"Hyung!" Teriak Myungho ketika melihat Soonyoung, dan Jun sedang berlatih di ruang latihan. Mereka yang dipanggil menoleh.
Sembari menyeka keringat Hoshi menatap Myungho dengan heran.
"Ada apa?"
Myungho melempar hoodie yang ia pakai dan mendekat ke arah Chan yang sedang memainkan ponselnya.
"Dia sudah gila!"
Chan menoleh dan menyenderkan tubuhnya pada Myungho. "Kenapa, hyung?"
Jun ikut mendekat kearah mereka dan mengambil sebotol air mineral di samping Chan.
"Dia memanfaatkan Mingyu! Ah! Sial! Aku jadi kesal kalau ingat itu tadi!"
Hoshi mengernyitkan dahi. Ia mendekat dan menyenderkan tubuhnya pada pilar di ruangan. "Apa?"
"Dia cuma memanfaatkan Mingyu, hyung! Dia ingin terkenal dengan cara berpacaran sama Mingyu!" Wajah Myungho kini merah padam akibat menahan marah.
"Jadi, waktu itu mereka memang sengaja ketahuan paparazi?" tanya Chan. Pertanyaan tersebut dibalas anggukan oleh Myungho.
"Beruntungnya Han daepyeo menyuruh Olibeu jadiㅡ"
"Itu malah jadi ide paling buruk, Chan! Olibeu yang jadi tameng buat mereka," tutur Jun juga menyela perkataan Chan.
Muka Hoshi ikut memerah. Tangannya terkepal. "Biarku beri pelajaran hoobae gila itu!"
Jun dan Chan langsung berdiri dan menahan badan Hoshi.
"Biarkan mereka menyelesaikan masalah ini. Kau nggak boleh ikut campur," tegas Jun.
"Tapiㅡ"
"Jangan memperkeruh keadaan, Hoshi. Aku yakin masalah ini akan selesai secepatnya."
Hoshi mencebikkan bibir dan telinganya memerah. Ia benar-benar ingin menghabisi mereka saat ini juga.
☆☆☆
"Temponya memang seperti ini, Seonbae?"
"Hm. Kenapa?"
Oliv tersenyum dan mengggeleng. "Baiklah. Aku akan menyelesaikannya."
"Hm."
Woozi kembali berkutat dengan keyboard disampingnya. Sementara Oliv merapikan instrumen yang telah diotak-atik oleh Woozi. Ruangan itu senyap. Hanya ada suara alunan instrumen yang masih belum sepenuhnya merdu.
"Sudah makan?"
Oliv menoleh ke arah Woozi. "Ya?"
"Makanlah dulu."
"Ngㅡaku sudah makan, Seonbae. Kalau Seonbae makanㅡ"
"Aku kenyang."
Oh oke.
Oliv menghela napas dan menatap layar monitor kembali.
"Kau...gimana?"
Setengah kesal karena konsentrasinya tersendat-sendat, Oliv masih menjawab perkataan Woozi dengan sopan. "Apanya, Seonbae?"
"Payah. Belum ngerti juga maksudku?"
Astaga. Rasanya Oliv ingin menampar wajah Woozi menggunakan keyboard yang sedang dimainkan olehnya.
"Akuㅡ"
"Kau dan Mingyu. Gimana?"
Oliv menggigit bibir bawahnya. Ia bingung menjawab pertanyaan dari Woozi.
"Aku sudah menduga."
"Ya?"
"Jangan jatuh cinta sama dia. Kau bakal sakit hati terus-terusan."
Oliv diam.
"Kita kapan melakukan rekaman lagi, Seonbae?"
"Entah. Tiga hari?"
Oliv mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya kembali. Namun belum sempat ia mengedit, seseorang masuk studio dengan sembarangan dan langsung mengambil kursi. "Hah, diluar dingin sekali. Olibeu kedinginan nggak?"
Oliv menoleh dan tersenyum canggung. Gadis itu kemudian melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.
"Woozi Seonbaenim, aku harus pergi sekarang!" pekiknya. Membuat dua orang yang berada di ruangan itu menoleh kepadanya.
"Eh? Aku baru datang dan kau mau pergi?"
"Ya. Hati-hati, Olibeu."
Oliv segera merapikan barang dan menunduk kepada mereka berdua.
"Olibeu kau mauㅡ"
"Jangan dikejar, Kim Mingyu! Olibeu butuh waktu sendiri," cegah Woozi.
"Dia pergi kemana, Hyung?"
Woozi yang sedari tadi mencari nada di keyboard akhirnya menoleh pada Mingyu yang saat ini tengah menatapnya dengan khawatir.
Pria bertubuh mungil itu menjawab, "Ke pernikahan Yongjun. Kau nggak perlu khawatir."
Woozi kembali fokus pada keyboard. Sedangkan mata Mingyu membulat.
"Yang menikah bukan Olibeu kan, Hyung?"
"Ck, diamlah! Aku berusaha mencari nada!"
Mingyu bungkam dan keluar dari studio. Ia mengambil ponsel dan menelpon nomor Oliv. Entah kenapa ia akhir-akhir ini sering mengkhawatirkan gadis tersebut.
☆☆☆
dabel apdet gaess❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Agency + Mingyu ✔
FanfictionSemua terjadi hanya karena suatu pernyataan konyol yang kubuat. [END] ⓒ2017 oreoppa