Troy kembali dengan segelas pesanan di tangannya. "Hey, aku tidak lama 'kan?" ucap Troy lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Verra.
Verra mengerjapkan matanya beberapa kali, sedetik kemudian ia mencerna apa yang telah dikatakan Troy. "Enggak." balasnya lalu tersenyum
Verra segera meneguk pesanannya itu dengan cepat seperti orang yang benar-benar kehausan, atau doyan?
"Calm girl, kau bisa meneguknya perlahan." tegur Troy sambil terkekeh pelan
Verra meneguk minuman yang masih berada di mulutnya. Lalu membuka mulutnya perlahan, "Aus." balasnya singkat lalu lanjut meminumnya lagi.
Troy menegang seketika mendengar kata-kata itu. Bukannya apa-apa, tapi, itu yang ia rasakan sekarang. Haus, ya haus. Ia sangat haus.
Seandainya ada cafe-cafe yang menjual darah. Pikirnya mengada-ngada
Ia memejamkan matanya berusaha memendam nafsunya yang sedari tadi sudah bergejolak kuat di dalam dirinya. Ia benar-benar harus kembali sekarang, atau beberapa orang akan menjadi korban, dan tentu ia tidak mau melakukannya didepan publik, apalagi Verra.
Troy memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing, kemudian ia berdehem pelan. Refleks, Verra menengok dan mengangkat sebelah alisnya.
"Aku rasa aku harus pulang sekarang." ucap Troy dengan seulas senyum di bibirnya
Verra mengerutkan dahinya. "Kenapa?" tanyanya dengan nada kecewa. "Uh, padahal kau yang mengajak ku kesini." balasnya cemberut
Troy sedikit kaget melihat tingkah Verra yang agak manja seperti ini, bukannya tidak suka, tapi ia sedikit kaget. Dimakah 'Annoying Verra' yang dulu ia kenal?
Troy terkekeh kecil melihat ekspresi yang dibuat Verra. "Well, ini juga bukan mau ku...." balas Troy menggantung. "Tapi aku sangat haus." bisiknya pelan
Verra bergidik. Kemudian mengerjapkan matanya beberapa kali, "Okay then, selamat berburu." balasnya pasrah
Namun, sebelum Troy pergi dari hadapannya ia mengecup pipi gadis itu.
"Have a good time, bae. Adios!" pamitnya melambaikan tangan sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya ke arah Verra.
Oh tuhan, bunuh aku sekarang pun aku rela asal bisa memilikinya.
Oh baiklah, pikiran Verra sudah di racuni oleh Vampire tersebut.
Sejurus setelah kepergian Troy, benda pipih yang tipis berwarna putih dengan lambang apel digigit di belakangnya yang berada di sudut meja menarik perhatiannya.
"Loh? Ketinggalan?" gumamnya lalu meraih iPhone tersebut.
*
*
'KYAAAAA!!'
Terdengar suara teriakan orang disertai tangisan yang tak bisa dibilang pelan, namun beberapa saat kemudian suara itu menghilang.
Troy, pemuda itu, seorang Vampire yang baru saja menghisap habis darah yang dimiliki oleh manusia tadi. Troy mengelap sekitar mulutnya yang penuh darah dengan tangannya, kemudian ia lanjut berlari mencari mangsa berikutnya.
Setelah sekitar 2 jam ia berburu, perutnya kini sudah cukup terisi dan sekarang ia merasa segar. Ia pulang ke rumahnya yang tak jauh dari sana, beberapa detik kemudian ia sudah sampai didepan pintu rumah megah itu dengan kecepatan flash-nya.
Ia membukanya lalu segera melangkah masuk ke dalam. Ia mendapati kedua sobatnya diruang tamu dengan tatapan membunuhnya ke arah Troy. Troy mendesah pelan lalu berjalan menuju sobatnya itu, ia sudah tahu betul apa yang akan terjadi selanjutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Love
Teen FictionI love him. He loves me. I'm a human, he's a vampire. Copyright © 2014 by najuwritings #1 Vampire / #25 Fanfiction on August 5, 2014.