3

36 4 0
                                    

"Ma sudah Nayra balikin piringnya" ucap Nayra kepada mamanya.

"Iya" jawab mama.

"Eh dek, gimana sekolahmu?" tanya kak Yuda saat diruang keluarga.

"B aja" jawab Nayra singkat sambil duduk disebelah kakaknya.

"Kebiasaan ya mulutmu kalau diajak omong sama kakanya kayak gitu, ya gimana mau dapet cowok kalau mulut gak ada lembut-lembutnya" ceramah kak Yuda.

DEG!

"Kok kata kak Yuda sama Bagas sama sih?  Emang mulut gue pedes banget ya?" batin Nayra.

"Mau pukulan apa?" tanya Nayra dan bersiap menonjok kakaknya itu.

"Yagini ilmu taekwondo nya disalah gunain, udah sana belajar" perintah kakaknya.

"Masih sore, nanti aja lah belajarnya kak" tawar Nayra.

"Dasar, diberitahu juga aja masih nawar" jawab Yuda.

"Kakak sana cepet nikah biar ada yang merhatiin" goda Nayra sambil memakan cemilan.

"Tenang aja, kakak udah ada calon" jelas Yuda lagi.

"Enakin kak" balas Nayra.

"Lo sana belajar yang pinter dulu baru nyari cowok" perintah kak Yuda.

"Tau ah, Nayra ke kamar dulu" pamit Nayra.

*****

Keesokan harinya, Nayra berangkat ke sekolah dengan pak Hendri, sopirnya. Kebetulan motornya dipakai mamanya untuk ke butik.

"Ayo pak berangkat" ajak Nayra.

"Iya non saya panaskan dulu mesinnya" ucap pak Hendri.

"Oh yaudah agak cepet ya pak" ucap Nayra.

"Cuma bentar kok non" jawab pak Hendri.

Setelah 5 menit pak Hendri memanaskan mesin mobil. Segera Nayra memasuki mobil dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.

******

Bel masuk berbunyi. Semua siswa masuk ke kelas masing-masing. Untuk kelas A jam pertama adalah jam olahraga dan para siswa menuju ke lapangan.

"Selamat pagi anak-anak" sapa pak Gibran, guru olahraga.

"Selamat pagi pak" ucap semua siswa serentak.

"Materi kali ini lari keliling lapangan basket" jelas pak Gibran.

"Alah pak"

"Lo pak"

"Pak jamkos aja"

"Pak sepak bola"

"Pak 0-0 pak"

"YaAllah pak"

"Gak seru pak sumpah"

"Gua mah siap-siap aja"

"Aku tuh gabisa diginiin"

"Kalau lari bersamamu sih mau pak"

"Turuti aja perkataan bapak atau kalian gak ada nilai PJOK!" jelas pak Gibran tegas.

Nayra hanya diam, tak berkata satu kata pun. Ia mencoba untuk mendengarkan nasihat kakaknya. Sepertinya perkataan Bagas cukup berhasil mematahkan hati Nayra yang kuat itu.

"Saya absen dulu" ucap pak Gibran.

"Aji Pamungkas?"

"Hadir pak"

"Anastasya Trikara De...wanti?"

"Saya pak"

"Bagaskara Raswidian?"

Love In JapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang