Hari ini tanggal merah dan Andrea berencana untuk berjalan-jalan bersama Yash ke pantai. Sejak dulu mereka memang menyukai pantai, karena dari sana mereka bisa mendengar deru ombak yang membawa ketenangan.
Mereka sedang berjalan menuju parkiran sampai kemudian mereka bertemu Rey.
"Mau ke mana?" Tanya Rey.
Yash menunjuk dirinya sendiri.
"Gua?" Tanyanya.
"Bukan lah"
Yash memutar bola matanya kesal, walau begitu ia hanya diam karena tidak mau membuang-buang waktunya untuk berdebat dengan Rey.
"Mau jalan." Andrea menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Rey tadi.
"Kemana?"
"Banyak tanya beut." Sahut Yash.
"Bacottt"
"Udah-udah, mau ke pantai." Lerai Andrea sambil menjawab pertanyaan Rey.
"Ikut yah..." Mohon Rey sambil menunjukkan puppy eyes nya. Andrea kemudian mengalihkan pandangannya pada Yash. Melihat Yash menggelengkan kepala pertanda tak setuju akhirnya ia menolak secara halus permintaan Rey.
"Euumm, sorry. Jangan sekarang, yah. Gua lagi pingin habisin waktu bareng sama Yash, soalnya kami udah jarang jalan bareng."
Rey yang mendengar itu akhirnya menundukkan kepalanya sembari menghela nafas berat pertanda kecewa. Andrea sebenarnya merasa tidak tega, tapi itu adalah permintaan Yash, dia tidak akan bisa menolaknya.
"Yaudah deh..." Rey mengatakannya dengan berat hati.
"Gak apa-apa kan?" Andrea masih merasa bersalah.
Rey hanya menganggukkan kepalanya sambil menunduk dan memejamkan mata, mencoba untuk menghalau air mata yang siap meluncur. Sebelumnya ia tidak pernah di tolak Andrea jika sudah mengeluarkan puppy eyesnya, tapi kali ini ia ditolak dan itu membuatnya merasa sangat sedih.
Andrea yang melihat pandangan kecewa dari mata Rey pun menoleh pada Yash, memandang Yash seolah berkata 'aku gak tega' padanya. Lalu dengan terpaksa Yash menganggukkan kepala, melihat itu Andreapun tersenyum kemudian mendekati Rey. Andrea mengangkat dagu Rey dan terkejut saat mendapati mata Rey yang sembab.
"Hey, ngapain nangis sih? Lu itu udah gede, Rey. Ga usah pake nangis segala atau gua gak jadi ngajak lu ke pantai." Mendengar itu Rey langsung berbinar-binar sambil mengusap pipinya yang basah.
"Ikuuuuuut" Ucapnya merengek.
"Nih, udah gak nangis. Nih,, nih lihat..." Lanjut Rey sambil menunjukkan pipinya yang sudah ia lapi. Andrea yang melihat tingkah Rey tersebut pun terkekeh, bagaimana bisa Rey menangis hanya karena tidak diperbolehkan ikut ke pantai? Kemudian Yash, Andrea dan Rey pergi menuju mobil Yash.
Mobil itu pun meninggalkan area tersebut.***
Skip
Andrea sedang berjalan menuju kedai di pinggiran pantai. Beberapa menit lalu ia mengeluh lapar karena tadi pagi ia hanya makan sedikit, ia sendirian karena saat Rey dan Yash menawarkan diri untuk menemaninya, ia tidak mau.
Setelah sampai, Andrea mendaratkan bokongnya di salahsatu bangku dan memesan makanan. Ia memesan banyak makanan karena ia benar-benar lapar. Katakan ia rakus, ia tak perduli, ia tau kalau memakan makanan sebanyak itu akan membutuhkan waktu yang lama, tapi ia tak perduli. Toh Yash tak akan setega itu hingga meninggalkan Andrea sendiri.
~~~
Disisi lain,,
Rey dan Yash sedang duduk berdampingan sambil menatap hamparan laut biru dihadapan mereka. Tiba-tiba Rey mencoba membuka pembicaraan.
"Yash, gua mau ngomong sesuatu sama lu..." Ucap Rey dengan wajah agak tegang. Yash memicingkan mata curiga, tak lama matanya pun melotot.
"Jangan bilang luuu..." Ucapan Yash terhenti saat Rey menjitak kepalanya.
"Ya enggak lah bego! Gua masih normal elah,," Sungut Rey.
"Yeee siapa tau kan?" Balas Yash sambil mengusap kepalanya yang tadi dijitak oleh Rey. Itu benar-benar terasa panas, sungguh. Ia tak berbohong.
"Gua mau ngomong serius." Rey tiba-tiba mengubah mimik wajahnya menjadi lebih serius, meski masih ada rasa tegang yang menyelimuti perasaannya. Yash yang melihat mimik wajah Reypun ikut menjadi lebih serius.
"To the point deh..." Ucap Yash yang memang tak suka bertele-tele.
"G-gua,, Cinta sama kembaran lu..." Ujar Rey dengan gugup. Mendengar kalimat itu, Yash mengatupkan rahangnya yang mengeras sambil menatap dingin kepada Rey. Rey yang melihat mimik wajah Yash yang mengeraspun akhirnya kembali berkata.
"Gua serius, gua suka Andrea, cinta Andrea, sayang Andrea. Gua mau dia jadi milik gua." Ucap Rey dengan nada tegas. Mendengar ucapan Rey semakin membuat Yash menggertakkan gigi-giginya. Ia merasa benar-benar tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh Rey. Ia tak suka, ia tak rela kalau Andrea yang selama ini hanya miliknya akan diklaim oleh orang lain. Ia benar-benar tak terima.
Kemudian tanpa aba-aba Yash langsung menonjok rahang Rey hingga Rey tersungkur. Kemudian berkata. "Gua gak akan biarin lu deket-deket Andrea! Camkan itu!" Ucapnya sambil menunjuk wajah Rey.
Rey yang masih shock dengan tonjokan Yash pun masih diam dengan posisi terduduk di atas pasir pantai. Tak lama kemudian Andrea datang dengan tatapan terkejut melihat Rey terduduk dengan lebam dirahangnya dan Yash yang masih berdiri sambil mengatur emosi.
"Apa yang terjadi?" Tanya Andrea bingung. Tanpa mendapat jawaban, tiba-tiba Yash langsung menarik tangannya meninggalkan Rey sendiri. Rey yang melihat itu pun tersadar dari keterkejutannya dan segera bangkit dari duduknya, kemudian ia memandan punggung saudara kembar yang kian menjauh itu sambil mengumpat. 'Brengsek! Gua akan nyingkirin apapun yang ngehalangin gua untuk dapetin Andrea. Apapun atau siapapun!' Batin Rey.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy [REVISI]
Teen FictionPERHATIAN! Beberapa part diPRIVATE secara acak. Jadi buat yang belum FOLLOW akun Rea harap diFOLLOW dulu. Hal ini dilakukan untuk mencegah para plagiat yang berkeliaran. Cerita ini murni dari imajinasi penulis, jadi apabila ada kesamaan tempat, toko...