22 : They Leave Me

9.3K 731 120
                                    

Apa yang indah dalam sebuah rumah tangga? Keharmonisan satu sama lain, saling mencintai dan mempunyai keturunan bukan? Mari ku jelaskan pada poin pertama keharmonisan? Tidak ada keharmonisan dalam rumah tangga kami, saling mencintai satu sama lain kalian tahu jelas Taehyung tidak mencintaiku, ah lebih jelas lagi aku mencintainya sendirian. Sangat jelas singkatnya saja, dia tidak mencintaiku. Mempunyai keturunan? Sejujurnya aku belum memikirkan sampai kesitu.

Memang rasanya indah sekali hidup bersama dalam satu atap dan saling mencintai satu sama lain, mempunyai junior Taehyung yang pasti akan mirip sekali dengannya bermain di rumah kami hingga aku dan Taehyung lelah, hanya seperti itu bukannya hal yang wajar dalam rumah tangga? Namun bagiku sepertinya yang seperti itu sulit sekali di gapai. Rumah tangga ini hanya aku yang mempertahankannya.

Aku hanya diam menatap laki-laki di sebelah ku ini, wajah damainya ketika tidur membuat hatiku sangat bergetar. Hanya memandangnya dari dekat seperti ini saja, aku bahagia sekali. Aku mencintaimu Tae, cinta sekali.

"Kau sedang apa?" tiba-tiba dia bersuara, dengan mata masih tertutup.

Aneh, ku rasa dia seorang indigo. Dengan mata tertutup saja selalu aku tertangkap basah memperhatikannya, malu sekali.

"Tidak, tidak sedang apa-apa. Aku baru saja bangun."

"Benarkah? Aku rasa sudah sekitar dua puluh menit kau diam memperhatikan wajahku." dia terbangun, lalu duduk di sebelahku.

"Hm, ketahuan deh." ucapku mengalah pada akhirnya, seharusnya memang begitu. Karena percuma saja mengelak, aku sudah tertangkap basah.

Taehyung hanya melirik ke arahku sesudahnya, lalu bangkit dari tempat tidur. Segeralah ku genggam tangannya untuk tetap tinggal. Entahlah rasanya, aku ingin berlama-lama dengannya hari ini.

"Bisakah kau tidak kemana-mana? Tidur saja di sebelahku, aku janji tidak akan mengganggumu."

Taehyung menatapku terkejut, namun tidak melepaskan genggaman tanganku. "Aku tidak mengantuk, dan aku ingin mandi."

"Mandi nanti saja, bukankah kau akan berangkat sore nanti?"

Taehyung mengangguk lalu perlahan melepaskan genggamanku, "Kenapa kau jadi manja seperti ini?"

Aku pun tidak tahu mengapa aku seperti ini, tetapi entahlah aku hanya tidak ingin sendirian. "Kau akan ke Paris, aku hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamamu. Ku mohon hanya kali ini saja."

"Aku hanya akan pergi selama empat hari, sesudahnya aku akan segera pulang. Jangan manja." kata-katanya memang biasa aja, namun mengapa hatiku sakit mendengar itu?

"Mengapa jika Irene yang manja kepada mu kau membiarkannya? Kenapa jika aku kau malah seperti ini?"

Sungguh aku tak tahu mengapa aku jadi seperti ini, air mataku sudah siap untuk turun setelah mengatakan yang seperti itu.

Taehyung menatapku tidak percaya, seperti terkejut. "Jangan membandingkan dirimu dengan Irene. Jelas kalian berbeda untukku."

Aku menangis, entahlah rasanya hari ini air mataku cepat sekali turun. "Apa yang membedakan kami? Aku istrimu, dia bukan lagi apa-apa untukmu. Tapi mengapa sikap mu seperti ini kepadaku hikss.. Hikss.." Ucapku sesegukan.

Kilat kebencian terpancar dari matanya, ku rasakan punggungku sakit saat dia memojokkanku ke sandaran tempat tidur kami. "Dengar, Jangan sekali-kali kau samakan dirimu dengan dirinya, aku tidak suka saat perempuan yang ku cintai dibandingkan dengan orang seperti mu. Tidak kah kau sadar jelas kalian sungguh berbeda."

Hatiku sesak, sungguh menyesakkan mendengar kata-katanya yang menyakitkan dan tajam. Seakan pisau yang menusuk hatiku.

Ku tatap matanya sendu dengan tatapan paling menyedihkan agar meluluhkan hatinya, "Aku tahu kau tidak mencintaiku, tetapi kami sama-sama perempuan. Bisakah kau memperlakukanku sama dengan kau memperlakukannya? Tidakkah kau sadar kau kejam sekali terhadapku."

Ku rasakan cengkramannya melemah, tatapannya berubah menjadi lebih sendu. "Tolong jangan paksa diriku, kumohon."

Aku tak pernah melihat Taehyung memohon seperti ini kepadaku, ku usap tangannya lembut dan berkata "Aku tidak memaksamu sungguh, hanya ku juga mohon kepadamu. Perlakukan aku dengan baik, tak apa jika kau belum mencintaiku tetapi ku mohon hilangkan sikap kasar dan kejammu kepadaku."

"Jangan bercanda, kau sangat menyiksa ku Ara, kini aku terjebak bersamamu, bahkan tidak tahu kapan aku bisa mencintaimu. Ku mohon jangan seperti ini kepadaku. Sakit rasanya jika aku harus memperlakukanmu dengan baik." Tangannya mengusap tanganku balik, tetapi kata-katanya sungguh membuatku menangis tak karuan.

"Hikss...hikss... Aku mencintaimu Tae, bisakah kau buka hatimu sedikit untukku?" kataku sesegukan.

Dia menatapku diam, cukup lama memperhatikan lalu mengatakan, "Tidak, dan jangan menunggu. Aku benar-benar tidak bisa memastikannya."

Setelahnya dia benar-benar melepaskan tanganku lalu pergi ke luar kamar kami, membanting pintu dengan keras. Membuatku rasanya ingin menangis kencang sekali.

Ku rapatkan selimut tebal pada tubuhku, rasanya sakit sekali. Aku tidak bisa apa-apa hatiku sangat sakit, tubuhku juga melemah. Dua jam yang lalu Taehyung sudah berangkat ke bandara.

"Perlukah ku antar sampai bandara?"

"Tidak usah." Balasannya acuh terhadapku, dan langsung masuk ke dalam taxi yang akan mengantarnya sampai bandara.

Taehyung pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal atau memintaku untuk menunggunya pulang saja dia tidak mengatakannya. Memang hanya empat hari, tetapi kenapa ku rasa itu akan lebih dari apa yang dia katakan?
Jantungku berdegup kencang sekali, entah apa yang terjadi namun ku rasakan handphoneku bergetar.

Ku angkat siapa yang menelfon, itu Jimin.

Tubuhku lemas, jantungku berdegup lebih kencang lagi seakan ingin keluar dari tempatanya.

Aku kehilangan duniaku. Hanya dengan kalimat Jimin di telfon.

"Cepatlah datang kerumah sakit Ara-ya, Appa mu---- Appa mu tidak dapat di selamatkan."

-11062018-

Gutten morgen, akhirnya aku up lagi yaa hehe:3 semoga ngefeel dan suka sama bab kali ini. Tinggalkan vote dan komen kalian, karena itu naikin mood aku banget buat nerusin ceritanya💜 dan sangat berharga banget buat aku hihi:3

XoXo
-srh






Married With The Devil - KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang