Part 6✔

11.6K 406 2
                                    

Semenjak kejadian di pantai waktu itu Yash benar-benar menjauhkan Andrea dari Rey, padahal Andrea sama sekali tak mengetahui apapun. Tapi Andrea tak ingin bertanya pada Yash, ia takut Yash merasa jika Andrea tidak mempercayainya. Andrea yakin apapun yang Yash lakukan, termasuk menjauhkannya dari Rey itu adalah pilihan terbaik untuk Andrea sendiri, semua yang Yash lakukan pasti Andrea akan mengikuti alurnya, karena Yash adalah satu-satunya laki-laki yang melindunginya selama ini, selain ayahnya tentu saja.

Rey yang merasa Andrea menjauh darinya merasa geram pada Yash yang telah menjauhkan Andrea darinya, ia merasa kesepian tanpa Andrea. Ia memang anak yang kesepian, walau ada Ayah dan Bundanya, tapi mereka sering keluar negeri untuk perjalanan bisnis hingga tak ada yang menemaninya dirumah, secara dia adalah anak tunggal di keluarganya.

"Andrea, aku kangen~" ucap Rey dengan nada manja sambil menatap foto-foto Andrea yang terpajang di langit-langit kamarnya.

Rey sedang tidur terlentang diatas ranjang king sizenya sambil menatap penuh kerinduan pada foto Andrea. Padahal mereka hanya tak saling menyapa, ah lebih tepatnya Rey menyapa tapi tak dihiraukan oleh Andrea selama 1 minggu. Gadis itu benar-benar mematuhi ucapan Yash untuk tidak berhubungan lagi dengan Rey, walau hati kecilnya sebenarnya merindukan Rey yang sering mengganggunya dengan rengekan manja laki-laki tersebut, tapi ia tak bisa membantah perkataan Yash.

Tiba-tiba setetes air mata mengalir dari mata Rey, ia benar-benar merindukan gadis itu. Rey nampak benar-benar kacau, dapat dilihat dari penampilannya saat ini yang mengenaskan. Matanya sayu dan memerah karena sering mengeluarkan air mata. Katakan ia cengeng, ia tak perduli, Andrea benar-benar telah mempengaruhi hidupnya selama setahun belakangan ini. Rambut yang tak tersisir, dan sering mengigau menyebut nama Andrea saat tertidur.

Ayah dan Bunda Rey yang saat itu kebetulan sedang ada dirumah setelah peejalanan bisnisnya mendengar putra sematawayang mereka tengah mengerang frustasi sambil menyebut nama Andrea. Mereka memang mengenal Andrea, tapi tak bisa berbuat banyak karena mereka tau bahwa mereka tak bisa ikut campur dengan hubungan antara Rey dan Andrea.

Rey seperti kehilangan sebagian dari jiwanya. Meskipun Andrea bukanlah kekasih Rey, tapi Andrea sangat berpengaruh dalam hidupnya hingga Rey seperti ini.

Rey memang masih mau makan dan sering membiarkan Bundanya masuk karena tak sering bundanya ada dirumah, karena hanya bundanya tempatnya bermanja-manja sebelum ia mengenal Andrea.

Rey yang mendengar suara langlah kaki akhirnya menolehkan wajahnya ke arah pintu masuk dan melihat bundanya sedang berjalan ke arah nya.

"Bunda..." Panggil Rey dengan nada yang manja dan lemah, ia lelah berbicara seharian penuh pada foto Andrea di langit-langit kamarnya layaknya orang gila.

Bunda Rey yang merasa terpanggilpun duduk di tepi ranjang putranya kemudian mengusap kepala putranya itu dengan penuh kasih sayang. Rey yang diusap kepalanyapun memejamkan matanya merasa nyaman.

"Rey, jangan kayak gini, nak. Jangan buat Bunda semakin khawatir sama kamu." Ucap Athaya, Bunda Rey.

"Maaf, Rey udah bikin Bunda khawatir ya? Tapi... apa Andrea juga khawatir sama kayak Bunda?" Tanya Rey dengan pandangan sendunya.

Athaya menghela nafasnya lelah, ia sudah putus asa untuk membujuk putranya ini agar tidak terlalu memikirkan Andrea, tapi sepertinya itu tidaklah mudah, karena sepertinya nama Andrea sudah benar-benar mendominasi fikiran putranya. Apa ia harus meminta bantuan Andrea agar putranya kembali ceria? Athaya juga bingung, sebenarnya apa yang terjadi di antara Rey dan Andrea?

"Rey, bunda harus kembali ke London besok. Bunda harap kamu gak membuat bunda makin cemas sama kamu, yah. Bunda gak mau kamu sakit. Tetep makan walau cuma sedikit, setidaknya perut kamu terisi. Karena mungkin beberapa minggu Bunda gak bisa kontrol kondisi kamu karena bunda menemani ayahmu di sana, bunda harap kamu patuhi ucapan bunda." Rey yang sudah biasa mendengar bundanya pergi pun menganggukkan kepalanya lemah.

Childish Boy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang