"Aku harap, semoga kita bisa terus bersama agar aku bisa selalu menjaga dan melindungi kamu."
-Rival Gifari
Author
"Jadi hari ini jadwalnya kita mau kemana? Masa diem aja disini 'kan bete." Tanya Dania mengerucutkan bibirnya sebal.
"Gimana kalau kita ke curug?" Usul Fazar, memberikan ide yang benar-benar bagus. Tumben sekali saat ini otak pria itu tidak geser.
Curug, salah satu tempat destinasi yang belakangan ini sering sekali di kunjungi wisatawan, entah itu curug yang ada di daerah manapun. Sesekali apa salahnya jika mereka mencoba bermain disana, tidak hanya selalu di mall. Itu pasti sangat menyenangkan bukan?
"Emang ada curug di sini Ren?" Dania mengangkat alisnya sebelah.
Sedetik kemudian, mata Rendi menatap langit-langit ruang tengah. Mengingat apakah di dekat-dekat sini ada curug atau tidak. "Em ada sih. Tapi butuh waktu sekitar satu setengah jam buat nyampe disana."
"Yaudah nggak papa lah." Balas Fazar semangat 45.
"Yaudah iya, perjalanannya nikmatin aja. Ya nggak?"
"Yoi."
Dengan kesepakatan itu, Talita dan Rival tidak berkomentar. Bahkan sedari tadi keduanya hanya terus saling diam, entah kenapa. Mereka juga setuju atau tidak, Rendi dan yang lainnya tidak tahu. Bahkan raut wajah Talita saat ini tidak seperti biasanya, gadis itu sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
Dania yang menyadari kediaman Talita sedari tadi, gadis itu memutar bola matanya. "Woi Ta! Haduh ini anak satu ya. Gimana setuju nggak? Kita ke curug. Diem aja dari tadi." Cerocos Dania tanpa henti.
"Tau nih si Rival juga. Mau kagak lo?" Rendi menyikut pelan pria yang ada di sebelahnya itu.
Rival menghembuskan nafasnya kasar. "Ya gue mah hayu ajalah."
"Yaudah deal ya kita ke curug."
"Ren, gue nggak akan ikut ya." Talita menyandarkan tubuhnya pada kursi yang terbuat dari rotan itu.
"Kenapa?"
"Males, gue di sini aja."
Rendi mengangguk-anggukan kepalanya. "Yaudah hati-hati ya."
Talita terkekeh pelan. "Yang ada gue kali yang ngomong hati-hati."
Sedetik kemudian Fazar dan Dania meninggalkan Rendi dan dua sejoli itu --Rival dan Talita-- terlebih dahulu. Rendi bangkit dari duduknya dan ingin melangkah pergi mempersiapkan barang barang yang akan di bawa ke sana.
"Eh Val, tapi lo jadi ikut 'kan?"
Rival tersenyum miring. "Lo pasti tahu lah jawaban gue apa." Jawab Rival dan mendapat decakan sebal dari Rendi. "Iya iya gue tahu, awas lo ya jagain dia. Jangan macem-macem!" Ucap Rendi sembari terkekeh lalu melanjutkan langkahnya.
"Bakalan gue buat bunting." Teriak Rival, dan itu terdengar oleh Rendi.
"Goblok lo." Balas Rendi sama-sama dengan teriakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye
Teen FictionDisini bukan aku yang menginginkan untuk berpisah. Namun tuhan sudah mengaturnya dalam sebuah takdir. Ketika aku menginginkan kembali untuk bersama, maka ada dua pilihan yang harus aku pilih salah satunya. (Mungkin) pilihanku menyakitkan untukmu, na...