Part 12

9.5K 361 1
                                    

Yg dimulmed itu Andrea dan Andreas yah😊

***

"Seperti yang tadi saya jelaskan, terjadinya-" Blablabla. Andrea tak mendengarkan penjelasan guru tersebut, ia terlalu bersemangat karena nanti papanya akan kembali dari London.

"Andrea, kamu melamun? Sebaiknya jika kamu tidak berniat mengikuti pelajaran saya, lebih baik kamu keluar. Mau jadi apa bangsa ini kalau mur-"

Teeeet teeeet

Bel pulang memotong ucapan Bu Rida yang sedang menceramahi Andrea, Andrea yang mendengar bel pulangpun menghela nafasnya lega.

"Baik, cukup untuk hari ini. Saya harap kalian akan mengulang materi yang tadi kita pelajari di rumah, sekarang silahkan berdo'a menurut kepercayaan masing-masing." Setelah berdo'a, para muridpun berhamburan keluar dari ruang kelas. Rey yang memang sudah menunggu Andrea didepan kelas gadis itupun langsung menggandeng gadis itu agar pulang bersamanya. Andrea awalnya terkejut, tapi gadis itu tidak menolak. Kemudian mereka berjalan beriringan sambil bergandengan tangan. Sesampainya di parkiran, Andrea tiba-tiba berteriak dan melepas tangannya yang digenggam oleh Rey.

"PAPA!" Panggil gadis itu pada Devan yang sedang menunggu Andrea untuk menjemputnya. Devan yang melihat putrinyapun tersenyum dan membuka tangannya dengan lebar, Andreapun menyambut dengan hangat pelukan papanya.

"Papa, Andrea kangeeeeen banget." Ujar gadis itu sambil meneteskan air mata saking terharunya.

"Ssttt, papa juga kangen banget sama kamu. Kita pulang?" Andreapun mengangguk, ia lupa jika ia telah meninggalkan Rey.

"Sweety..." panggil Rey yang merasa diabaikan.

"Ah, aku lupa. Pa, ini Aldi. Aldi ini papa aku." Ucap Andrea mengenalkan mereka berdua.

Reypun menyalami tangan Devan dan Devan menyambut uluran tangan tersebut.

"Kamu siapanya putri saya?" Tanya Devan dengan nada mengintrogasi.

"Saya pacarnya, om." Andrea terkejut mendengar jawaban Rey, tapi tidak dengan Devan yang sepertinya senang mendengar jawaban yang dilontarkan Rey.

"Oh, bagus deh. Jadi saya bisa mempercayakan Andrea sama kamu, karena Yash tidak akan bisa menjaga Andrea saat berada disekolah."

"Ih, papa apaan sih. Aku bukan anak kecil lagi" ujar Andrea kesal.

"Tapi bagi papa, kamu itu masih putri kecil papa." Andrea hanya mendengus mendengar ucapan Devan, sedangkan Rey tersenyum geli melihat ekspresi wajah Andrea yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Yaudah, om sama Andrea pulang dulu." Rey mengangguk sambil tersenyum sedih.

"Kita gak jadi pulang bareng, Ya." Ucap Rey sambil memegang tangan Andrea.

"Maaf, hari ini aku pulang sama Papa."

"I-iya"

"Jangan sedih, besok kan masih bisa ketemu." Ucap Andrea mencoba menghibur sambil mengusap punggung tangan Rey. Maunya sih ngusap kepalanya, cuman gak nyampe. Reypun mengangguk dan mengecup puncak kepala Andrea.

"Besok aku jemput ya" pinta Rey.

"Oke" kemudian Andrea pulang bersama dengan papanya, meninggalkan Rey yang sedikit kecewa karena tidak jadi pulang bersama Andrea.

***

Seorang pria paruh baya dan dua remaja kembar sedang berjongkok disamping sebuah pusara bertuliskan 'Saphiera Binti Anthony'. Mereka adalah Devan, Andreas dan Andrea. Saat ini mereka sedang berada disamping makam seorang wanita yang sangat mereka sayangi. Kemudian tiba-tiba terdengar isak tangis dari Andrea

"Mama,, hiks,, hiks,," Yash yang mendengar tangisan Andreapun memeluk Andrea dengan erat, ia juga merindukan sang mama. Devan yang melihat kasih sayang antar saudara kembar itupun tersenyum haru. 'Seandainya kamu disini, ra. Lihat, anak-anak kita. Mereka merindukanmu, begitupun aku.' Batin Devan sambil menahan air matanya yang sebentar lagi akan keluar, ia harus kuat. Jika anak-anaknya rapuh, setidaknya ada dirinya yang akan menopang mereka.

"Udah, jangan nangis. Kamu rindu mama?" Tanya Devan pada Andrea yang dibalas anggukan.

"Kamu juga kan?" Tanya Devan lagi pada Andreas. Andreas mengangguk.

"Apa lagi papa..." gumam Devan.

'Benar, papa pasti orang yang paling merindukan mama diantara kami semua' batin kedua saudara kembar itu. Kemudian dengan kompak mereka memeluk papanya.

"Papa harap kalian bisa menjadi orang yang akan ada disisi papa dimasa-masa tua ini, nak. Kalian adalah dua permata berharga milik papa dan mama, papa harap kalian juga bisa membanggakan kami." Andrea dan Andreas semakin mengeratkan pelukan mereka pada Devan.

"Tentu, pa. Yash janji, dua permata berhargamu ini akan selalu ada saat papa butuh kami. Kami akan berusaha membanggakan papa, kami janji." Ucap Yash sambil berpandangan dengan Andrea. Andrea mengangguk pasti, ia akan selalu berusaha untuk itu.

'Setelah papa tau perasaan Yash pada Andrea, apa papa akan percaya aku akan membanggakan papa?' Batin Yash miris.

"Udah, gak usah melow-melowan gini ah. Ayo kembali ke mansion, sudah sore." Setelah mendengar ucapan Devan, mereka bertiga pergi meninggalkan pemakaman.

Tak lama setelah mereka bertiga pergi, datang seorang pria menghampiri makam tersebut. Pria itu menaruh bunga lily yang dibawanya dan mengusap nisan itu.

"Tante, Rey dateng lagi. Rey mau minta izin, sebentar lagi adalah hari kelulusan dan Rey akan melamar Andrea. Rey harap bisa mendapat restu dari tante terlebih dulu, karena berkat tante, Andrea, gadis yang akan saya lamar sekaligus gadis yang sangat saya cintai bisa terlahir didunia. Terima kasih sudah melahirkan jodoh saya, tan." Ucap pria tersebut yang tak lain adalah Reynaldi suhanda. Setelah membacakan do'a, Rey pergi meninggalkan makam tersebut.

Sejak berpacaran dengan Andrea, Rey memang sering berkunjung ke makam mama Andrea tanpa sepengetahuan gadis itu. Ia sering berbicara didepan makam tersebut dan menceritakan apapun yang ia alami bersama Andrea. Ia merasa harus mengunjungi makam Saphiera karena itu adalah makam mama dari gadis yang sangat dia cintai.

***

Devan, Andreas dan Andrea telah berada didalam mansion milik mereka. Yup, mereka akan tinggal di mansion selama Devan berada di Indonesia. Kata Devan, mansion itu memiliki berjuta kenangan bersama dengan Saphiera. Mansion itu adalah saksi bisu kebahagiaan keluarganya yang masih lengkap. Kenangan-kenangan saat Andrea dan Andreas berlarian, berebut mainan dan kenangan saat mereka memakan masakan Saphiera bersama-sama. Kenangan itu tak ingin ia lupakan, maka dari itu setiap Devan pulang, ia selalu meminta anak-anaknya agar menginap di mansion tersebut. Dengan harapan agar kenangan-kenangan di mansion tersebut akan terus di ingat.

Saat ini Yash dan Andrea sedang berbaring bersebelahan didalam kamar mereka. Di mansion ini memang kamar mereka jadi satu, karena memang itulah keinginan Saphiera yang membuatkan satu kamar untuk kedua anak kembarnya dengan harapan mereka akan selalu bersama untuk selamanya.

"Yash..."

"Hm"

"Ngantuk..."

"Yaudah, sini tidur." Jawab Yash sambil menarik Andrea kedalam pelukannya, ia sudah paham dengan perilaku Andrea. Memang gadis itu akan menjadi sangat manja saat di mansion ini, dan itu akan terjadi secara spontan.

Andrea semakin membenamkan wajahnya pada dada bidang Yash, dan Yash hanya bisa berharap semoga Andrea tak mendengar detak jantungnya yang berdetak tak semestinya. Kemudian mereka tertidur dengan saling berpelukan.

"Good nigth, baby. Aku mencintaimu..." gumam Yash yang perlahan mulai memejamkan matanya, menyusul Andrea yang sudah terlebih dahulu pergi ke alam mimpi.

TBC.

Childish Boy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang