24

15 1 0
                                    

Dua bulan kemudian

Keluarga nayra memutuskan dirinya untuk melanjutkan pendidikan di jepang karena memang kebetulan paman nayra dosen disana. Jadi semua kebutuhan mulai dari tempat tinggal sampai transportasi pun sudah terjamin.

Hari ini adalah hari pertama ia kuliah. Nayra mengambil jurusan industri yang memang terdengar aneh jika seorang wanita mengambil jurusan ini, sedangkan biasanya mengambil jurusan psikologi atau dunia fashion.

"Huh, mengawali hari pertama di negeri orang" ucap nayra menghirup udara segar di pagi hari

Nayra berjalan menuju kampusnya. Ia berjalan menyusuri jalanan yang penuh manusia. Kendaraan pun jarang terlihat apalagi polusi udara.

Sungguh beruntung nayra kuliah disini. Dirinya memiliki banyak pengalaman, terutama kehidupan mandiri. Sekarang ia melakukan semuanya dengan sendiri, mulai dari memasak hingga mencuci.

Tak lupa dengan kemampuan taekwondonya. Masih ia asah disini dengan mengikuti club. Jadi kemampuannya tidak akan hilang.

Setelah sampai didepan kampus, ia memandang gedung pencakar langit itu dengan tatapan kagum, kaget persisnya.

Bagaimana tidak. Gedung kampusnya sangat megah dicampur dengan arsitektur lokal seperti klenteng. Didominasi dengan warna merah dan hitam dan dengan suasana yang cerah.

Kampus yang sedang nayra masuki merupakan salah satu akulturasi dengan budaya china. Bahkan disana terdapat prodi khusus bahasa mandarin dan bahasa kenji.

Bahkan disana sulit dibedakan mana orang china dan mana yang orang jepang. Namun untuk nayra jelas sekali bahwa wajahnya sangat khas indonesia apalagi dengan kulit sawo matangnya.

Nayra berjalan menuju kelasnya dan menduduki disalah satu kursi dua baris dari belakang.

"Good morning" sapa nayra kepada teman sebangkunya

"Good morning too?"

"Ah my name is nayra, i come from indonesia"

"My name is lee hyun ah, you can call me lee" sapa balik wanita berambut pirang berwajah korea itu

"Ah ya lee" ucap nayra tersenyum

Setelah jam kuliah selesai, nayra segera kembali ke tempat pamannya.

Kala itu hari sudah malam, ia berjalan sendirian. Namun, nayra merasa ada yang mengawasi, segera mungkin nayra berlari.

Dan dugaannya benar, seseorang berbaju hitam dan sebuah topeng mengejarnya. Nayra panik, ia tak bisa berlari lebih cepat lagi.

Ketika ia sedang berlari, pria itu berhasil menangkap pergelangan tangan nayra. Sontak nayra meronta untuk dilepaskan.

"Help me" teriak nayra dengan keras

"Cobalah berteriak nona" ucap pria itu.

Tunggu, itu suara seseorang yang pernah ia dengar.

Nayra tak ambil pusing segera ia menangkis tangan pria itu dan menekuknya hingga kesakitan.

Pria itu kewalahan menghadapi atlet taekwondo itu. Akhirnya ia mengaku kalah dan memohon ampun pada nayra.

"Ampun nay, ampun" ucap pria itu.

"Nay? Lo kenal gue?" tanya nayra heran

Segera nayra membuka topeng itu dan nayra sontak langsung melepaskan cekalannya.

"Astaga bagas, gila lo" ucap nayra kesal

"Hehehe maaf nay gue nguntitin lo" jawab bagas dengan cengiran tak bersalah

"Lo kok di jepang sih? Bukannya di indonesia ya?" tanya nayra penasaran

"Ya kebetulan bokap gue kerja disini, jadi gue sekalian aja kuliah disini"

"Jangan-jangan lo sekampus sama gue!" ucap nayra sinis

"Emang iya" jawab bagas santai

"Astaga gas, apaan lagi sih harus sekampus sama lo. Gak disini gak di indo, arrghhh" ucap nayra geram dan berjalan pelan menuju rumah pamannya

"Eh nay lo tinggal dimana?" tanya bagas sambil menyamakan langkah dengan nayra

"Bukan urusan lo" ucap nayra kesal

"Yaelah nay, jangan jutek mulu atuh" bagas kewalahan menghadapi sikap nayra yang juteknya minta ampun

"Bodo amat" ucap nayra lalu berjalan lebih cepat

"Eh nay tunggu!" panggil bagas

"Kenapa tiap gue kesana kemari ketemu sama cowok muka comberan itu!" gerutu nayra sambil menghentakkan kakinya dengan keras

"Gue akan ndapetin lo lagi nay" ucap bagas melihat nayra semakin pergi menjauh

Love In JapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang