"Sudah pernah kejadian sebelum ini, bukan? Kau bisa saja membunuhnya atau merubahnya!"
"Kau bisa kehilangan kendali kapanpun! K-a-p-a-n-p-u-n!"
Lelaki yang sedang di teriaki oleh teman temanya itu hanya menunduk, kemudian mendengus.
"Shut the fuck up, guys. I can handle it, trust me."
"But--"
"I know you're just worried. But i'm totally fine with it. She light up my world, biarkan aku bersamanya. Aku sudah mengetahui rencana ku selanjutnya."
"Maksud mu?"
"Aku rasa kau tau maksud ku."
"No. I don't know, like aku benar benar tidak tahu."
==
Verra menghempaskan badannya di kasur aslinya. Ya, ia sudah berada di rumah tempat tinggalnya. Bukan rumah Troy dan kawan-kawannya itu lagi.
Ia menghirup nafas dalam-dalam lalu beranjak berdiri dan melihat penampilannya di cermin sekali lagi, setelah memastikan semuanya oke. Ia segera turun kebawah untuk sarapan dan sesegera mungkin berangkat sekolah.
Kebetulan, rumahnya saat ini sudah tidak sepi lagi. Semua keluarganya sudah kembali ke rumah dan membawa suasana hangat dan nyaman untuk Verra.
"Kamu sarapan sangat sedikit, nak." tegur Ayah Verra
Verra hanya mengelus-ngelus perutnya sambil terkekeh pelan. Menandakan 'aku-sudah-kenyang' sejurus kemudian ia sudah berada di mobilnya setelah berpamit-pamitan dengan keluarganya. Verra cukup lama membolos, sekitar 4 hari. Dan 4 hari itu tentunya ia habiskan untuk merawat Troy, mengakrabkan diri, dan masih banyak 'kejadian' lainnya.
Dan sesampainya disekolah, gendang telinganya hampir saja pecah karena teriakan membahana milik Gaby.
"Oh my god! Akhirnya masuk juga lo! Enak lo empat hari bolos? Otak lo udah balik? Udah inget Troy? Kemaren gue kerumah lo katanya lo gak pulang berapa hari, nah lo kemana? Gue khawatir banget! Dan asal lo tau gue--"
Perkataan Gaby terpotong karena Terry membekap mulutnya.
Verra tertawa renyah lalu mengucapkan terimakasih pada Terry. Terry mengangguk dan akhirnya membuka mulut. "Kayak yang Gaby bilang, lo dari mana aja, sih?"
Verra tersenyum penuh arti dan menggeleng. "Ra-ha-si-a" ujarnya sok misterius
Gaby meninju pelan lengan Verra lalu kembali mengeluarkan oktav Mariah Carrey-nya (read: teriakan membahana)
*
*
Jam pelajaran kosong.
Gabut. begitulah yang ada dipikiran Verra, berfikir beberapa hari terakhir ia hanya bermalas-malasan dan bercanda canda dan.... bermesraan dengan Troy, sebenarnya agak aneh jika dikatakan bermesraan karena status mereka saat ini bahkan masih sebatas teman. Baiklah, kita tidak sedang membahas ini. Dan karena kejadian tersebut, ia jadi semakin malas saja mengikuti sekolahnya ini.
Kemudian ia memutuskan untuk keluar kelas mencari udara segar, kelasnya kali ini ribut bukan main. Typical murid. Tidak ada guru sama saja dengan jam bebas.
Verra menuju ke lokernya dan membukanya iseng, ia masih ingat betul pertama kali ia menerima surat dari Valerie. Dan sekarang? Menurut penjelasan yang diberikan Troy, Valerie sudah mati.
Dan ternyata Vampire bisa mati juga. Oh, gue sangat terkejut. pikir Verra lalu menutup pintu lokernya kembali
Dan ketika ia membalikkan badannya ia mendapati Troy yang sedang tersenyum lembut ke arahnya. Walaupun ia tersenyum, tetap saja kedatangannya yang amat sangat tiba-tiba itu membuat Verra kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Love
Teen FictionI love him. He loves me. I'm a human, he's a vampire. Copyright © 2014 by najuwritings #1 Vampire / #25 Fanfiction on August 5, 2014.