[COMPLETED]
Jika satu sekolah menyebut Irene es batu abadi, maka Sehun tidak. Di mata pemuda itu, gadis itu terlihat seperti cotton candy. Apalagi jika Irene tengah malu, dia benar-benar terlihat seperti cotton candy. Merah muda, manis, dan lembut...
Irene tengah menyaksikan sebuah acara variety show di televisi meski tanpa minat, sebenarnya. Sendirian di rumah membuat gadis itu bosan bukan kepalang. Belum lagi rasa lapar yang mendera dirinya di kala hujan yang lumayan deras saat ini. Di rumah banyak makanan ringan tetapi Irene sedang ingin makan pizza.
Dia bisa saja memesan makanan cepat saji itu sekarang, hanya saja, dia tidak punya uang. Malang memang, sebab Irene sudah menabung seluruh jajannya bulan ini dan menyisakan ongkos bus saja.
Suara bel rumah menginterupsi aktivitasnya. Dengan malas Irene beringsut turun dari sofa dan segera melangkahkan tungkainya menuju pintu. Dan alangkah terkejutnya Irene mendapati Sehun yang basah kuyup dengan sebuah kantongan plastik di tangannya.
"Sehun! Kenapa kau bermain hujan? Kalau kau sakit bagaimana, hm?!" omel Irene yang disambut dengan senyum tak bersalah dari Sehun.
"Apa boleh buat. Aku sedang tidur siang dan bermimpi kau sedang kelaparan. Makanya aku langsung ke mari. Ini, makanlah," ujar Sehun lalu menyodorkan bawaannya pada Irene.
Irene menatap kantongan plastik yang Sehun sodorkan dan menerimanya dengan bahagia. Rasa marahnya lenyap entah pergi kemana.
"Terimakasih, Sehun-ah!" Ucap Irene semangat setelah itu mengecup singkat pipi Sehun yang basah.
"Aku langsung pergi. Kunci semua pintunya, ya. Sampai jumpa besok, Bae." Sehun segera berlalu tanpa memberikan waktu untuk Irene menyuruh pemuda itu masuk atau sekadar memberikan payung.
Irene menatap kembali kantongan plastik yang ternyata berisi pizza di dalamnya. Gadis itu tersenyum manis kemudian bergumam, "Sehun, aku makin sayang kalau begini terus."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
