"Baby..."
Deg.
Rasanya jantung Andrea telah berhenti berdetak.
Yash melihat Rey yang tertidur di pelukan Andrea. Jujur, ia merasa kecewa dengan apa yang dilihatnya.
"Kamu ngapain sama dia? Kenapa dia bisa ada disini? Ini gak seperti yang aku fikirkan kan?" Tanya Yash dengan menggebu-gebu. Andreapun merasa ketar-ketir dengan kalimat yang akan keluar dari mulutnya sendiri.
"A-aku, itu, tad-iii..." Andrea tak bisa melanjutkan kata-katanya, ia bingung harus berkata apa.
"Tadi?" Tanya Yash dengan harap-harap cemas.
"Ya? Kamu gak ngelakuin apa yang aku larang kan? I-ini gak seperti yang aku pikirkan kan?" Tanya Yash dengan mata yang berkaca-kaca, jantungnya berdegup kencang menunggu jawaban Andrea. Andreapun menghela nafas guna menetralkan kegugupannya.
"Tadi Rey datang dan memohon sama aku, aku gak tega." Ucapnya dengan sekali tarikan nafas.
Deg.
Yash merasa nyeri mendengar kalimat Andrea.
Jadi kamu akan kembali sama dia? Aku bukan lagi menjadi satu-satunya orang yang dapat perhatian kamu? Batin Yash.
"Ya, sekarang perhatian kamu terbagi. A-aku..." Yash tak bisa melanjutkan kata-katanya lagi, ia terlanjur sesenggukan.
"Yash, aku tetep bakal perhatian sama kamu. Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu sebagai saudara kembar." Tiga kata terakhir itu benar-benar membuat Yash merasakan nyeri pada dadanya, benar-benar sesak.
Andai kamu tau kalo perasaanku lebih dari yang seharusnya, Ya. Andai... dewa batin Yash bermonolog.
Rey yang mendengar keributanpun membuka matanya karena merasa terganggu.
"Andrea..." panggil Rey dengan suara serak.
Andrea yang merasa terpanggilpun menoleh ke sumber suara, namun tak menjawab panggilan Rey. Rey yang merasa tak mendapat responpun menolehkan pandangannya pada apa yang menjadi fokus Andrea sehingga mengabaikannya. Dan Rey mendapati Yash berdiri disana sambil menatapnya tajam.
Mata Rey yang semula lembut berubah berkilat tajam, mereka saling menatap tajam dengan rahang keduanya yang sudah mengeras. Nampaknya emosi telah menguasai kedua laki-laki tersebut.
Rey tiba-tiba berdiri dan menonjok rahang Yash hingga tersungkur, Andrea yang melihat kejadian itu pun terkejut.
"Yash! Astaga, Rey! Lu apa-apaan sih!" Ucap Andrea dengan nada tinggi, kemudian ia segera menghampiri Yash yang tersungkur sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah, ia rasa besok pipinya akan lebam.
"Yash, sakit?" Tanya Andrea pada Yash yang dijawab gelengan kepala. Kemudian Andrea mengalihkan pandangannya pada Rey.
"Lu apa-apaan, hah?! Apa maksud lu nonjok Yash?!" Bentak Andrea. Rey yang mendengar bentakan Andreapun terkesiap dan berkaca-kaca.
"D-dia udah nge-ngejauhin kamu dari aku, a-aku gak terima, Ya." Jawab Rey dengan terbata-bata. Ia benar-benar sakit mendengar Andrea membentaknya, dadanya berdenyut nyeri.
"Tapi gak kayak gini caranya, lu bisa tanya baik-baik. Kenapa harus dengan kekerasan? Gua gak nyangka ternyata lu orang yang kasar, gua gak suka."
Deg.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy [REVISI]
Ficção AdolescentePERHATIAN! Beberapa part diPRIVATE secara acak. Jadi buat yang belum FOLLOW akun Rea harap diFOLLOW dulu. Hal ini dilakukan untuk mencegah para plagiat yang berkeliaran. Cerita ini murni dari imajinasi penulis, jadi apabila ada kesamaan tempat, toko...