03 : Begin

11.3K 921 50
                                    

Jimin yang mendengar perkataan Taehyung tentu saja kaget sekali, bibir mungilnya sedikit terbuka membentuk huruf " O " akibat perkataan bodoh sahabatnya itu.

"Yakk Jiminie, bagaimana? Kau mau menerima tawaran ku tidak?" Tanya Taehyung sambil memainkan alisnya naik dan turun.

"Aku tak mengerti jalan pikiranmu Taehyung-ah, bagaimana bisa kita bertukar posisi sedangkan Ara tahu jelas mana Aku dan mana Kau. Sudahlah lebih baik kau bersyukur saja mempunyai istri sepertinya." Park Jimin kembali menjadi malaikat seperti biasanya.

"Cih dasar kau Park Jimin!" Kata Taehyung, lalu membuang muka setelah akhir katanya.

"Sudahlah lebih baik kau temui istrimu itu Taehyung-ah"

"Ah melihat wajahnya saja membuat ku bosan." Taehyung benar-benar jahat atas perkataannya itu.

"Wah lihatlah bibir kotor mu itu berbicara seenaknya saja."

"Memang benar aku bosan, jika kau mau ambil saja." Ucap Taehyung dengan nada meremehkan.

"Jaga bicaramu Taehyung-ah pernikahan itu bukan hal main-main kau sudah berjanji kepada Tuhan saat mengucapkan janji suci, kau mau berdosa. "

Telak ucapan Jimin membuat Taehyung membeku, dia memang devil tetapi dia masih takut akan dosa.

Tetapi Taehyung hanya diam dan bergegas pamit karena untuk saat Jimin tidak asik menurutnya. "Baiklah aku pulang."

"Eoh, kau mau pulang Taehyung-ah?

"Ya.. kau tidak asik membuat ku bosan." Ucap Taehyung tanpa memandang Jimin dan sambil berjalan ke arah pintu keluar rumah Jimin.

"Yakk..Dasar kau sialan Kim Taehyung." Kesal Jimin melempar bantal ke arah Taehyung tetapi sayangnya Taehyung sudah jauh.

Taehyung mengendarai mobilnya menuju tempat tinggalnya. Di jalan dia hanya diam memikirkan kalimat Jimin, tetapi hatinya memang masih sepenuhnya untuk Irene tunangannya. Sampai tak sadar dia sudah berada di depan halaman rumahnya, segera dia masuk ke dalam rumahnya dan melihat Ara sedang menonton film kartun dengan posisi tiduran, dan di lihatnya banyak makanan berserakan akibatnya. Taehyung yang melihat itu hanya diam dan melewati Ara begitu saja.

"Kau darimana saja Tae?" Tanya Ara saat melihat Taehyung berjalan menuju kamar mereka

"Jangan ganggu aku, dan tolong pelankan film kartun bodohmu itu." Ucap Taehyung kelewat dingin, menusuk.

"Tae bahkan kau tidak menjawab pertanyaanku, kau habis dari mana mengapa wajahmu sangat terlihat kacau?" Ara tak hanya diam melihat tingkah Taehyung yang seperti itu dia mengejar Taehyung sampai ke kamar mereka.

"Sudah ku bilang jangan ganggu aku." Bentak Taehyung

"Tapi Tae aku hanya ber--" Belum sempat melanjutkan perkataannya Taehyung sudah mendorongnya ke dinding dan mengunci setiap pergerakannya, di tatapnya mata Ara dengan tajam.

"Aku sangat tidak suka jika ada yang mengangguku, dan banyak bertanya seperti mu. Dengarkan aku Jeon Ara jangan merasa kau sudah mengenalku dan sok dekat denganku."

Tanpa sadar mendengar perkataan Taehyung, Ara menangis secara terang-terangan didepan Taehyung. Taehyung pun yang melihat air mata Ara segera lah menjauhkan dirinya dari Ara.

Sebelum dia melangkah pergi, Taehyung berbalik ke arah Ara "Dan satu lagi aku sangat tidak suka perempuan cengeng seperti mu."

Taehyung menutup pintu kamar dengan sangat kencang membuat Ara kaget dan semakin menangis.

Taehyung Side

Aku tahu dia menangis karena perlakuanku, tetapi sekali lagi ku tegaskan memang sifat ku begini. Lain lagi jika dengan orang yang dekat dengan ku atau orang yang ku sayangi. Tetapi bukan Ara orangnya.

Ku langkahkan kaki ku menuju sofa ruang tamu dan mulai mengutak atik handphone ku ku ketik pesan untuk tunangan ku Irene.

To : Irene

Night chagiya, bagaimana kabarmu?

Tak lama kemudian

drrtt....drttt...

Ternyata tunangan ku Irene menelfon ku .

"Halo Taehyung, kau kemana saja sih." suara irene terdengar lewat handphoneku

Aku pun yang mendegar suara tunanganku terkekeh "Mianhe chagiya, aku sibuk dengan pekerjaanku."

"Tetapi tidak bisa kah kau mengirimi ku pesan walaupun hanya singkat yang penting beri aku kabar, sungguh kau jahat sekali Taehyung-ah." suara Irene terdengar mengkhawatirkanku.

Sungguh aku semakin terkekeh mendengar penuturan manisnya, ku rindu semua yang ada pada Irene "Jeongmal mianhae Irene, aku benar-benar sibuk bahkan untuk memegang handphone aja ku tidak sempat." (Sungguh maaf)

"Ah ne, jadi begitu ya. Mian Taehyung-ah, apa kau makan dengan baik disana? Apa Ara memasakan makanan yang enak untuk mu makan?"

"Gwenchana Irene-ah kau tidak perlu meminta maaf akulah yang salah, hmm aku makan dengan baik, Aku rindu kau memasak masakan kesukaanku." Ku rasa benar ku rindu masakannya saat dia masih disini.

"Ah kalau begitu kau minta Ara lah belajar memasak agar kau dibuatkan masakan yang lezat, ku tutup yaa telfonnya Taehyung-ah annyeong."

Belum sempat ku berbicara dia sudah memutuskan sambungan telfonnya sepihak, dasar perempuan itu. Untung saja ku sayang padanya.

Ku letakan Handphone ku di meja, dan mulai memejamkan mata untuk tidur, sungguh hari ini sengat melelahkan.

***

Tanpa Taehyung sadari ada seseorang yang mendengar percakapan tersebut. Seseorang itu adalah istrinya sendiri. Ara pun semakin menangis mendengar percakapan Taehyung dengan Irene tadi, ya dia sengaja menguping pembicaraan Taehyung dan membuat hatinya semakin sakit pasalanya status Taehyung adalah Suaminya namun Taehyung pun belum memutuskan pertunangannya dengan Irene.

"Yoongi oppa, bisakah kau menjemputku?" Ara menelfon Yoongi yang berstatus kaka k tingkatnya dulu saat masih berkuliah, mereka sangat dekat tetapi Ara hanya menganggap sebagai kakak baginya.

"Ini sudah malam Ara-ya, untuk apa kau meminta ku untuk menjemputmu? Apa Taehyung menyakitimu?" suara lembut yoongi di sebrang sana, menanyakkan keaadan Ara.

"Ah ani oppa, baiklah kalau begitu tidak jadi. Aku akan tidur saja oppa." Berusaha menutupinya, dia tidak mau Yoongi tahu bagaimana sikap Taehyung terhadapnya.

"Hey tetapi mengapa suara mu serak seperti habis menangis Ra-ya? Kau habis menangis?" suara yoongi disebrang sana terdengar khawatir sekali.

"Hahaha kau berlebihan sekali oppa, ini sudah malam memang suara ku menjadi serak jika sudah tengah malam begini. Ku tutup yaa telfonnya oppa." Ucapnya tertawa renyah, tentu saja untuk menutupi suara seraknya akibat menangisi Taehyung.

Setelah menutup sambungan telfonnya dengan Yoongi, Ara keluar kamar dan menemukan Taehyung sedang tertidur pulas di sofa, di dekatkanlah Taehyung lalu dengan berani dia mengusap lembut dan pelan pipi Taehyung, namun hatinya tidak kuat untuk tidak menangis. Dan air matanya dengan kurang ajar turun begitu saja.

Dia berfikir untuk tetap bertahan pada Taehyung sampai Taehyung bisa mencintainya dengan sepenuh hati.


-10122017-

Jangan lupa click star di sebelah kiri yaa!😊

XoXo
-srh

Married With The Devil - KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang