"Pedulimu hanya karena aku sedang terluka, lalu setelah itu kamu kembali bahagia dengan dia."
-Talita Azellia
Talita Pov
Aku sedang berusaha melupakan dia.
Aku selalu belajar untuk tidak peduli terhadap dia.
Caraku yang terlalu keras agar bisa melupakan dia dalam waktu singkat, membuatku selalu menyerah. Aku tahu, dia tidak pernah tahu aku berjuang mati matian untuk menghapus perasaan ini. Tapi aku pun tidak berharap agar dia tahu bagaimana aku berjuang, namun setidaknya dia menghargaiku yang melakukan semua ini hanya karena aku tidak ingin mengrusak kebahagian dia.
"Apa Ta? Lo serius?"
Talita mengangguk anggukan kepalanya. Biasa saja dengan respon Dania.
Kali ini mereka berdua sedang menuju jalan pulang. Talita memang sudah menceritakan kejadian tadi kepada Dania. Respon Dania memang sangat luar biasa. Larat, maksudnya luar biasa heboh.
"Terus Ta? Lo jawab apa? Lo balikan sama Rival?" Tanya Dania penasaran, sesekali menolehkan kepalanya ke arah Talita.
Talita menolehkan kepalanya, lalu detik berikutnya Talita mendelik Dania.
"Gue ga jawab apa apa." Ucap Talita dengan datar.
"Jahat banget lo Ta!" Dania membenarkan posisi duduknya lalu fokus menyetir.
"Jahatan siapa gue sama Rival? Ya Rival lah. Gue di tinggalin pas lagi sayang sayangnya."
"Bukannya lo yang ninggalin Rival?"
"Enak aja! Dia duluan yang ninggalin gue kali." Sewot Talita.
"Terus yang minta putus, lo kan bukan Rival? Yang ninggalin duluan juga lo kan? Coba pikir siapa yang jahat? Lo kan?" Cerocos Dania tanpa henti.
"Iya iya gue yang jahat! Puas lo!" Teriak Talita.
Dania hanya terkekeh. Lalu kembali fokus menyetir, tanpa memperdulikan ekspresi wajah Talita saat ini.
____
Flashback on
"Ta. ."
Merasa terpanggil Talita menolehkan kepalanya. "Kenapa?"
"Lo sayang ga sama gue?"
Talita menghentikan aktivitasnya yang sedang memakan ice cream. Menolehkan kepalanya ke arah Rival, lalu menatap intens pria itu.
"Sayanglah Val. Kamu sendiri sayang ga sama aku?"
Rival bukannya menjawab pertanyaan Talita, tapi justru ia malah tersenyum jahil dan menatap deburan ombak yang bergulung gulung.
"Jawab dong Val! Kamu ga sayang sama aku?"
"Rival?"
"Beneran?"
"Yaudah."
Hening. Namun detik berikutnya Rival menolehkan kepalanya menatap Talita dengan ekspresi yang tidak dapat di artikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye
Teen FictionDisini bukan aku yang menginginkan untuk berpisah. Namun tuhan sudah mengaturnya dalam sebuah takdir. Ketika aku menginginkan kembali untuk bersama, maka ada dua pilihan yang harus aku pilih salah satunya. (Mungkin) pilihanku menyakitkan untukmu, na...