak ketahuan kapan jalannya eh tau-tau sudah sampai aja.

Sambil menunggu kedatangan Radit, Yara menimbang-nimbang sebaiknya dia mengenakan cadar dari rumah atau dikenakannya saat sudah sampai di acara itu saja. Karena jujur, ia masih takut untuk mengenakan cadar, takut kalau suatu saat orang tuanya tahu dan menolak keinginannya itu, meskipun untuk saat ini dirinya tengah mencoba mengenakan benda itu.

Lama ia berfikir hingga akhirnya tercapai lah sebuah keputusan yang sudah dimantapkan di hatinya, ia memutuskan untuk mengenakan cadar dari rumah, mumpung di rumahnya sedang tidak ada siapa-siapa dan kecil pula kemungkinan kalau ada tetangga rumahnya yang mengenali dirinya saat ia mengenakan cadar.

***

Hampir saja Radit terjatuh dari atas motornya ketika ia hendak memarkirkan kendaraan beroda dua itu di depan pagar rumah Yara, beruntung dia masih mampu menahan bobot tubuh serta motornya itu agar ia tidak terjatuh.

Bagaimana ia tidak hampir terjatuh, kalau saat ini ia bertemu dengan perempuan yang sangat-sangat berbeda dari perempuan yang biasa ia temui yang tinggal di rumah ini.

Berkali-kali ia mengerjap dan menampar wajahnya untuk menyadarkan dirinya dari hayalan belakanya ini, mungkin sepulang dari rumah ini dirinya harus pergi ke dokter kejiwaan, takut-takut ada sesuatu yang salah dengan jiwa atau otaknya.

Gadis itu masih setia berdiri di hadapan laki-laki yang tampak kaget bukan main melihat penampilannya kali ini, bagaimana tidak, kalau biasanya ia hanya sekedar mengenakan rok serta memanjangkan kerudungnya, kali ini gadis itu memakai gamis panjang nan lebar berwarna biru muda khas warna kesukaannya, kerudungnya pun terlihat lebih panjang dan lebar dari biasanya dengan warna senada. Dan oh, ini yang paling berbeda dari biasanya, ia mengenakan sebuah cadar berwarna biru muda pemberian temannya kemarin.

DILAMAR(?) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang