"Salah satu orang yang sangat jahat adalah, ia yang membiarkan orang yang ia sayang menunggu tanpa balasan, dan percaya akan janji palsunya."
Author
Malam ini Talita merasa sangat lelah. Gadis itu memejamkan matanya, mencoba untuk tertidur tapi tidak bisa. Setelah tadi pulang dari rumah Rival, Talita langsung membersihkan badannya, lalu setelah itu ia makan malam dan kembali ke kamar. Niatnya setelah masuk kamar ia akan langsung tidur, tapi tidak.
Entah kenapa pikirannya sangat kacau. Tidak tidak, Talita baik baik saja, bahkan sangat baik. Tapi, pikirannya yang benar benar tidak baik baik saja.
Sepanjang perjalanan tadi Rival mengantarkan pulang Talita, pria itu menceritakkan siapa Billa.
Apa jangan-jangan Talita tidak bisa tidur memikirkan gadis itu?
"Billa, Billa, Billa." Tutur Talita menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Jika kalian ingin tahu siapa Billa, Billa adalah keponakan Rival. Ya, keponakan Rival yang waktu itu membuat kesalah pahaman diantara hubungan Rival dan Talita. Sebenarnya bukan salah gadis itu sepenuhnya juga, mungkin sudah takdirnya seperti itu.
Flasback on
"Oohhh, jadi ini pacar lo." Billa terkekeh sembari menunjuk Talita.
"Hm." Jawab Rival.
"Cantik ya."
Talita mengembangkan senyumnya. "Makasih, lo juga." Dan di balasan kekehan pelan oleh Billa.
Hening.
Semuanya tampak sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Billa memainkan ponselnya, Rival dan Talita asik menonton acara televisi. Hanya ada mereka bertiga di sana, Susan sedang mengantar Fahri bertemu dengan teman bisnisnya.
"Dan lo harus tahu Bil, gue pernah putus sama dia gara-gara gue peluk dan cium kening lo di depan mini market waktu itu."
Mata Billa terbelalak seketika, gadis itu bukan main ia benar benar merasa kaget dengan apa yang di katakan Rival. "Really?!!" Sentak Billa beralih menatap ke arah Talita.
"Iyalah, ngapain gue bohong. Dan kebetulan dia ada di sana." Sanggah Rival.
Sedetik kemudian Billa mengulurkan tangannya mengambil tangan Talita untuk ia genggam. "Talita, sorry gue ngg--"
"Nggak papa Bil, sekarang gue ngerti kok." Talita tersenyum tulus pada Billa.
Billa balas tersenyum tulus. "Tapi serius gue sama Rival itu saudaraan, percaya deh." Billa mengangkat tangannya ke atas membentuk jarinya menjadi huruf 'v'.
Talita yang melihatnya hanya terkekeh pelan. "Iya iya, gue percaya kok."
"Dan lagian waktu itu gue baru putus sama pacar gue, jadi gue kaya butuh seseorang buat tenangin gue. Sekali lagi sorry ya Talita."
"Iya Bil iya, nggak papa."
"Nggak papa gimana Ta, orang kamu sedih sedih terus waktu pisah sama aku." Rival yang sedari tadi diam menyaksikkan keponakan dan kekasihnya, kini ikut menyahut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye
Fiksi RemajaDisini bukan aku yang menginginkan untuk berpisah. Namun tuhan sudah mengaturnya dalam sebuah takdir. Ketika aku menginginkan kembali untuk bersama, maka ada dua pilihan yang harus aku pilih salah satunya. (Mungkin) pilihanku menyakitkan untukmu, na...