Flashback
Pelukan wanita ini, rindu sekali. Harumnya, masih sama seperti pertemuan terakhir. Tak henti-hentinya dia masih memeluk erat tubuhku. Tubuhku bergetar. Wanita ini, Irene. Benar itu adalah dia. Aku yang tidak bisa mengatakan apapun hanya terdiam membalas pelukannya. Memang baru setahun kita berpisah namun aku tetap saja kedatangannya yang diam-diam sungguh diluar dugaanku.
"Rindu sekali padamu Tae." Ucap Irene manja, sambil melepaskan pelukannya dan berganti bergelayut manja di lengan Taehyung.
Taehyung yang gemas sekali melihat wanitanya ini mencubit hidung Irene dengan gemas, "Aku rindu kau juga tahu, kau meninggalkanku selama setahun."
"Ya! Itu kan bukan kemauanku." Irene mengatakannya sambil mempoutkan bibirnya. Gemas sekali menurut Tae.
Tentu saja jelas mereka tahu siapa penyebab mereka berpisah, hanya saja malas membahasnya. "Tae, aku lapar sekali."
Taehyung tertawa melihat wajah Irene, lalu segera mencari restoran cepat saji sekitaran airport. "Baiklah, mari kita makan Ratu-ku." Tak lupa mengatakannya sambil tersenyum, dan menarik tangan Irene untuk ikut dengannya.
Setelah memesan makanan mereka berdua tak henti-hentinya masih saja tidak bisa berjauhan, "Jadi apa alasanmu tiba-tiba datang?" Tanya Taehyung, tentu saja dia penasaran.
"Jadi kau tak suka aku datang ya, jahat sekali." Ucap Irene sambil memukul pelan lengan Taehyung.
Taehyung tertawa kecil, "Bukan begitu, aku senang sekali tahu! Tapi mengingat kau sulit sekali dihubungi aku tak menyangka kau akan tiba-tiba datang seperti ini."
Irene yang mendengar ucapan Taehyung seketika tubuhnya menegang, berusaha menyembunyikanya. "Aah, itu karena aku sibuk sekali disana tahu! Bahkan untuk memegang handphone saja tak sempat."
"Tapi—" dengan cepat Irene mengalihkan pembicaraan tersebut. Dia tidak suka membahasnya.
"Tae, selama aku disini aku menginap dirumah mu yah." Irene mengalihkannya.
Taehyung yang sedang meminum minumannya, tersedak mendengar permintaan Irene. "Uhuuk, uhukk... Ne? "
"Bolehkan aku menginap dirumahmu? Hanya seminggu, ku mohon. Aku masih rindu sekali."
Taehyung terdiam, lidahnya kelu untuk meng-iyakan permintaan wanitanya itu, mengingat kedua orang tua Irene yang sudah tiada tentu saja pasti dia tidak tahu untuk menginap dimana karena kamar apartementnya sudah di jual sebelum dia pergi. Tetapi di lain sisi Taehyung memikirkan Ara, bagaimanapun statusnya adalah sebagai Istrinya, yang lebih sah. Memikirkan perasaan Ara jika nanti Irene tinggal bersamanya, Taehyung memikirkannya.
"Kenapa kau diam? Tidak bisa ya karena ada Ara?" Telak pertanyaan Irene langsung pada intinya.
Merasa tak enak kepada Irene, Taehyung hanya tersenyum singkat sekali. Hampir tak terlihat. Dan menganggukan kepalanya memperbolehkan.
Melihat Taehyung setuju, Irene langsung berhambur memeluk Taehyung. "Gomawo Tae, saranghae." Ucapnya dengan senyuman manis sekali.
Taehyung tidak membalas pelukannya, namun membalas "Nado, saranghae Irene."
Flashback End.
***
Sinar mentari pagi yang masuk melalui celah jendela telah berhasil membangunkan tidurku. Saat ku angkat kepalaku, pusing yang ku rasakan. Mengingat aku menangis sepanjang malam, menangisi dua insan yang saling mencintai itu. Tenggorokan ku terasa kering sekali. "Ah, menangis semalaman membuatku haus sekali."
Ku langkahkan langkah gontaiku menuju kamar mandi, ku tatap wajahku di depan kaca. Sungguh buruk sekali. Mata sembab, ketara sekali aku habis menangis. Hidung yang sedikit merah. "Wajahku kacau sekali." Setelahnya langsung saja ku langkahkan kakiku menuju dapur, menuangkan air ke gelas, tentu saja untuk ku minum.
Dosa apa yang ku perbuat semalam, pagi melihat dua insan itu bermesraan di dapur. Taehyung yang mencium Irene sedangkan sebelah tangannya terlihat meremas kencang dada Irene yang sudah sedikit terbuka. Bagaimana denganku? Tentu saja ini pandangan terburuk selama hidupku.
*Prankkk...Prankk....*
Sungguh gelas itu jatuh begitu saja dari genggamanku melihat kegiatan mereka berdua, mataku perih sekali. Tubuhku gemetar. Mereka langsung saja menghentikan aktivitasnya dan melihat ke arahku. Aku hanya diam menahan air mataku agar tak keluar di depan pasangan ini, bahkan kaki ku tak sanggup untuk melangkah pergi dari situ.
Irene yang melihat ke arahku langsung saja menghampiriku, "Gelasnya pecah, kau tak apa Ara?"
Aku tidak apa-apa? Gila, bahkan hatiku sangat sakit karenamu. Tentu saja hanya ku katakan dalam hatiku.
Irene terlihat membersihkan pecahan kaca yang barusan ku pecahkan, namun ku masih diam. Sangat shock tentu saja.
"Aww!" itu suara Irene.
Taehyung langsung menghapiri kami berdua, ah bukan kami tetapi Irene karena tangannya berdarah akibat pecahan kaca tersebut. "Irene astaga, kau tak apa? Kajja obati segera, jika nanti kau bisa infeksi." Taehyung terlihat sangat khawatir.
Setelahnya Taehyung menatap ku tajam. "Kau memang selalu membuat masalah. Kau hanya bisa jadi pengganggu hidup kami."
"Mi-mian-haee, a-aku tak sengaja." Ucapku takut akan Taehyung akan marah besar kepadaku, bersamaan itu air mataku dengan kurang ajarnya keluar begitu saja.
Taehyung membawa Irene ke kamar mereka, mereka melewatiku. Tidak. Bukan Mereka, Taehyung yang melewatiku tanpa melihat ke arahku, dan wanita disampingnya terlihat tersenyum miring kepadaku.
Demi Tuhan hatiku sangat sangat sakit sekali. Sungguh ini sudah kelewatan. Bingung apa yang harus ku lakukan. Kemana aku harus pergi untuk sementara ini, sangat tidak mungkin aku pulang kerumah Ayah pasti akan membebani pikirannya. Aku tahu aku memang ' pengganggu ' hidup mereka, aku sadar akan itu. Sadar sekali. Namun sekali lagi ku tegaskan, aku hanya mencoba memperjuangkan cintaku, benar tak lebih dari itu. Tuhan tolonglah, apa yang harus ku lakukan? aku hanya wanita. Aku punya hati. Punya perasaan, batas kesabaran. Tentu saja mungkin untuk saat ini batas kesabaranku sudah tidak ada.
Haruskah ku relakan cintaku bersama wanita itu?
-27052018-
Btw congrats for uri Bangtan, #fakelove2ndwin💐
Guys jangan lupa sahur okay:3 kalau suka sama ceritanya jangan lupa klik bintang sebelah kiri dan comment yaaa! ❤
XoXo
-srh
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With The Devil - KTH
Hayran KurguTerjebak dalam lingkaran setan kehidupan Kim Taehyung, Jeon Ara harus merasakan sakit yang sangat teramat untuk memperjuangkan cinta Kim Taehyung. "Sesakit ini kah untuk mencintaimu Kim Taehyung?" -Jeon Ara- "Atas kemauanmu sendiri untuk berada di...