Irene berjalan di taman sekolah sambil memeluk beberapa buku di depan dadanya. Sebelum akhirnya Sehun tiba-tiba muncul dan menarik pergelangan tangan kanannya. Irene mencoba memberontak, namun Sehun sama sekali tidak mau mengalah pada gadis itu.
"Hei, apa yang kau lakukan?" Tanya Irene kesal masih seraya menarik tangannya agar lepas dari genggaman Sehun.
Sehun sama sekali tak menjawab. Pemuda itu justru mendorong tubuh Irene agar duduk di salah satu kursi panjang di taman. Dia tiba-tiba berjongkok di hadapan Irene seraya menatap gadis itu dalam-dalam.
Irene yang ditatap seperti itu menjadi salah tingkah sendiri. Dia membuang muka, tapi sama sekali tak beranjak.
Sehun menurunkan pandangannya pada sepatu Irene. Tangan pemuda itu kemudian bergerak mengikat tali sepatu Irene yang ternyata terlepas.
"Kau ini ceroboh sekali. Bagaimana kalau kau tersandung karena tali sepatu mu sendiri? Lututmu bisa terluka nanti," omel pemuda itu sembari mengikat tali sepatu Irene. Wajah pemuda itu terlihat serius, tak seperti biasanya. Membuat Irene gugup setengah mampus.
"Ma--maaf..." lirih Irene pelan yang justru membuat Sehun tertawa ringan.
"Kenapa kau minta maaf, hm? Lain kali perhatikan tali sepatu mu, ya?"
Sehun bangkit berdiri, mencubit pipi kanan Irene dan berlalu dengan kedua tangan berada di saku. Meninggalkan Irene with her rosy cheeks.
🍬🍬🍬
KAMU SEDANG MEMBACA
Cotton Candy
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Jika satu sekolah menyebut Irene es batu abadi, maka Sehun tidak. Di mata pemuda itu, gadis itu terlihat seperti cotton candy. Apalagi jika Irene tengah malu, dia benar-benar terlihat seperti cotton candy. Merah muda, manis, dan lembut...
