Disaat Valerie berubah menjadi abu, saat itu juga Verra kehilangan kesadarannya. Entah sudah keberapa kalinya ia pingsan hari ini, dan kalian tahu itu juga bukan sekalipun maunya.
Troy yang panik segera mengangkat Verra--lagi-lagi dengan bridal style ke dalam. Sesaat, ia melirik Valerie--abu milik Valerie lalu tersenyum kecut. "Akhirnya ia lenyap juga." gumamnya lega
Nash dan Gabriell menghampiri Troy dan tersenyum bangga.
"Mana rasa terimakasih mu, nak?" ucap Gabriell sambing membusungkan dadanya dengan percaya diri
Sedangkan Nash hanya tersenyum bangga penuh kemenangan dengan kedua tangan yang ia lipatkan di depan dadanya.
"Oke-oke baiklah. Terimakasih. Aku sangat berterimakasih pada kalian. Aku cinta kalian. Tapi aku lebih mencintai gadis ini--ups."
Pernyataan barusan berhasil membuat Gabriell dan Nash membelalakan matanya.
"Kau cinta pada ku? Ew Troy!" sergah Gabriell dengan nada yang dibuat seolah-olah ingin muntah. "And, wait.... Kau bilang lebih cinta siapa tadi?"
Sedangkan Nash mengerutkan dahinya heran. "Kau mencintai gadis itu--I mean, Verra?"
Troy yang saat ini memang tidak mau membahas hal itu sesegera mungkin berlari ke kamarnya--seperti biasa dengan kecepatannya-- dan meniduri badan Verra di kasurnya yang berukuran king size.
Dalam beberapa detik kemudian, Nash dan Gabriell sudah berada di belakangnya. Menyusulnya.
Nash dan Gabriell kali ini bertingkah seirama--maksud ku, sama-sama menuntut jawaban dari Troy.
"Kau harus menjawab pertanyaan ku yang tadi, man" tuntut Nash tegas
Gabriell yang berada di sampingnya mengangguk-ngangguk setuju. "Sekalian jawab pertanyaan ku juga." timpalnya
Troy meng-gigit bibir bawahnya pelan lalu tertawa hambar. "Hahaha tidak ada yang perlu di jawab, bukan? Kalian bisa pergi dari sini sekarang dan beristirahat!" balasnya mencoba berakting tidak-ada-apa-apa namun sepertinya ia sangat buruk akan hal berakting ini.
Keganjalan terlihat jelas di wajah dan tingkahnya.
Nash terkekeh. "Aku tidak bodoh. Cepat jawab pertanyaan ku, Troy. Ingat apa yang telah ku lakukan pada mu?" tagih Nash
Gabriell menyeringai lebar dengan tatapan ayolah-beritahu-kami. "Menjawab pertanyaan tidaklah sesulit itu. Ayolah!"
Troy mengusap belakang lehernya yang sedikit basah akan keringat. Kemudian mengangkat kedua tangannya ke udara, "Baiklah. Aku menyerah." ucapnya putus asa. Kemudian ia melirik Verra sebentar lalu kembali menatap kedua sahabatnya. "Oke, aku mengaku. I love her. So much."
Mendengar pengakuan Troy barusan, Nash dan Gabriell lagi-lagi membelalakan matanya.
"What the actual fuck, Troy?! You loves a human! It's just.... argh." ucap Gabriell tajam dengan nada yang dinaikan beberapa oktaf, sehingga terdengar seperti bentakan
Nash yang disampingnya hanya tertawa dan mengangguk-anggukan kepalanya. "Im fucking knew it, Mr.What ever your last name is. Dan kau tahu betapa besarnya resiko atas keputusan yang kau ambil, bukan?"
Troy menghembuskan nafas beratnya lalu mengusap wajahnya frustasi. "Ayolah guys, ini adalah hari yang panjang. Biarkan aku beristirahat sebentar." balas Troy menghindari ribuan pertanyaan ataupun pernyataan yang akan dilontarkan kedua sobat didepannya ini.
Gabriell mendengus. "Aku kira kau menyelamatkannya hanya karena kau tidak ingin orang lain kena imbas. Ternyata kau malah.... mencintainya." ucapnya sembari melangkahkan kakinya keluar kamar
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Love
Roman pour AdolescentsI love him. He loves me. I'm a human, he's a vampire. Copyright © 2014 by najuwritings #1 Vampire / #25 Fanfiction on August 5, 2014.