21. Valerie

10.6K 562 8
                                        

Mulmed; [Troy Francisco Bennett]

==

"Aku tidak takut." ucap Gabriell. "I'm so ready for it. Kapan kita akan mulai?"

"Kapanpun kalian siap, aku selalu siap dan bahkan tidak sabar untuk membunuh Vale." balas Troy dengan seringaian di mulutnya

Nash tampak berfikir. "Kau sudah membeli mawar?" tanyanya

Troy menggedikkan kedua bahunya. "Belum, lagi pula untuk apa mawar itu?"

Nash mendelik sebal. "Senjata untuk membunuh Vampire ada 2, peluru emas dan mawar serbuk emas. Otak mu di cuci juga ya oleh Vale?" ucapnya tajam. "Dan lagi, memangnya kau punya serbuk emas?"

Troy menepuk dahinya pelan dan tersenyum kikuk. "Ahaha--aku lupa." 

Gabriell terkekeh. "Dasar bodoh." ucapnya. "Tenang saja, aku punya mawar yang sudah di beri serbuk emas." timpalnya. "Tapi cuma 2." lanjutnya menyudahi kalimatnya

Seketika mata Nash membulat. "Aku tidak yakin." ucapnya ragu. "Dan lagi aku yakin ia pasti memiliki peluru emas yang jauh lebih praktis dibanding mawar."

Gabriell mendesah putus asa. "Aku juga jadi tak yakin, mate."

Troy melirik Verra yang masih terlelap di sofa. "Kalau kalian tak yakin biar aku saja." ucapnya tegas.

Gabriell dan Nash saling menatap dan mendengus.

"Bukan begitu, man. Aku hanya takut terjadi apa-apa." ucap Nash

Gabriell mengangguk setuju. "Kau ingat kejadian itu? Disaat Vale mengubah kita menjadi Vampire? dia sangat kuat, dude. I can't handle it." ungkapnya

Troy mendesah putus asa dan memijat pelipisnya pelan. "Aku benar-benar tidak apa jika memang harus melawannya sendiri. Sungguh." 

Nash dan Gabriell lagi-lagi saling menatap dan mendelik sebal.

"Keras kepala. Kami ikut."

==

Meanwhile, Valerie.

Valerie duduk rapih di sofa flatnya yang terbilang kecil. Untuk apa ia menyewa flat kecil? Tentu saja untuk ditempati. Sebenarnya ia bisa saja membeli rumah besar sekalian, tapi mengingat tujuan utamanya kesini bukan untuk bersenang-senang, ia mengurungkan niatnya untuk membeli rumah, melainkan menyewa flat kecil.

"I'm hungry." gumamnya. "Ah bodohnya, kenapa tadi aku tidak sekalian saja meminum darah Verra? dan change her into Vampire." lanjutnya sambil berjalan keluar flat.

"Good idea," Ia menyeringai lebar dan kembali memasang smirknya. "Siapkan dirimu Verra."

*

*

*

"Kau yakin disini?" tanya Gabriell pada kedua sobat yang berdiri di sampingnya

Nash mengangguk. "Firasat ku tak pernah meleset." balasnya tegas

Troy mengambil langkah pasti naik ke tangga yang menuju flat nomor 25, tempat tinggal sementara untuk Valerie. Diikuti oleh Nash dan Gabriell di belakangnya. Troy dan Nash masing-masing sudah memegang mawar serbuk emas itu di kantong jaketnya, sedangkan Gabriell memegang mawar tanpa serbuk untuk mengelabui Vale.

Selang beberapa langkah kemudian, mereka sudah tepat berada di depan pintu flat tersebut.

"Ready?" tanya Troy pelan

Kedua sobatnya mengangguk pasti dengan posisi aneh-nya masing-masing.

"Pose apa itu? Sangat jelek, man." ejek Gabriell 

Vampire LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang