25. Medicine

11.1K 562 12
                                        

Verra mengerjapkan matanya beberapa kali. Mencoba untuk mengumpulkan nyawanya yang menurutnya masih tersebar kemana-mana, kemudian setelah beberapa menit melamun ia memandangi setiap sudut kamar ini. 

Kamar Troy. batin Verra 

Kemudian ia merasa ada tangan kekar yang melingkari badannya, dan benar saja. Ternyata ia semalaman tidur dalam dekapan Troy. Verra terdiam sebentar mencoba menenangkan jantungnya yang bisa saja tiba-tiba melompat. 

Payah, jantung sialan. Dipeluk doang gak usah gini juga kali. Runtuk Verra dalam hati

Ia menatap wajah tidur Troy yang terlihat sangat damai. Kuingatkan, mereka tidur di kasur yang sama, dan lagi Verra berada di dekapan Troy. Jelas, wajah mereka sangat berdekatan. Verra memperhatikan wajah Troy inci demi inci, mulai dari mata, hidung, dan mulut. Ingin rasanya ia mengecupinya satu persatu, namun sepertinya ia tidak akan pernah berani melakukan itu.

Perf-ect. Bagaimana caranya Tuhan menciptakan makhluk setampan ini? Kagum Verra dalam hati.

Ia kemudian kembali menjelajahi wajah Troy, namun tiba-tiba dekapannya menjadi lebih erat sehingga kepala Verra terjatuh di dada bidang Troy. 

"Kau bisa melanjutkan memperhatikan ku nanti." bisik Troy

Lagi-lagi wajah Verra sukses memerah.

"Lo--udah bangun....? dari tadi?" tanya Verra pelan dengan gugup

Dirasakan kepala Troy yang berada di atas Verra sedang mengangguk bertanda 'ya'

Sekali lagi, pipinya memanas. Ia malu bukan main sekarang.

"Kau boleh memperhatikan wajah ku kapan pun kau mau, princess."

"Kepedean."

"Bukankah itu kenyataan? Kau menyukai wajah ku, bukan?"

Mulut Verra tak dapat berbohong lagi. Karena memang nyatanya ia bisa dikatakan 'mencintai' wajah Troy yang -amat- sangat tampan.

"I'm yours." bisik Troy lembut lalu mengelus rambut panjang Verra.

Lagi-lagi Verra berhasil dibuat panas dan melting karena sikap dan kata-kata manisnya. 

Dan ya, Verra menarik kata-katanya semalam. 'Troy tidak romantis' itu salah besar.

Tiba-tiba Verra merasakan sesuatu di dekatnya panas. Kemudian ia baru tersadar, ternyata badan Troy panas atau bahkan bisa dikatakan sangat panas.

Verra mengangkat kepalanya cepat dan beranjak duduk, Troy menggeliat pelan lalu bergumam sesuatu yang tak jelas. Dengan sigap Verra menyentuh dahi Troy pelan, "Astaga! Troy! Badan lo panas banget!" teriak Verra heboh

Troy ikut-ikutan memegang dahinya, dengan mata yang masih terpejam. "Ah iya." balasnya santai lalu beranjak duduk dan menatap Verra. "Dan aku sekarang merasa pusing." lanjutnya sambil memijat pelipisnya pelan

Verra mendengus kesal sekaligus khawatir. "Kok lo bisa demam? kenapa?" tanyanya

Troy menggedikkan bahunya tak peduli. "I don't know." balasnya tanpa menatap Verra. Ia masih memejamkan matanya erat sambil tetap memijat pelipisnya.  "Dan, obat ku hanyalah kau. Jika kau pergi mungkin aku akan mati." lanjutnya lalu menatap Verra sambil menyeringai menggoda

Verra mendorong bahu Troy pelan bermaksud agar Troy berbaring lagi. "Lo tidur aja dulu. Jangan ngegombal mulu. Gue buatin bubur sama teh, ya?" ucap Verra

Troy terkekeh pelan, ia memegangi batang hidung mancungnya lalu menggeleng pelan. "Aku akan muntah jika memakan itu." ucapnya disela tawanya. "Mungkin teh bukan ide buruk." lanjutnya pelan

Vampire LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang