19─rest

2.8K 506 12
                                    

Nafas Irene terengah-engah. Berlari keliling lapangan sebanyak lima kali sebagai pemanasan hari ini membuatnya kelelahan. Ini masih putaran ke-tiga dan kakinya sudah terasa seakan hampir patah. Tak lagi mampu menopang tubuhnya.

Dua putaran terakhir benar-benar membuat Irene mati akal. Dia takut jika ditengah-tengah putaran nanti dia malah pingsan dan menjadi bahan tertawaan.

"Kau lelah?"

Irene sedikit terkejut dengan kemunculan Sehun yang begitu tiba-tiba.

Lagipula kapan pria itu tidak muncul tiba-tiba di depannya?

Sehun terlihat khawatir melihat wajah Irene yang terlihat kelelahan. Dia menatap bibir Irene yang kering. Rasanya dia ingin melembabkan bibir itu dengan bibirnya saja. Tapi ini belum saatnya. Ia harus menyingkirkan pemikiran liarnya itu.

"Kau istirahat saja, tidak usah berlari lagi," suruh Sehun sembari mengusap pelipis Irene. Sehun tahu Irene memiliki fisik yang sedikit lemah mengingat gadis itu jarang melakukan aktivitas fisik.

Irene menggeleng, dia takut jika guru Kim memarahinya. Jika dia beristirahat sendirian itu menjadi tidak adil bagi teman-temannya.

"Ck, kau ini keras kepala sekali. Ssaem, Irene sudah tidak kuat berlari lagi. Tidak apa 'kan kalau aku yang mengambil sisa putarannya?!"

Irene membelalak mendengar perkataan Sehun itu. Bagaimana jika guru Kim memarahi mereka?

Tapi guru Kim justru tersenyum bangga seraya mengacungkan ibu jarinya. Sehun tersenyum puas dan menatap Irene seolah-olah mengatakan sudah-sana-istirahat-aku-tidak-mau-kau-sakit.

Irene hanya menghela napas pelan dan segera menuju kursi di tepi lapangan dengan sedikit perasaan senang.

🍬🍬🍬

Cotton CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang