[COMPLETED]
Jika satu sekolah menyebut Irene es batu abadi, maka Sehun tidak. Di mata pemuda itu, gadis itu terlihat seperti cotton candy. Apalagi jika Irene tengah malu, dia benar-benar terlihat seperti cotton candy. Merah muda, manis, dan lembut...
Irene menatap Sehun yang tengah merapikan barang-barangnya. Bel istirahat baru saja berbunyi nyaring sehingga kelas begitu berisik. Irene menarik napas dalam-dalam, tak menyangka mengajak pacar sendiri makan siang bersama sesulit ini.
Kembali Irene menatap Sehun dan kini pemuda itu sudah berjalan berdampingan dengan kawan-kawannya. Irene menghela napas sedih, memandang dengan bibir cemberut dua kotak bekal yang dia siapkan pagi tadi. Sepertinya dia harus menghabiskannya seorang diri kali ini.
Tapi tekad Irene sudah bulat. Dia harus mengajak Sehun makan siang bersama. Harus!
Alhasil, gadis itu segera menyusul Sehun yang sekiranya belum jauh dari kelas. Dan benar saja, Irene masih bisa melihat sosok Sehun tengah berjalan di koridor.
"Sehun!" panggil gadis itu lantang, dia tak sadar ada banyak orang yang kini memandangnya dengan takjub di sana. Yang dipanggil menoleh dan sedikit terperangah dengan Irene yang berdiri sembari tersenyum manis di tengah koridor. Menjadi tontonan live bagi siswa-siswi lainnya. Pertama kalinya, mereka melihat senyum milik Bae Irene.
Tetapi, alih-alih Irene yang merasa malu justru Sehun sendiri yang memerah wajahnya. Pemuda itu berjalan dengan jantung berdegup menghampiri Irene yang masih setia dengan seulas senyuman manisnya.
"Ada apa?" Tanya Sehun sok cuek, padahal saat ini jantungnya nyaris copot.
"Ayo makan siang bersama. Aku sudah buatkan bekal untukmu," ujar Irene seraya memperlebar senyumannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sehun mengangguk cepat lalu menarik dan menyembunyikan Irene dibalik tubuhnya.
"Hei, ada apa?" Tanya Irene polos melihat gelagat Sehun yang tiba-tiba aneh.
"Kenapa kau tersenyum? Senyummu itu hanya aku sendiri yang boleh melihatnya."
