28─piggy back

2.7K 500 6
                                    

Sehun itu hafal betul sikap-sikap Irene. Selama tiga bulan ini, aktivitasnya adalah memperhatikan Irene. Jadi dia tahu jika ada sesuatu yang berbeda dengan Irene.

Seperti hari ini. Bel pulang sudah berbunyi lima belas menit yang lalu. Tetapi Irene sama sekali tak bergerak. Gadis itu duduk dengan lemas di kursinya seraya memegangi perut bagian bawahnya. Dahinya dia tempelkan di atas meja.

Sehun selalu pulang setelah gadis itu naik ke dalam bus, sehingga pemuda itu juga belum pulang. Tadinya, dia berniat menunggu Irene bergerak. Namun, kondisi kelas yang mulai kosong membuatnya bisa mendengar suara rintihan dari bibir gadis itu.

Sehun segera menghampiri Irene dengan cemas. Ada apa dengan Irene?

"Irene, kau baik-baik saja?" Tanya Sehun khawatir. Pemuda itu menarik kursi ke sebelah gadis itu lalu mengusap-usap punggung Irene lembut.

"Ada apa denganmu?" Tanya Sehun lagi karena Irene belum kunjung menjawabnya.

"Hm... Aku hanya merasa nyeri," lirih Irene pelan.

"Mau ke UKS?" Pertanyaan Sehun segera mendapat gelengan dari Irene. Gadis itu lantas menegakkan kepalanya kemudian memakai ranselnya.

"Aku baik-baik saja," tandas Irene kemudian bangkit berdiri masih sambil memegangi perutnya.

Sehun semakin cemas setelah melihat bagaimana gadis itu kepayahan saat berjalan sambil menahan rasa nyeri di perutnya. Lantas Sehun menggendong ranselnya di depan dan menyusul Irene.

Dia mengeluarkan jaketnya dari dalam tas kemudian memberikannya pada Irene.

"Pakai ini di pinggangmu." Suruhnya, Irene yang merasa malas menolak alhasil menurut saja dengan suruhan Sehun. Dia mengikat lengan jaket itu ke pinggangnya.

"Ayo, naik ke punggungku." Irene sedikit terkejut saat Sehun tiba-tiba berjongkok di depannya.

"Tapi..."

"Sudah ayo cepat."

Irene akhirnya kembali menurut dan membiarkan tubuhnya digendong oleh Sehun. Gadis itu berusaha menyembunyikan wajahnya dengan menempelkan dahinya di pundak lebar Sehun.

"Kalau kau sakit, katakan saja," ucap Sehun dengan nada bicara naik seperempat oktaf. Irene hanya diam, perutnya terlalu sakit untuk memberontak.

"Perutku nyeri karena aku mau datang bulan."

Setelah mendengar perkataan Irene, Sehun jadi diam. Dia tak tahu harus berkata apa kalau sudah mengenai hal itu.

🍬🍬🍬

Cotton CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang