"Terkadang seseorang selalu merindukan kenangan indah yang tidak akan terulang kembali."
Author
Sore ini matahari tertutup oleh gumpalan awan hitam. Gunturan di atas sana mulai terdengar, rintik hujan mulai turun membasahi kaca jendela kamar Talita. Perlahan hujan mulai turun deras, begitupun dengan gunturan di atas sana. Gadis itu menerawang kosong ke arah kaca jendela, memegang secangkir coffee hangat sesekali ia meneguknya.
Talita mendekat ke arah meja belajar, mengambil sebuah buku diary dan pena miliknya. Perlahan jemarinya mulai menulis satu kalimat panjang, bibirnya mengembangkan senyum penuh arti. Gadis itu tidak memperdulikan hujan yang turun deras dan gunturan di atas sana, ia hanya fokus pada apa yang akan ia tulis di diary miliknya. Ia menyimpan kembali buku diary berwarna biru tua itu, seraya meneguk coffee hangatnya.
Flashback on
"Dingin?" Tanya Rival menoleh ke arah Talita.
Talita hanya mengangguk pelan, tanpa menolehkan kepalanya ke arah Rival. Sedangkan Rival ia hanya membulatkan bibirnya membentuk huruf 'o'.
"Ga peka banget sih." Celetuk Talita pelan.
"Apa?"
"Ga."
Namun tiba tiba keadaan dingin Talita berubah menjadi hangat, setelah Rival memberikan jaketnya kepada tubuh Talita. Rival tersenyum tulus, begitupun dengan Talita.
"Aku peka kan?" Rival mengangkat kedua alisnya dan tersenyum puas.
Flashback off
Rival, aku rindu.
____
"Ta, kantin yuk." Ajak Dania sembari memasukan buku ke dalam tas.
"Engga ah lo aja."
"Please. ."
Ucap Dania memelas, membuat Talita terpaksa mengikuti kemauan gadis itu. Mereka berdua berjalan menyusuri koridor, ramainya kantin mulai terlihat dari kejauhan. Talita memutar bola matanya malas, ia tidak mau jika harus berdesak desakan dengan siswa lain.
Talita menoleh ke arah Dania sebentar, mata Dania sangat berbinar setelah melihat jajanan jajanan kantin yang begitu lezat. Jika Talita meninggalkan Dania sendiri di kantin, ia juga tidak tega. Talita menghembuskan nafas kasar, kali ini ia pasrah dengan apa yang Dania mau.
"Yah penuh lagi, kita duduk dimana ya Ta."
"Makanya tadi kata gue jangan ke kantin." Talita mendengus.
"Oh itu ada yang kosong, ayo!"
Tanpa ijin Dania menarik kasar tangan Talita, lagi lagi Talita memutar bola matanya malas. Kini mereka terduduk di dekat mie ayam Mas Juno. Aroma mie ayam Mas Juno membuat cacing yang berada dalam perut Dania menginginkannya. Talita yang tadinya malas untuk ke kantin, sekarang ia menjadi bersemangat setelah mencium aroma khas mie ayam Mas Juno.
"Gue pesen 2 ya, lo jus apa?"
"Emm, gue es jeruk aja deh."
Dania hanya mengangguk berarti mengiyakan, ia langsung memesannya pada Mas Juno. Tidak butuh waktu lama, kini mie ayam Mas Juno sudah berada di meja tempat Talita dan Dania duduk. Tanpa basa basi mereka berdua langsung memakannya. Sesekali Talita melirik keadaan kantin yang masih terlihat ramai, namun tatapannya terhenti saat ia melihat Rival dan juga teman temannya. "Uhuk. . Uhuk. ." Talita tersedak setelah melihat kedatangan Rival, ia langsung meminum es jeruk nya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye
Teen FictionDisini bukan aku yang menginginkan untuk berpisah. Namun tuhan sudah mengaturnya dalam sebuah takdir. Ketika aku menginginkan kembali untuk bersama, maka ada dua pilihan yang harus aku pilih salah satunya. (Mungkin) pilihanku menyakitkan untukmu, na...