== V a m p i r e L o v e ==
"Loh, kita mau kemana?" tanya Verra pada lelaki di sebelahnya. "Setau gue, rumah gue bukan kearah sini." lanjutnya.
Troy hanya tersenyum miring dan melihat ke arah Verra sekilas lalu kembali menatap jalan.
"Hey idiot, lo mau bawa gue kemana?" tanya Verra lagi, dan lagi-lagi Troy hanya diam dengan senyum miring yang masih terpampang jelas di wajahnya.
"Sekali lagi gue nanya, kita mau kemana?" tanya Verra lagi dengan penekanan dan nada yang beberapa oktaf lebih tinggi.
Troy menyeringai lebar. "Lihat saja nanti." jawabnya singkat pada akhirnya.
Verra mendengus kesal dan melempar pandangannya pada jalanan yang tak ia kenal ini, Jelas sekali ini bukan jalan kearah rumah batin Verra, lagi.
"Ya memang bukan, idiot." sahut Troy, lagi-lagi ia membaca pikiran Verra.
Verra mendecak sebal. "Hey, bisa gak sih lo gak baca pikiran gue, sehari aja?" Tanyanya geram, Troy menggedikan kedua bahunya bersamaan.
Lagi-lagi Verra mendengus kesal dan memutar bola matanya.
Beberapa menit kemudian, mobil Verra yang dikendarai oleh Troy ini berhenti di depan sebuah rumah megah.
"Ini rumah gue, tepatnya gue sama temen-temen gue, sih." ujar Troy seraya melihat kearah Verra yang sedang menatap setiap inci rumah ini dengan pandangan kagum. "Nanti aja lanjutin mengagumi rumah gue-nya, mending keluar dulu dari mobil." lanjut Troy yang disambut tatapan geram dari Verra.
Verra meraih kenop pintu dan membukanya, kemudian menapakan kakinya di halaman rumah Troy yang luasnya bukan main. "Sumpah ini rumah lo? Gede banget!" ujar Verra kagum. Troy hanya memutar bola matanya dan berjalan ke pintu masuk, ia tak mengubris pernyataan Verra sama sekali.
Sialan gue dicuekin, kacang mahal kali bang batin Verra kesal.
"Masuk." ujar Troy seraya membukakan pintu.
"Gue? Masuk? Kerumah lo?" Tanya Verra.
"Ngapain nanya lagi? Idiot. Udah jelas tadi gue nyuruh lo masuk, yaudah masuk buruan." Ujar Troy lagi.
Verra meneguk ludahnya, disana isinya Vampire semua, bisa-bisa pulang gue udah jadi mayat yang kehabisan darah. Batinnya ngeri
Troy terkekeh."Tenang, lo gak bakal kami makan." ujar Troy.
"Lo ngapain baca-baca pikiran gue coba?" balas Verra geram.
"Gak sengaja." balas Troy.
Verra memutar bola matanya lalu mulai jalan kearah pintu masuk. "Yakin gue gak bakal dimakan sama temen-temen lo?" tanya Verra ragu.
Troy mengangguk yakin.
Semoga gue bisa keluar dengan selamat.amin doa Verra dalam hati,
Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam rumah megah itu, dan ketika mereka membuka pintu ..
"GAB GIVE ME BACK THAT BLOOD !!"
"I'M STARVING, YOU KNOW!"
Dua orang pria yang kurang lebih seusia Troy, sedang saling kejar-kejaran memperebutkan kantung darah.
Troy mengacak-ngacak rambutnya frustasi sedangkan Verra masih terpaku melihat kejadian itu.
"STOP." seru Troy, dalam beberapa detik kemudian mereka berhenti lalu menghampiri Troy.
"Look Troy, Gabriell took my blood!" Ujar seorang laki-laki sambil menunjuk lelaki yang berada di belakangnya.
"I'm starving and Nash didn't share with me! So harsh." Balas lelaki yang dipanggilnya Gabriell.
Troy mendengus kesal, lalu menatap Verra yang masih terbengong.
"Verra, dia yang sedang memegang kantung darah itu Gabriell, dan yang sedang marah-marah itu Nash." Ujar Troy mencoba tenang,
Nash dan Gabriell melihat satu sama lain dengan tampang shock dan berbisik-bisik, namun sepersekian detik kemudian mereka berhasil menetralkan ekspresinya.
Verra mencoba tersenyum kepada kedua lelaki tampan didepannya. "Hi." Sapanya mencoba ramah.
Nash dan Gabriell tersenyum ganteng,
"I'm Nash." sapa Nash, sedikit dingin, dan singkat.
"I'm Gabriell, just call me Gab or Riell. Nice to meet you, Verra!" sapa Gabriell ramah, keduanya beraksen sama seperti Troy, yaitu British.
"Share your blood Nash." perintah Troy tegas tak menerima penolakkan.
Nash berdecak kesal lalu melenggang pergi ke dapur bersama Gabriell.
Mampus, bule semua. Bisa kicep gue kalo ngobrol lagi. Batin Verra grogi
Troy menatap Verra sambil terkekeh pelan, "Calm down babe, no need to worry. They can speak Bahasa too, like me." ujar Troy sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Verra sampai hidungnya bersentuhan.
Wajah Verra memerah malu, ia melangkah mundur menjauhi Troy, spontan.
PRANG!!
Tanpa sadar Verra mundur dan menyenggol vas bunga.
Troy kembali menatap Verra, ekspresinya berubah drastis. "Duduklah dulu, akan ku bereskan ini."
Verra terdiam lalu ikut memungut pecahan pecahan kramik ini. "G--gue, yang mecahin, gue aja yang beresin." Lanjutnya kemudian menunduk, ikut membereskan.
"Ow!" ringis Verra karena jarinya berdarah terkena pecahan kramik.
Sialan sialan sialan. Batinnya kesal.
Tanpa sengaja Verra melihat wajah Troy yang menegang, terlihat matanya yang berubah menjadi merah, tapi Troy mengerjapkan matanya beberapa kali dan menggelengkan kepalanya, sesaat kemudian matanya kembali berwarna seperti semula.
Badan Verra bergetar melihat Troy.
Mampus, gue baru nyadar, gue ngeluarin darah dan sekarang gue lagi dirumah Vampire! Batinnya mulai panik.
"Are you o--"
Sebelum Troy menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Gabriell muncul dengan kecepatan Vampire nya yang sangat cepat, dalam sesaat ia sudah berada di belakang Troy, ia terlihat sedang mengambil nafas dalam-dalam mencoba menghirup aroma aroma disekitarnya.
"I smell blood....."
Aku mengenal lebih banyak Vampire.
Ya, mereka tampan dan gagah, cukup keren.
But they also, dangerous.
== V a m p i r e L o v e ==
Saturday, May 17, 2014
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Love
Teen FictionI love him. He loves me. I'm a human, he's a vampire. Copyright © 2014 by najuwritings #1 Vampire / #25 Fanfiction on August 5, 2014.