108

1.8K 155 4
                                    

Halo

Suka sama jalan cerita ini?

tolong hargai author yang ngetik sambil ngantuk ini

.

.

.

putri masih terdiam di atas tempat tidurnya. dia sekarang sudah masuk kembali ke dalam kamar inapnya dengan di iringi oleh tatapan tajam dari beberapa perawat yang menatap dirinya dengan sedikit aneh. membuat putri risih dan tak nyaman di buatnya.

fariz juga sempat menatap putri dengan pandangan aneh hingga akhirnya dia memeluk putri sangat erat dan menangis, persis seperti yang chanyeol lakukan padanya tadi. 

.

.

--Skiipp--

"belum tidur sayang?"

tanya chanyeol yang baru saja dari luar untuk bicara dengan manager EXO.

"aku takut buat tidur chan"

"takut? kenapa harus takut? kamu mimpi buruk?"

"enggak, bukan itu. tapi.. aku takut kalau aku tidur, nanti aku mati lagi kayak tadi pagi. aku semalam hanya tidur di pelukan kamu dan paginya? kamu menangis karena aku dinyatakan meninggal dunia"

chanyeol mendekat ke arah putri dan mengecup singkat bibir istrinya.

"tolong jangan bilang tentang itu lagi ya.. hati aku sakit kalau ingat kejadian tadi pagi"

"tapi, chan.. apa benar kalau aku mati suri?"

chanyeol mengangguk lesu.

"aku juga gak tahu gimana bisa begitu. kamu tiba tiba kehilangan detak jantung mu dan... oh, astaga semuanya terjadi begitu cepat dan mendadak. aku bahkan benci untuk mengingat hal itu lagi sekarang. aku membenci kenyataan jika tadi pagi itu kamu benar benar harus pergi"

putri meraih tangan chanyeol dan menciumnya lembut.

"maaf ya, aku buat kamu khawatir tadi"

"aku mohon jangan pernah tinggalin aku sayang... aku sangat mencintai kamu. aku merasa tulang aku lepas dan dunia ku langsung runtuh begitu tahu kamu gak ada tadi. aku benci itu semua. sumpah"

ucap chanyeol sambil menerawang, memandang ke arah putri dengan tatapan lembut yang menyejukkan khas milik dirinya.

"chan.."

"ya sayang..."

"peluk aku ya... aku kangen banget sama kamu"

dan sedetik kemudian chanyeol sudah ada di samping putri dan memeluk erat istri nya itu.

.

.

jari jari kecil putri sekarang sedang bermain di dada chanyeol, dia mengusap dada bidang suaminya dan menggambar mengikuti pola yang ada di kaos yang chanyeol pakai dengan jari telunjuknya. sudah hampir 2 jam mereka berada dalam keheningan, larut dalam pikiran mereka masing masing. chanyeol membiarkan putri melakukan apapun pada dirinya sekarang.

"kamu marah ya sama aku?" 

putri memecah kesunyian di antara mereka. ada rengekan manja di nada suaranya. dia terlihat mempoutkan bibirnya sedikit dan berhenti memainkan jarinya dari dada chanyeol. dia ingin menggeser tubuhnya menjauh dari chanyeol dan menarik tangannya dari dada chanyeol jika saja chanyeol tidak lebih cepat menarik kembali tubuh putri dan pelukan nya dan menempatkan tangan mungil putri kembali di dada nya. 

"istri aku ngambek ya?"

"kamu yang ngambek bukan aku"

"kenapa mikir aku ngambek?"

"kamu diemin aku, aku kan pengen kamu cerita atau ngomong apa gitu ke aku. atau nyanyi atau apa lah, tapi malah di diemin. kan aku sebel chan, emang aku patung lilin apa? di cuekkin begini"

chanyeol tersenyum dan sedikit terkekeh dengan rentetan jawaban yang meluncur dari bibir putri. istrinya memang begitu menggemaskan jika sedang merajuk seperti ini. dia akan bertingkah seolah dia adalah anak berusia 5 tahun.

"aku lagi menikmati waktu sayang" 

 "menikmati waktu?"

"iya, menikmati waktu aku sama kamu... ngerasain hangatnya pelukan kamu, ngerasain jari jari kecil kamu yang lucu ini di atas dada aku, ngerasain hembusan nafas kamu di leher aku, ngerasain detak jantung kamu yang berdetak dan bahkan bisa aku dengar sekarang"

pipi putri merona, chanyeol selalu saja memperlakukan dirinya seperti mereka sekarang sedang berkencan saat pernikahan mereka sendiri sudah menginjak tahun ke enam.

"tapi kan gak diem juga kayak gitu"

chanyeol bergerak dan mulai menempatkan kepala putri di lengannya, wajah mereka berhadapan dan berjarak sangat dekat hingga hembusan nafas chanyeol yang hangat terasa menerpa wajah putri. mata chanyeol lekat menatap putri dan sebelah tangannya mengusap pipi putri dengan lembut.

"kamu mau aku ngapain sekarang? nyanyi buat kamu? atau apa?"

lembut, sangat lembut... suara chanyeol dan nada bicara nya begitu lembut hingga hati putri berdebar dan menghangat seketika.

"peluk" 

chanyeol kembali tersenyum

"ini udah aku peluk sayang... dari tadi kan juga aku peluk. kurang?"

putri menganguk kecil dan mengerjapkan matanya. chanyeol mencubit ujung hidung putri dan terkekeh.

"kiss???"

"hmm?"

"kamu mau aku cium kamu juga sekarang?"

"enggak kok, bukan..."

astaga, apa ini? usia putri dan chanyeol juga status mereka yang sudah punya 4 anak sekalipun hanya tinggal 1 orang yang hidup, bukan waktunya mereka untuk bermesraan seperti layaknya pengantin baru seperti ini. putri benar benar dibuat melayang dengan tatapan dan sikap lembut chanyeol padanya.

"terus apa? nyanyi bukan, cium juga bukan... peluk juga udah kok. kurang apa?"

bukannya menjawab putri justru menyeruak dan memeluk chanyeol lebih erat, menenggelamkan wajahnya yang sudah memerah ke dada bidang chanyeol sekarang.

"istri aku malu ya..."

"chanyeol! jangan godain aku ah"

"coba liat donk wajahnya.. masa di tutupin gitu?"

"gak mau..."

"sayaaaaang..."

rengek chanyeol manja

"gak mau ah"

"aku ciumin kamu terus ya sampai aku bisa lihat wajah kamu. 1...2...3"

seetika putri mendongak dan menatap ke arah chanyeol. hal itu, tak di sia sia kan oleh chanyeol yang langsung melumat bibir putri dan mengeratkan tubuhnya dengan putri, memangkas segala jarak di antara mereka. ciuman itu hanya lumatan kecil dan lembut yang penuh cinta. chanyeol menyesap setiap inci bibir mungil istrinya dan merasakan rasa manis yang selama ini menjadi candu untuknya. menyalurkan segala cinta dan kasih sayang yang dimiliki olehnya untuk istrinya. jari mereka saling mengait dengan kuat.

hanya hembusan angin yang terdengar disana. 

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

aku rada baper dikit ya

kalian gimana???

ChanPuu Couple Sequel Takdir (Imagine Pcy X You) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang