"Seharusnya seseorang yang saling menyayangi itu lebih banyak membahagiakan satu sama lain, bukan malah menyakiti."
Author Pov's
"Thanks ya Van, udah anterin gue sampai rumah." Ucap Talita mengembangkan senyumnya.
Vano membalas senyuman Talita. "Santai aja kali. Kapan-kapan gue main ke rumah lo ya."
"Boleh."
"Yaudah gue cabut dulu." Vano melangkah mundur dengan senyumnya, setelah itu berbalik badan dan memasuki mobil.
"Hati-Hati."
Selepas cowok itu melajukan mobilnya, Talita melangkahkan kaki masuk membuka pagar rumahnya. Baru saja gadis itu membuka pagar, matanya sudah dibuat terbelalak dengan terparkirnya motor ninja hitam yang ia kenali itu adalah motor Rival.
Mau ngapain lagi sih -Batin Talita
Ragu ragu ia melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah, membuka pintu utama dengan malas. Dan ternyata dugaannya benar, tadi itu motor Rival. Gadis itu masuk dengan tampang datar, melewati ruang tamu dengan tidak perduli, yang bahkan disitu ada kekasihnya sendiri.
"Talita, hei!"
Gadis itu berhenti melangkah, diam mematung tanpa menoleh ke arah sumber suara.
"Ta, itu Rival nungguin dari tadi, mama ini lagi di dapur tanggung." Teriakan Della dari dapur terdengar sampai ke ruang tamu.
Talita menghiraukan teriakan ibunya. Gadis itu masih tetap diam tidak bergeming.
Derap langkah kaki terdengar mendekat kepada Talita. Rival, cowok itu perlahan membalikan tubuh Talita agar menghadap ke arahnya. Tatapan mereka bertemu, senyum tipis tercetak pada wajah Rival dan detik berikutnya ia menarik Talita agar kepelukannya.
____
Perasaan terkadang memang sulit dibohongi, sulit diajak kerja sama. Semarah apapun seseorang pada orang yang dia sayang, jika sudah terlalu cinta? Dinding marah sekuat apapun, itu akan hancur. Hanya karena satu, yaitu cinta.
Sama halnya dengan Talita.
Rival yang sudah membuat moodnya berantakan, Rival yang sudah membentaknya, Rival yang terkadang sering menyakitinya. Itu otomatis membuat amarah dan kecewa Talita selama dia bersama Rival. Tapi kalian tahu? Semua itu bisa luluh karena satu. Tatapan meneduhkan dari mata milik cowok itu, dan tentunya juga karena cinta.
Sekarang percaya? Cinta bisa merubah hal apapun menjadi manis.
Saat ini Talita dan Rival berada di taman komplek, jaraknnya tidak terlalu jauh dari rumah Talita.
"Maaf aku nggak bilang kalau Nar--"
Ucapan cowok itu terhenti, mulutnya tiba-tiba tertahan oleh jari telunjuk milik Talita. "Aku nggak mau bahas itu lagi, biar dia jadi masa lalu kamu, yang harus kamu pikirin adalah aku masa depan kamu Val." Ucap Talita menyunggingkan senyumnya.
Rival masih tetap bungkam dalam beberapa detik ke depan, tatapannya masih terkunci pada mata indah Talita dan senyuman gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye
Teen FictionDisini bukan aku yang menginginkan untuk berpisah. Namun tuhan sudah mengaturnya dalam sebuah takdir. Ketika aku menginginkan kembali untuk bersama, maka ada dua pilihan yang harus aku pilih salah satunya. (Mungkin) pilihanku menyakitkan untukmu, na...