24. Lebih Baik Diam

16 4 6
                                    

PEMBACA YANG BAIK ADALAH PEMBACA YANG MENGHARGAI KARYA PENULISNYA

•••

Note: Sebelumnya, aku minta maaf jika ada kesalahan terkait dengan latar tempat di cerita ini. Jujur, aku belum pernah ke KBS sebelumnya, jadi nggak tau persis bagaimana keadaan disana. Aku nulis ini benar benar modal browsing doang. Jadi mohon koreksinya apabila ada yang kurang tepat. Aku akan sangat berterima kasih atas saran dan kritik yang membangun dari kalian.

•••

“Beberapa saat setelah kepergianmu
Aku semakin sadar, bahwa kehilangan lagi-lagi menggores luka baru
Nyatanya rindu ini masih setia menanti tuannya datang
Bukan hanya sekedar singgah, namun benar-benar pulang
Tak perlu permintaan maaf dari kedua belah bibirmu yang ku dengar
Cukup kembali ke sisiku maka aku akan tegar”

Syair Puan untuk Sang Tuan

-Senja dan Seberkas Cerita-

Setelah berkendara selama lima belas menit, Senja dan Kelvin pun sampai di kebun binatang yang berlokasi di Jalan Setail, Kecamatan Wonokromo, Surabaya. Kebun Binatang Surabaya atau yang disingkat dengan nama KBS adalah salah satu kebun binatang yang populer di Indonesia dan pernah menjadi yang terlengkap se-Asia Tenggara. Kebun binatang yang dibangun pada lahan seluas 15 hektar ini memelihara setidaknya 351 spesies satwa berbeda. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kebun binatang akan ramai pengunjung terutama ketika hari libur.

Demi mendapatkan dua lembar tiket masuk, Senja dan Kelvin harus rela mengantri cukup lama. Perjuangan itu langsung terbayarkan begitu mereka memasuki area kebun binatang dan disambut oleh pemandangan burung bangau yang bergerombol ditepi kolam.

Dengan antusias, Senja menarik tangan Kelvin guna mengajak cowok itu mendekat. Gadis itu tersenyum riang layaknya anak usia tujuh tahun yang baru pertama kali diajak piknik oleh orang tuanya. Memang untuk ukuran orang yang tinggal di Surabaya sejak kecil, Senja termasuk jarang pergi kesini. Jika dihitung hitung mungkin kunjungannya ini adalah yang ke dua kalinya. Kunjungan yang pertama itu saat dia masih duduk di taman kanak-kanak.

Senja meraih kamera yang menggantung dilehernya. Ia mengatur lensa kemudian memotret sekawanan burung bangau yang asik berjemur. Kelvin yang berdiri disampingnya hanya diam, kelewat serius memperhatikan si gadis. Ia memandangi wajah Senja dari samping. Senja selalu terlihat cantik dimata Kelvin. Kulit wajahnya putih bersih, matanya bulat jernih, alisnya tebal, dan yang terpenting dari semua itu adalah bibirnya yang begitu cantik saat tersenyum. Meski telah berulang kali memperhatikan pahatan wajah itu, nyatanya Kelvin tak pernah bosan. Ia mengaku kalah pada pesona gadis itu.

Sibuk memotret disana-sini tidak membuat kadar kepekaan Senja pada sekitarnya berkurang. Gadis itu sadar bahwa dirinya menjadi objek pengamatan Kelvin sedari tadi. Tanpa aba-aba ia membalik tubuhnya kesamping dan membidik wajah Kelvin menggunakan kameranya.

Cekrek..

Sebuah foto Kelvin dengan mulut sedikit terbuka dan mata membulat sempurna berhasil Senja dapatkan.

“Duh fokus banget sih liatin guenya,” cibir Senja sambil menunjukkan hasil jepretannya pada Kelvin.

Kelvin mengendikkan bahu, menghiraukan Senja yang sedang menertawai ekspresi konyolnya.

“Kepedean lo,” Dia menoyor dahi Senja dan beranjak pergi.

Senja berhenti tertawa. Ia buru-buru menyimpan kamera didepan dada. Diperhatikannya punggung Kelvin yang sudah berada jauh didepan.

Senja dan Seberkas CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang