Goodbye -29

539 34 2
                                    

"Seharusnya dari awal kata bahagia itu bukan milik seorang gadis yang selalu terluka."

Author

Flashback on

"Papah akan ke malaysia selama enam tahun."

"Enam tahun pah? Ngapain?!"

"Papah akan pindah tugas kesana. Kamu sama mamah juga ikut kesana Ta, mungkin kita akan pindah kewarganegaraan."

"Nggak Talita nggak mau!"

"Kalau kalian tetap tinggal di sini, papah tidak tega papah takut kamu dan mamah kenapa-napa. Enam tahun bukan waktu yang sebentar Ta."

"Talita nggak mau, Talita nggak mau ninggalin sekolah, ninggalin Dania, apalagi Rival. Talita nggak mau."

"Kita memang tidak akan berangkat sekarang-sekarang, tapi sekitar satu bulan lagi."

Flashback off

Segala sergahan Talita satu minggu yang lalu tentang keberangkatannnya ke Malaysia terputar kembali di memori Renal.

Di satu sisi ia tidak tega pada Talita. Ia juga mengerti bagaimana perasaan putri tunggalnya itu.

Tapi disisi lain ada kewajiban yang ia harus jalankan selama enam tahun di negara lain. Enam tahun itu bukan waktu yang singkat, bukan waktu yang sebentar. Dan enam tahun Renal akan meninggalkan anak dan istrinya di Indonesia? Tidak, itu tidak mungkin.

Dan sudah pasti, Renal bersikeras untuk membawa Talita dan Della pergi.

Renal mengambil figura disamping laptop kerjanya. Di dalamnya terdapat foto seorang anak kecil memamerkan deretan gigi susunya yang terlihat sangat lucu. "Semoga kamu bisa mengerti Ta, papah sayang kamu."

Dan tiga minggu lagi Indonesia akan menjadi negara yang dirindukan keluarga Renal.

____

Harus berapa cobaan lagi yang harus Talita terima?

Harus berapa masalah lagi yang harus Talita selesaikan?

Dan harus berapa manusia lagi yang terus menerus mengganggu hidupnya?

Oh ayolah, gadis itu sudah lelah dengan kehidupan. Rasa rasa ia ingin mati bunuh diri. Mengapa takdir sejahat itu pada Talita? Mengapa seolah olah takdir senang mempermainkan Talita?

Cobaan dan masalah apalagi ini?

Apa maksud dari perkataan Pram tadi?

Apakah benar Rival hanya memanfaatkan gadis itu?

Tapi memanfaatkan dalam segi apa?

Semua pertanyaan pertanyaan bodoh itu memenuhi otak Talita.

Air mata gadis itu terus mengalir, hatinya benar benar merasa sakit dan tangan kanannya sedikit memerah akibat cekalan Pram yang sangat keras sekali.

"Kenapa semua ini harus Talita yang rasain Tuhan? Kenapa?? Kenapa?!!!" Jeritnya pada cermin yang saat ini sedang ia tatap.

Selepas kejadian tadi Talita langsung pergi ke toilet, sesekali siswa siswi SMA Merah Putih menatap Talita penasaran dan saling membicarakan menanyakan satu sama lain pada yang lainnya.

Beberapa menit ia sempat mengurung dirinya disana. Meluapkan rasa yang semakin meludak dihatinya. Meluapkan rasa yang tidak pernah bisa dimengerti oleh orang lain. Semakin menjadi tangis Talita saat teringat kelakuan Pram hari itu.

GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang