8. Teka-Teki

33 10 10
                                    

PEMBACA YANG BAIK ADALAH PEMBACA YANG MENGHARGAI KARYA PENULISNYA

"Kakiku harus cukup kuat agar sanggup mengimbangi kemana keadaan membawaku berlabuh"

Erythrina Hernandia

"Dari senja aku tau satu hal bahwa sesuatu yang indah hanya berlangsung sementara dan menghilang setelahnya"

Kelvin Maheswara

-Senja dan Seberkas Cerita-

"Woy Rel, ngelamun mulu kredit mobil lo belum lunas?" Tanya Arjun melawak. Farel masih bergeming enggan menanggapi lawakan Arjun. Tangan Farel mengetuk-ngetukkan pulpen yang ia gengam hingga menghasilkan sebuah bunyi.

Suasana kelas XI-5 benar-benar tidak dapat dikatakan tenang. Seperti kelas lainnya jika ada guru yang berhalangan masuk maka murid murid tentu tidak menyia-nyiakannya. Beberapa dari mereka asyik bercengkrama dengan teman sebangkunya, ada juga yang malah bermain mobile legend di pojok ruangan.

Arjun sedaritadi memperhatikan sikap sahabatnya yang berbeda dari biasanya. Farel menjadi lebih murung, seperti sedang melamun. Arjun sadar jika ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu. Ia pun memberanikan diri untuk membuka percakapan.

"Kalo ada masalah cerita sama kita, Rel. Siapa tau kita bisa bantu,"

Oksan yang sedang bermain mobile legend segera mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Suara Arjun cukup keras hingga telinganya mampu menangkap suara tersebut.

"Gue ngerasa kalo Nandia kaya ngejauhin gue akhir-akhir ini," ucap Farel jujur. Pandangan mata cowok itu belum beranjak dari buku matematika yang tergeletak di atas meja. Walaupun begitu pendar kesedihan tergambar jelas pada kedua manik mata hitam miliknya. Ada sorot luka yang tersiratkan disana.

"Masa sih? Perasaan Nandia biasa biasa aja kok," ungkap Oksan seraya menutup aplikasi mobile lagend di ponselnya lalu meletakkannya dimeja, bersiap mendengar penuturan Farel. Ia menyingkirkan beberapa buku yang tergeletak di atas meja dan melipat kedua tangannya disana.

"Kalo sama kalian sih biasa aja, tapi kalo sama gue beda,"

"Maksudnya Nandia lagi ngambek gitu sama lo?" Tanya Arjun.

"Kayaknya sih gitu,"

"Emang sebelumnya lo apain dia?"

"Ehh, broo apain apa nih maksudnya?" Serobot Oksan. Ia menaikkan salah satu alisnya membentuk seringai.

Melihat gelagat Oksan, Arjun menoyor kepala Oksan hingga sang empunya mengaduh kesakitan. "Lo mah pikirannya kemana-mana. Kebanyakan nonton film 20+ sih," cibir Arjun. Oksan mengelus-elus kepalanya, ia memayunkan bibirnya membuat Arjun yang melihat semakin mual dan ingin menendangnya ke Antartika.

"Gausah sok cute. Lama-lama gue jijik sama lo," ketus Arjun.

"Oke oke, balik ke topik. Jadi apa yang terjadi sama kalian sebelum lo ngerasa Nandia kaya ngejauh dari lo?" Tanya Oksan. Ia mengalihkan otaknya pada mode fokus.

"Gue nggak ngapa-ngapain kok. Setelah kita jalan-jalan bertiga di mall, dia jadi berubah,"

Arjun dan Oksan kompak mengernyit. "Bertiga? Yang satunya siapa?" Kata keduanya bersamaan.

"Sama Senja juga waktu itu," terdengar helaan nafas dari Oksan. Cowok itu menepuk bahu Farel.

"Nandia itu cemburu sama lo dan Senja,"

Senja dan Seberkas CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang