[ii] through the happiness

4.2K 436 43
                                    

Irene menarik napasnya panjang. Kakinya tak berhenti bergoyang karena rasa gugup yang semakin melanda dalam dirinya. Gadis itu bercermin, mencoba tersenyum senatural mungkin. Astaga, apa ini sungguh dirinya? Apa benar hari ini dia menikah? Ini bukan imajinasinya 'kan? Irene memandang pantulan dirinya yang terlihat begitu cantik. Gaun sederhana yang dikenakannya saat ini entah mengapa mampu mengekspos kecantikan alaminya.

Irene menoleh saat mendengar derap langkah kaki. Dia mendapati sosok wanita paruh baya yang melempar senyum haru padanya. Irene mengernyit bingung karena tak mengenal wanita tersebut.

"Apa anda sedang mencari seseorang?" Tanya Irene ramah, wanita itu menggeleng dan menambah ukuran tanda tanya di atas kepala Irene.

"Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih kepadamu, Irene. Terimakasih telah berada di sisi Sehun selama ini. Aku seharusnya tak pantas datang ke mari dan menemui calon istri Sehun setelah semua yang kuperbuat terhadap anak itu," ujar wanita itu yang membuat Irene paham situasi yang tengah ia hadapi.

"Apa anda ibunya Sehun?" Tanya Irene sopan dibarengi sunggingan senyum merekah.

"Aku tidak pantas menjadi ibu dari anak sebaik dia. Ah, sebentar lagi upacaranya akan dimulai. Aku harus pergi. Terima ini, sayang. Jangan katakan pada Sehun kalau aku kemari." Wanita yang merupakan ibu dari Sehun itu segera berlalu setelah memberikan Irene sebuah paper bag cantik yang isinya membuat Irene penasaran. Dia pun membukanya perlahan dan tersenyum haru melihat isinya.

Ada dua pasang baju yang menggemaskan di dalam. Satu untuk bayi perempuan dan satunya lagi untuk bayi pria. Juga terdapat secarik kertas berisi tulisan tangan yang rapi yang lekas dibaca oleh Irene.

Sehun sejak dulu berangan-angan memiliki bayi kembar laki-laki dan perempuan. Aku hanya mengetahui hal itu tentang Sehun. Sehun itu putra yang baik, dia tak banyak menuntut dan protes. Aku dan mantan suamiku sudah memberi banyak luka padanya. Terimakasih pada Tuhan yang memberi wanita sebaik dan secantik dirimu sebagai pedamping hidupnya. Aku harap kalian berdua hidup bahagia dan mewujudkan harapan Sehun sejak lama. Sekali lagi, terimakasih banyak, Irene-ah.

Irene menitikkan air mata setelah membaca surat singkat itu. Entah mengapa Irene paham rasanya menjadi ibu namun tak bisa bertemu dengan anaknya sendiri. Irene mengamini permohonan ibu Sehun dalam hati. Memasang senyumnya dan bersiap memulai hidupnya yang baru.

***

Sehun baru tahu kalau pernikahan bisa membuat seseorang lupa caranya bernapas. Sungguh, Sehun ingin menyebur saja sakin gugupnya. Apa dia batalkan saja upacara pernikahannya ini? Oh, astaga, kapan upacaranya dimulai dan semua kegugupan ini berakhir? Berdiri di depan altar dengan setelan hitam--yang sebenarnya membuat dia terlihat mengagumkan--dan menjadi pusat perhatian sanak keluarga dan tamu undangan benar-benar berhasil menyedot kepercayaan diri Sehun.

Hingga detik dimana sosok Irene muncul dengan senyum dan langkah gugupnya membuat kesadaran Sehun seolah-olah disedot oleh presensi gadis itu.

Cantik.

Satu kata yang mendeskripsikan penampilan Irene saat ini. Sehun kembali mengingat kilasan memori bagaimana dia bertemu dengan Irene hingga akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan ke jenjang yang lebih tinggi. Dia ingat betul bagaimana sikap dingin Irene pada dulu dan bagaimana usahanya melelehkan dinding es yang kokoh itu.

"Aku tahu aku cantik," bisik Irene saat Sehun meraih telapak tangan gadis itu. Sehun mengulum senyum, Irene tetap saja berhasil menjahilinya disaat seperti ini. Mereka berdiri berhadapan saling melempar senyum penuh kecanggungan dengan jantung bertalu-talu dahsyat. Sehun menggenggam tangan Irene begitu erat, tak ingin melepas gadis itu barang sedetik saja.

Hingga suara wedding preacher yang bertanya mengenai kesiapan mereka dan anggukan tipis nan gugup dari kedua insan itu menjadi awal mula. Awal mula kehidupan mereka yang baru. Mereka tak lagi dua, melainkan satu dalam cinta, dan hanya maut yang boleh memisahkannya.

Sumpah pernikahan yang diucapkan diiringi dengan senyum bahagia dan tangis haru sanak keluarga membuat suasana bahagia begitu menggelora di tempat itu. Tempat yang menjadi saksi bagaimana kokohnya perasaan Sehun terhadap Irene dan sebaliknya.

Riuh tepuk tangan membuncah di tengah-tengah ruangan klasik yang telah dihiasi dengan rangkaian bunga mawar putih yang anggun dan harum kala Sehun mencium bibir Irene dengan lembut dan gentle di hadapan semua orang. Suara blitz kamera juga menjadi pengisi suara kiss scene mereka.

"Ready to make twins baby? Boy and girl, I already like it," ujar Sehun pelan setelah mereka selesai berciuman.

"Tonight?" Sahut Irene genit yang membuat Sehun terkekeh puas.

"Sure, prepare your self, honey."

Mereka bergandengan, melangkah melewati karpet merah dengan taburan kelopak bunga yang cantik dan harum. Tawa merekah begitu pula dengan kebahagiaan mereka.

Happy Wedding!

Happy Wedding!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   🍬🍬🍬    

dan yash! this is the end! cotton candy resmi tamat dan jangan rindu, itu berat, kalian gak sanggup :" wkwkwk.

dan buat yang nunggu hunrene marriage life, be patient, aku kehilangan draftku jadi harus ngetik bertahap, mianee~ 

sampai jumpa di 

MALDIVES! 

MALDIVES! 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dan

ITALIA!

Cotton CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang