2. Named 'Troy'

24.8K 1K 12
                                    

== V a m p i  r e  L o v e ==

Kring Kring Kring ! 

Bunyi laknat dari benda terkutuk itu membangunkan Verra dari tidur nyenyaknya dan mengantar Verra ke rutinitas seperti biasa, ia menekan tombol diatas benda terkutuk yang biasa di katakan 'jam weker' itu untuk menghentikan bunyi menyebalkannya. 

"Iya iya, gue bangun!" 

Verra mendumal kesal, lalu merenggangkan tulang-tulangnya. Menoleh, kemudian Ia menatap jendela di samping kasurnya dengan heran,

'Jendela gue kenapa kebuka?... Semalem gue yakin udah nutup, deh.'  pikirnya heran 

"Goodmorning, sweetheart!" 

Suara berat dengan aksen british yang cukup atau sangat asing di telinga Verra spontan membuat Verra loncat terkaget-kaget, Verra membulatkan matanya dan menatap laki-laki didepannya dengan (sangat) hati-hati.

"Siapa lo?" tanya Verra waspada.

"Oh! Kau melupakan ku, hm? Kau yang memergoki ku semalam,  gadis kecil. Remember?" Balas laki-laki bule itu.

Verra masih diam termangu, bingung, sejak kapan ia kenal dengan seorang pria bule nan tampan ini?

'Memergoki apa? Memangnya semalam gue kemana?' Pikirannya melantur ke berbagai arah,

sampai akhirnya memorinya tentang insiden semalam terputar kembali di otaknya. 

"AH! E—ELO!" seru Verra kencang sambil mengambil beberapa langkah mundur, dan itu membuat pria didepannya menutup telinganya.

"Sst! Calm down!" Balas pria itu, menenangkan. Kemudian kembali menatap Verra dalam. "Troy," lanjut pria itu (yang sekarang memiliki nama) sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum-- ah itu lebih tepat disebut menyeringai, sepertinya.

Verra hanya memandangi lengan pria didepannya itu. Tidak bereaksi apa-apa.

"Handshake?" tanya lelaki yang bernama Troy itu kepada Verra yang masih terdiam menatapi lengannya yang terulur.

"Ugh, manusia memang makhluk yang aneh! Baiklah kau memang tak sudi handshake dengan makhluk seperti ku, ya? Yang menyantap kaum mu? But remember, manusia adalah makanan utama kami." Ia mengela nafas kemudian kembali melanjutkan penjelasannya.

"Sama seperti halnya kaum mu memakan nasi, dan bagi kaum ku alias Vampire, makanan pokok kami adalah kaum mu. Manusia." lanjut Troy sambil mendecak kesal dan memutar bola matanya. Entah kenapa, ia menjadi kesal sendiri menjelaskan hal yang tak perlu dijelaskan ini kepada seorang manusia.

"Ugh, okey, Troy. Bukan gitu kok, maksudnya! Ehm, gue rasa lo udah tau nama gue kan? Gue punya beberapa pertanyaan, yang harus lo jawab !" Jawab Verra dengan segenap keberaniannya.

Troy hanya mengangkat satu alisnya seakan-akan menunggu apa pertanyaan yang akan Verra ajukan kepadanya.

"Pertama, kenapa lo ngomong bahasa inggris semalem? Padahal, lo bisa bicara bahasa sini. Kedua, kenapa lo gak minum darah hewan? Bukannya gak ada bedanya? Ketiga..., uh, mungkin ini gak terlalu penting, lo berasal dari mana?" 

Tiga pertanyaan itu memang tak terlalu penting, bahkan bisa dikatakan sangat tidak penting tapi entah kenapa Verra merasa ia berhak tau.

"Pertama, aku lebih suka berbicara bahasa ku sendiri dibanding bahasa Negara ini.

Kedua, jika kau disediakan buah-buah-an atau nasi untuk sarapan kau akan pilih yang mana? Nasi bukan? Itu ibarat manusia dan hewan, hewan memang enak untuk diminum darahnya, tapi akan lebih enak jika itu darah manusia.

Vampire LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang