5.5K 737 30
                                    

Rated 16 ya gaes:)









Oliv bangun seperti biasa dan berjalan menuju kampus. Ia menjadi pendiam ketika Yongjun memarahinya habis-habisan kemarin malam.

Ketika sampai kampus, semua tatapan mata mahasiswi tertuju padanya. Membuat Oliv merasa tidak nyaman dengan tatapan mereka.

Sepanjang koridor kampus Oliv hanya menunduk, menghindari tatapan mahasiswi yang lain. Bahkan ada juga yang mencemooh Oliv langsung ketika ia sedang di kamar mandi.

"Oh, jadi ini kekasih Kim Mingyu? Kasihan sekali dia."

"Bukankah itu gadis yang di berita?Apa Mingyu oppa sakit mata?"

"Sungguh kasihan sekali Kim Mingyu memiliki kekasih seperti dia."

"Wajahnya tidak cantik. Kulitnya juga seperti jarang dirawat. Kenapa Mingyu oppa mau berkencan dengannya?"

"Menyebalkan!"

Dan cacian maki lainnya. Hingga di kelaspun, Oliv terpaksa tidak mempunyai kelompok karena tidak ada yang mau berkelompok dengannya.

Selama pelajaran berlangsung, Oliv mendapat gumpalan kertas yang dilemparkan padanya. Sampai Son Gyosu(dosen) memarahinya karena disekitar meja Oliv terdapat banyak tumpukan kertas.

Oliv membersihkan sampah tersebut dengan telaten hingga seorang gadis menarik lengannya ketika Son Gyosu sudah keluar kelas.

"Akh!" pekik Oliv ketika ia di dorong oleh salah satu gadis yang Oliv yakin mereka masih semester satu.

"Oh, jadi kau yang berkencan dengan oppa kami?!" teriak gadis yang mendorongnya tadi.

"Kau yakin Mingyu oppa mau mengencanimu? Dasar jalang!"

Plak!

Oliv mendapat tamparan pada pipi kirinya. Air matanya keluar karena itu sangat perih. Oliv hanya menunduk.

"Enyah saja kau, jalang! Kau tak pantas bersama Mingyu oppa!" Gadis yang memakai bando berwarna ungu kini menarik rambutnya.

"S-sakit! Tolong lepaskan!" Oliv mencoba meronta.

"Apa? Lepaskan?! Kau sudah berkencan dengan oppa kita selama dua bulan dan kau kira kami akan melepaskanmu begitu saja?! Dasar bodoh!" Gadis itu malah makin menarik rambut Oliv hingga beberapa helai rambutnya rontok.

"Hei! Apa yang kalian lakukan?! Keluar!"

Park Gyosu masuk dan memisahkan segerombolan mahasiswi tersebut dan membawanya keluar. Tak lupa mereka memberi tatapan sinis pada Oliv yang masih bersandar di dinding dengan rambut yang acak-acakan.

"Libeu! Ayo kita pulang!"


Oliv diobati oleh Yongjun di apartemennya. Mereka diam. Dan Yongjun kelihatannya masih marah. Ia menekan pipi Oliv menggunakan kompres.

"Aku kan sudah bilang. Jangan keluar sendirian! Mereka masih menggila! Apalagi ketika agensi itu memberi tahu namamu di konferensi pers tadi," ucap Yongjun dingin.

"Aku akan berangkat jam 6 nanti."

Yongjun meletakkan kain yang diberi es batu lalu menatap Oliv tajam. "Kemana?"

"Ke Pledis. Aku harus kerja, Yongjun-ah."

Yongjung tertawa miris melihat sahabatnya. "Kau sudah diperlakukan dari fans Mingyu dan kau masih ingin kerja untuk mereka? Nggak usah. Diam di rumah." Yongjun menempelkan kain yang ia letakkan tadi pada pipi Oliv kembali. "Kalau kau sakit yang repot siapa?"

"Aku."

Yongjun menghela napas lagi. "Aku juga repot, Bodoh!"

"Aku nggak bisa mengantarmu kesana! Di rumah saja," lanjutnya.



Oliv yang memang kepala batu, ia tetap nekat berangkat sendiri ke gedung Pledis menggunakan bus. Sayangnya itu pilihan buruk. Karena ketika ia turun dari bus dan berjalan menuju gedung, ada tiga anak sekolah yang mengikutinya.

"Hei kau berhenti!" teriak salah satu gadis itu.

Oliv menghiraukannya, ia tetap berjalan dengan tenang. Seolah bukan ia yang dipanggil. Namun, gadis-gadis tersebut menarik lengan Oliv dengan kuat hingga badan Oliv berbalik ke arah mereka.

"Benar! Dia orangnya!"

Oliv mencoba melepas kan cengkraman gadis berambut sebahu itu. "Maaf saya harus bekerja."

"Kerja? Bekerja menjadi jalangnya Kim Mingyu oppa maksudmu?" ucap gadis yang mengulum permen di samping kanannya.

"Jangan harap kami akan mengampunimu, Jalang!"

Tangan gadis berambut pendek itu mulai diayunkan, membuat Oliv memejamkan mata. Ia harus tetap tenang meskipun hatinya berkata lain.

Oliv menunggu mereka menamparnya, tapi tangan itu tak kunjung memukul pipi mulus Oliv. Ia segera membuka mata dan terkejut ketika seseorang menahan tangan gadis di depannya.

Seseorang dengan masker hitam yang hanya menutupi mulutnya dan memakai jaket bomber berwarna abu-abu. Matanya menatap tajam ketiga gadis di depannya.

"Kalian pulang. Ini sudah malam. Jangan mengganggunya," tegas lelaki tersebut. Membuat gadis-gadis di depannya terperangah dan terkejut karena salah satu idola mereka berada disini.

Pemuda itu menghempaskan tangan gadis yang dicengkramnya, kemudian menarik Oliv menjauh dari mereka.

"Jangan keluar sendirian. Itu bahaya bagimu untuk beberapa waktu kedepan. Minta salah satu teman yang kau percaya untuk menemanimu keluar atau hubungi aku jika aku ada waktu luang. Oke?"

Oliv mengangguk dan laki-laki itu masih menariknya menjauh hingga masuk ke gedung Pledis.

☆☆☆

bosen ya gaes?:(

Agency + Mingyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang