27

15 1 0
                                    

"Kenapa!"

"Kenapa adnan kembali disaat gue mulai suka sama alan?"

"Apa yang harus gue perbuat?"

"Gue tahu mereka kembar, tapi perasaan gue bisa bedain antara kalian dan perasaan gue udah berubah nan!"

"Yallah, nayra bingung. Bagaimana ini?"

"Adnan!"

"Adnan kembali!"

"Bagas?"

"Kenapa semua datang disaat waktu yang sama?"

"Disisi lain gue gak mau nyakitin bagas yang udah sayang gue, satu lagi alan yang udah ngejaga gue, buat gue nyaman dan gantiin sosok adnan selama ini, dan sekarang? Adnan datang dengan rasa yang sama?"

"Maaf nan, perasaanku sudah berubah"

"Aku....aku mencintai alan, bukan kamu adnan"

Nayra menangis lirih. Ia tak mau paman mendengar isakannya.

Nayra segera berdiri dan membasuh dirinya dibawah shower air hangat. Mungkin dengan ini bisa menghilangkan rasa penat dikepalanya.

Keesokan harinya, nayra terbangun dengan mata yang sembab sehabis menangis dan kepalanya yang terasa pening membuatnya tak bisa mengikuti kuliah hari ini.

"Aduh, kepala pusing banget" keluh nayra pelan

Sedangkan bibinya mengetuk pintu daritadi tak ada sahutan.

"Nayra! Apa kau sudah bangun?" tanya bibi dari luar

"Ah ya sudah tante" jawab nayra sedikit berteriak

"Segera turun dan sarapan" perintah bibinya

Nayra segera menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya. Kemudian sedikit ia poles wajahnya dengan make up untuk menutupi matanya yang sembab.

Selepas itu nayra segera turun ke bawah untuk sarapan bersama paman dan bibinya.

"Ayo sarapan, nay" ajak bibinya

"Iya tante"

Mereka sarapan dengan keheningan, semuanya fokus terhadap makanan masing-masing tanpa berbicara sepatah katapun.

Selesai minum, bibi nayra yang bernama seiza itu membereskan beberapa piring kotor.

"Nayra masuk kuliah jam berapa?" tanyanya disela-sela mencuci piring

"Maaf tante, nayra hari ini gak masuk" jawab nayra santai

"Loh kenapa?"

"Gak enak badan tan," jawab nayra menahan pusingnya

"Loh? Kenapa gak ke dokter aja? Tante anterin"

"Gak usah tan, cuma pusing aja besok udah sembuh kok, kalau gitu nayra izin ke atas dulu" nayra bergegas menuju kamarnya

"Yasudah nanti tante kasih obat"

Nayra segera merebahkan tubuhnya di ranjang. Memejamkan matanya untuk menghilangkan rasa pusing yang tersisa.

Nayra's phone is ringing

"Aduh siapa sih telpon pagi-pagi" gerutu nayra kesal dan mengambil ponselnya diatas nakas dengan malas

"Aduh alan, ngapain sih?"

Segera nayra menggeser layarnya ke arah tombol hijau untuk  menjawab panggilan.

Nayra diam, membiarkan alan yang membuka pembicaraan dahulu.

"Hallo?" ucap alan

"Hm" jawab nayra singkat

"Nay? Lo gak papa kan?"

"Ya jelas gue kenapa-napa lah" batin nayra kesal

"Gak papa" jawab nayra berbohong

"Yang bener? Kok gue gak lihat lo di kampus?" tanya alan khawatir

"Kepo" jawab nayra ketus

"Nay, please. Maafin gue sama adnan"

"Hm" nayra benar-benar belum bisa menata hatinya sendiri dan sangat kesal dengan keduanya karena memberi fakta yang sangat terlambat

"Nay, kok lo jawabnya singkat sih" ucap alan kesal

"Yaudah jangan bicara"

"Nay gue tahu lo marah, tapi semuanya udah kejadian"

"Terus gimana sama perasaan gue lan?" nayra benar-benar belum bisa menerima kenyataan

"Ya emang" lagi-lagi nayra menjawab singkat

"Terus kenapa lo masih jutek gitu?" tanya alan lembut

"Emang gue gini"

"Gak, gue udah kenal lama sama lo" jawab alan geram

"Katakan lo dimana sekarang!" alan tak bisa tinggal diam, ia harus menemui nayra

"Di rumah"

Nayra langsung menutup panggilan dari alan dan menaruh ponselnya disembarang tempat.

"Lah kan gue gak tahu rumah lo disini nay!" ucap alan kesal

"Gue harus cari alamat lo dimana"

"Maafin gue, gue tahu lo masih shock dengan semua ini nay"

****

"Nan, nayra marah" ucap alan ketika menemui adnan sedang membaca buku di taman

"Iya gue tahu" jawab adnan santai

"Kok lo santai banget sih, itu pacarlo"

"Ya gue gak tahu nayra anggep gue apa setelah gue gak ada" jawab adnan tak peduli

"Ya kejar atau apa kek" ucap alan tegas

"Lo tahu kak, tatapan nayra ke gue itu udah beda, yang gue lihat itu tatapan kecewa dan gue tahu sifat nayra kalau udah dikhianati pasti sulit percaya lagi" ucap adnan sedih

"Ya itu tergantung usaha lo gimana balikin nayra seperti dulu, masa iya lo diem aja payah lo!" ucap alan lalu meninggalkan adnan begitu saja

"Emang gue payah kak, gue udah ninggalin nayra begitu lama dan gue muncul tiba-tiba kayak orang gak bersalah, maafin gue nay. Tapi gue janji, gue akan kembali" adnan bertekad bulat

Love In JapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang