"Terkadang tidak sulit untuk membuat orang yang di sayang bahagia. Hanya cukup selalu ada untuknya dan bisa membuat hari harinya lebih berarti."
Author
3 hari kemudian. . .
Setelah apa yang telah Talita lewati semuanya, akhirnya kebahagian datang kepadanya. Saat itu permasalahan dengan kedua orang tuanya dan Rival, kini sudah membaik, bahkan sudah sangat membaik.
Talita benar benar sangat bersyukur. Ia merasa seperti kembali menjadi gadis kecilnya, Renal -ayah Talita-. Kasih sayang kedua orang tuanya yang selama ini ia selalu nanti nantikan akhirnya ia dapatkan. Penjelasan yang selama ini ia harapkan dari Rival akhirnya telah terucap.
Namun, ada satu hal yang masih mengganjal dalam hati Talita. Hal itu juga yang selalu ia pikirkan setiap saatnya. Terserah kalian jika ingin mengatakan 'lebay' pada Talita, ia tidak akan peduli.
Begini jika ingin jelasnya. Rival, pria itu mengatakan bahwa ia masih menyayangi Talita. Begitupun dengan Talita, ia juga masih menyimpan harapan pada Rival. Terserah kalian juga jika ingin mengatakan 'bodoh' pada Talita. Ya bodoh, masih mengharapkan seseorang yang jelas jelas pernah membuatnya terpuruk.
Pada intinya disini Talita tidak akan memberikan jawaban pada pertanyaan Rival saat itu, sebelum Rival membuktikan bahwa ia memang benar benar menginginkan Talita dalam hidupnya. Bukan, bukannya Talita tidak percaya pada Rival. Tapi apa salahnya jika ia mencoba untuk menguji Rival tentang seberapa besar rasa cintanya terhadap Talita.
Dan, satu alasan lagi mengapa Talita tidak memberikan jawabannya saat itu juga. Karena ia takut, takut untuk tersakiti kedua kalinya oleh Rival.
"Ta cepetan, papah nungguin." Seru Della sedikit berteriak agar terdengar oleh Talita -yang berada di lantai dua-.
Tersadar akan teriakan Della, kini Talita mengenyahkan semua yang ada di pikirannya, mencoba untuk terlihat tenang, meskipun pikirannya agak sedikit berbelit memikarkan Rival.
"Iya sebentar mah." Talita segera membenarkan kembali seragamnya, lalu memoles sedikit wajahnya dengan make up yang tipis dan sedikit mengoleskan liptint pada bibirnya.
Ya hari ini adalah hari pertama Talita kembali masuk sekolah setelah beberapa hari ia di rawat di rumah sakit.
____
"Ta, lo serius balikan sama Rival?" Dania dari tadi hanya memandangi Talita dan terus bertanya tentang apa yang Rival ucapkan saat itu. Namun, Talita menghiraukannya ia tidak peduli dan tetap fokus pada novel yang ia baca."Ta jawab dong!"
Talita masih diam, tidak menggubris pertanyaan Dania.
"Tata!"
Talita diam.
"Ta jawab, lo beneran balikan sama Rival?"
Pada akhirnya Talita menyerah, karena ia sangat risih dengan pertanyaan yang di ucapkan Dania dari tadi. Detik berikutnya Talita menyimpan novelnya ke dalam tas, lalu menolehkan kepalanya ke arah Dania dan menatapnya intens.
"Dania Cantika sayang, sahabatku tercinta. Denger ya." Perintah Talita penuh penekanan pada setiap katanya, dan mereka berdua kini saling berhadapan. "Kalau gue balikan sama Rival emang kenapa?" Ucap Talita pada akhirnya dengan tampang so'polosnya, dan membuat Dania yang dari tadi mendengarkannya baik baik memutar bola matanya malas setelah mendapatkan jawaban seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye
Teen FictionDisini bukan aku yang menginginkan untuk berpisah. Namun tuhan sudah mengaturnya dalam sebuah takdir. Ketika aku menginginkan kembali untuk bersama, maka ada dua pilihan yang harus aku pilih salah satunya. (Mungkin) pilihanku menyakitkan untukmu, na...