"Are you kidding me huh?" Tanya Dicky yang menatap Yash tak percaya. Yash hanya menggedikkan bahunya acuh.
"Percaya gak percaya emang itu kejadiannya." Ucap Yash Acuh.
"Kalo sekarang?" Tanya Dicky yang membingungkan.
"Hah?"
"Ish, sekarang masih cinta?" Ulang Dicky lagi dengan nada jengkel. Yashpun terkekeh kemudian mengangguk.
"Hm, bagi gua, waktu 2 tahun itu masih kurang buat ngilangin perasaan itu. Entahlah, susah kalo diomongin." Jelas Yash. Dicky mengangguk paham.
Kemudian keadaan didalam mobil kembali hening. Yash fokus menyetir dan Dicky yang sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia sedikit... tidak rela? Entahlah.
***
Rey merapatkan tubuhnya pada perempuan yang sedang mengucek matanya karena baru bangun tidur, kemudian ia menduselkan wajahnya ke leher perempuan itu.
"Pagi..." sapa Rey dengan suara seraknya.
"Juga..." balas perempuan itu, dia adalah Andrea.
Rey mengendus dileher Andrea, membuat gadis itu terkekeh geli.
"Rey, geli ih. Mandi dulu gih, abis itu kita jogging." Rey berbinar dan tersenyum senang.
"Aku suka dengan kata 'Kita'." Ucapnya dengan pipi memerah.
Andrea tersenyum simpul. "Yaudah, sana mandi." Setelah itu, Rey berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya. Namun saat didepan pintu, ia kembali menoleh pada Andrea.
"Jangan pergi yah." Ucapnya lirih. Andreapun tersenyum tanpa membalasnya, kemudian Rey melanjutkan langkahnya yang tertunda.
Saat menunggu Rey yang sedang mandi, ia mendapat chat dari Yash. Ia membuka chat itu dan segera membacanya.
Andreas
Ya, kamu harus balik ke London sore ini.
Kenapa?
Kamu gak lupa kan, jadwal tiket pesawat kamu itu sore ini. Nanti aku anter kamu sama Dicky ke bandara, jangan lupa pamit sama om Dave dan tante Athaya.
Trus Rey gimana?
Aku gatau, tapi kamu harus balik karena kamu masih jadi mahasiswi di London.
Okay.
Andrea menghela nafasnya gusar, bagaimana ia harus menjelaskannya pada Rey nanti?
Ceklek
Nampaknya, Rey sudah selesai mandi dengan kaos polos dan celana trining. Andrea tersenyum tipis, kemudian berjalan ke kamar mandi.
"Rey, kayaknya kita gak jadi jogging. Maaf." Sesal Andrea. Ia harus packing untuk penerbangannya sore nanti.
Rey langusung murung, ekspresi wajahnya menunjukkan kesedihan yang sangat jelas.
"Why?" Tanyanya. Lidah Andrea mendadak kelu, ia tak tau harus bagaimana menyampaikannya pada Rey. Akhirnya, ia menunjukkan chatnya dengan Yash pada Rey.
Wajah Rey mendadak pucat, ia langsung kalang kabut dan berlari menuju pintu setelah mendapatkan apa yang dicarinya. Kunci pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy [REVISI]
Teen FictionPERHATIAN! Beberapa part diPRIVATE secara acak. Jadi buat yang belum FOLLOW akun Rea harap diFOLLOW dulu. Hal ini dilakukan untuk mencegah para plagiat yang berkeliaran. Cerita ini murni dari imajinasi penulis, jadi apabila ada kesamaan tempat, toko...