9. Sekilas Memori

32 12 8
                                    

PEMBACA YANG BAIK ADALAH PEMBACA YANG MENGHARGAI KARYA PENULISNYA

"I loved you from the start
So it breaks my heart
When you say I'm just a friend to you"

Senja Rahina

-Senja dan Seberkas Cerita-

Mobil Kelvin melaju membelah keramaian kota Surabaya. Kota berjuluk kota pahlawan itu tak mengenal kata lengang. Apalagi sekarang menginjak waktu malam, dimana orang-orang pulang dari pekerjaannya. Deretan toko kecil yang berjejer di pinggiran jalan satu persatu mulai tutup. Langit yang semula jingga berubah menjadi hitam kelam. Cahaya bintang di angkasa berpadu apik dengan temaram lampu yang menyala di kota itu.

Kelvin mengendarai mobilnya dengan kecepatan konstan. Ia mengerling pada gadis yang duduk disamping jok pengemudi. Gadis itu sibuk mengutak-atik ponsel digenggamannya. Guna mengusir keheningan yang tercipta, Kelvin lantas menghidupkan tape di mobilnya. Sebuah lagu berjudul Sorry milik Justin Bieber mengalun merambati gendang telinga keduanya.

"Masih marah?" Tanya Kelvin.

Gadis yang ia ajak berbicara seperti acuh dengan pertanyaan Kelvin. Senja masih kesal karena Kelvin meninggalkannya tadi, padahal ia sudah meneriakinya agar dia mau menunggu Senja yang berada dibelakang, namun Kelvin tak menggubrisnya sama sekali. Biar dia tau rasa bagaimana rasanya orang ngomong tapi dicuekin.

"Maaf Senja Rahina,"

Senja menghela nafas, segala rasa kesal yang bercokol dihatinya luluh hanya karena mendengar kalimat itu disebut. Usahanya untuk mendiamkan Kelvin harus ia urungkan. "Iya gue maafin," ucapnya dengan nada ketus.

"Tapi kok nadanya kaya nggak ikhlas sih," kata Kelvin sembari memfokuskan diri pada kemudi.

"Iya, Kelvin. Senja udah maafin kok," Senja mengakhiri kalimatnya dengan lengkungan di bibirnya membuat lesung pipinya terlukis.

Kelvin mengacak rambut Senja gemas menggunakan salah satu tangannya. "Nah gitu dong,"

Senja menaruh ponselnya pada dashboard. Matanya menemukan sebuah foto yang juga tergeletak disana. Ia lalu mengambil foto tersebut, memandanginya dengan seksama. Dalam benaknya terdapat ribuan kalimat tanya mengenai sosok gadis yang ada difoto tersebut. Ia menoleh pada Kelvin.

"Vin, cewek ini siapa?" Senja menunjuk foto seorang cewek dengan telunjuknya. Kelvin melirik kemudian melemparkan kembali pandangannya pada jalanan. Ia menerawang jauh, otaknya kembali memproyeksikan kilasan kenangan yang terjadi di masa lalu antara dirinya dan gadis itu.

"Dia mantan gue,"

Senja mengangguk anggukan kepalanya, mulutnya membentuk huruf O. Ia tentu paham makna kata mantan yang Kelvin maksud, yaitu mantan pacar. "Ohh, udah berapa lama pacaran?"

"Seharusnya kita masih pacaran sampai sekarang. Nggak pernah ada kata putus diantara kita,"

Senja menautkan alisnya, "Bentar deh, tadi lo bilang dia mantan lo, tapi kok nggak pernah putus sebelumnya,"

"Dia udah meninggal, Ra,"

Senja membulatkan matanya. Ia salah menanyakan hal ini pada Kelvin. Harusnya ia diam saja ketika melihat foto itu. Pelan-pelan, Senja memandang Kelvin dari samping, raut wajah cowok itu berubah drastis. Dan Senja merasa bersalah.

Lama keadaan itu menyelimuti keduanya. Tidak bisa seperti ini, Senja harus mengalihkan perhatian Kelvin yang terlanjur berkelana terlalu jauh. Ia tau Kelvin masih belum sepenuhnya mengikhlaskan sosok gadis itu. Dapat dilihat dari air mukanya yang sarat akan kepiluan.

Senja dan Seberkas CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang